Makalah Ilmu Pendidikan ( Pendidikan dalam sebuah Sistem)



MAKALAH
PENDIDIKAN DALAM SEBUAH SISTEM






Disusun Oleh : Tafrikhatul Unsa
 FAKULTAS: TARBIYAH
PRODI         : PAI

INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI CILACAP
TAHUN AJARAN 2016/2017




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Dalam sistem pendidikan nasional, peran dan tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat sangat diperlukan untuk terciptanya pendidikan nasional yang bermutu.
Lingkungan keluarga adalah tempat anak dilahirkan. Waktu baru lahir anak dalam keadaan lemah, disinilah pertama kali ia mengenal nilai dan norma. Pendidikan keluarga berfungsi untuk memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial dan religius.
Lingkungan sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Disekolah ia mendapatkan pendidikan yang intensif, disinilah potensi anak akan ditumbuh kembangkan. sekolah merupakan tumpuan dan harapan orang tua, masyarakat, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan ketiga setelah lingkungan keluarga dan sekolah. Di lingkungan masyarakat anak mendapat pendidikan melalui pendidikan masyarakat inilah anak akan dibekali dengan penalaran, ketrampilan, dan sikap makarya, sering juga pendidikan di masyarakat ini dijadikan upaya mengoptimalkan perkembangan diri.
( latar belakang mencakup mengapa makalh ini dibuat dan materi)
B.     Rumusan masalah
1.      Apakah pendidikan itu? (apakah pendidikan keluarga sekolah, dan masyarakat itu)
2.      Apa saja faktor-faktor  pendidikan? (hilangkan)
3.      Bagaimana peranan keluarga, sekolah, masyarakat dalam pendidikan?
4.      Apa saja tanggung jawab lembaga pendidikan itu? (bagaimana hubungan antara pendidikan keluarga, masyarakat , dan sekolah)



C.     Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu pendidikan selain itu, ada beberapa tujuan lain diantaranya ialah :
1.      Untuk mengetahui apa pendidikan dan faktor-faktor yang berkaitan dengan pendidikan
2.   Untuk memahami dan melaksanakan peran dan tanggung jawab keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pendidikan (tujuan mencakup kematangan berfikir merujuk pada rumusan masalah)















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian pendidikan
Pendidikan dalam arti yang sederhana sering di artikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaannya.
Pendidikan atau peadagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Menurut Ki Hajar Dewantoro pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.[1]

B.     Faktor-faktor pendidikan
Dalam proses pendidikan ada pendidik yang berfungsi sebagai pelatih, pengembangan, pemberi atau pewaris. Kemudian terdapat bahan yang dilatihkan, dikembangkan, diberikan dan diwariskan yakni pengetahuan, ketrampilan, berfikir, karakter yang berupa bahan ajar, serta ada murid yang menerima latihan, pengembangan, pemberian, dan pewarisan pengetahuan, ketrampilan, pikiran, dan karakter.
Ada beberapa faktor yang tidak dapat dipisahkan dengan faktor-faktor lainnya karena semuanya saling mempengauhi.
1.      Faktor tujuan
Tujuan yaitu sesuatu yang hendak dicapai oleh manusia baik secara abstrak sampai berbentuk rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.
Fungsi tujuan bagi pendidikan
a)      Sebagai arah pendidikan
b)      Arah atau jalan usaha yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
c)      Tujuan sebagai titik akhir
d)     Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain
e)      Memberi nilai kepada usaha yang dilakukan
2.      Faktor pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik.  Menurut Dwi Nugroho Hidayanto pengertian pendidik ini meliputi orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, pemimpin agama.
3.      Faktor anak didik
Dalam pengertian umum, Anak  didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.
4.      Faktor alat pendidikan
Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu. Dalam pengertian yang luas, alat pendidikan meliputi juga faktor-faktor pendidikan yang lain seperti tujuan, pendidik, anak didik, dan lingkungan pendidikan bila  faktor-faktor tersebut digunakan dan direncanakan dalam perbuatan atau tindakan mendidik.
Alat-alat pendidikan berupa perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan yang secara konkret dan tegas dilaksanakan, guna menjaga agar proses pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil.
5.      Faktor lingkungan
Menurut Sartain ( Ahli psikologi Amerika), yang dimaksud dengan lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan, dan proses kehidupan.[2]

C.     Peranan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pendidikan
1.      Peranan Keluarga Dalam Pendidikan
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia di lahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.
Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan ketrampilan dan pendidikan kesosialan, seperti tolong menolong, bersama-sama menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan ketentraman rumah tangga dan sejenisnya.[3]
Peranan keluarga sebagai lembaga pendidikan semakin tampak dan penting.Peranan keluarga terutama dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan kepribadian.
Pendidikan keluarga berfungsi:
a.       Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
b.      Menjamin kehidupan emosional anak
c.       Menanamkan dasar pendidikan moral
d.      Memberikan dasar pendidikan sosial
e.       Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak[4]
2.      Peranan sekolah dalam pendidikan
Peranan sekolah dalam pendidikan salah satunya merupakan bagian dari pendidikan keluarga.orang tua mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. Sekolah juga memberikan pendidikan untuk kehidupan di masyarakat yang belum tentu didapat dari rumah, hal yang paling utama yaitu peran sekolah untuk mencerdaskan anak bangsa dengan melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mencerdaskan dan pengetahuan. Selain itu disekolah diberikan pelajaran mengenai etika, keagamaan, membedakan yang benar dan salah dan sebagainya.
Berkenaan dengan peranSekolah dalam pendidikan itulah, maka sekolah dalam lembaga pendidikan mempunyai sifat-sifat antara lain: tumbuh sesudah keluarga, lembaga formal, dan lembaga pendidikan yang tidak kodrati.

3.      Peranan masyarakat dalam pendidikan
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ke tiga setelah pendidikan di lingkungan keluarga dan pendidikan di lingkungan sekolah.
Dilihat dari ruang lingkup masyarakat, banyak dijumpai keanekaragaman bentuk dan sifat masyarakat. Namun justru keanekaragaman  inilah yang dapat memperkaya budaya bangsa Indonesia. Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana asas pendidikan seumur hidup. Segala pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dilingkungan pendidikan keluarga dan di lingkungan sekolah akan dapat berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat.
      masyarakat mempunyai peran yang besar dalam melaksanakan pendidikan nasional. Peran masyarakat itu antara lain: menciptakan suasana yang dapat menunjang pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan non pemerintah (swasta) membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Peranan masyarakat tersebut dilaksanakan melalui jalur-jalur:
a.       Perguruan swasta
Perguruan swasta yaitu usaha-usaha dari masyarakat yang secara langsung mengelola dan menyelenggarakan pendidikan formal.Perguruan swasta dapat menyelenggarakan semua jenis dan jenjang pendidikan, kecuali pendidikan kedinasan dilingkungan pemerintahan.
b.      Dunia usaha
     Hubungan dunia usaha dengan pendidikan dapat dilihat dari dua segi yaitu:
1)      Dunia usaha sebagai konsumen pendidikan, dalam arti dunia usaha memanfaatkan dan mengambil dari hasil pendidikan yang berupa lulusan.
2)      Dunia usaha sebagai pengembang dan pelaksana dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.
Peranan dunia usaha dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dapat dilakukan  dengan berbagai cara, seperti misalnya:
a)      Melakukan sistem magang.
b)      Membentuk konsorsium pengadaan dana yang dapat di manfaatkan untuk usaha-usaha pendidikan.
c)      Menyediakan fasilitas untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.
d)     Mengadakan latihan prajabatan dan penataran.
e)      Mengadakan progam pendidikan kemasyarakatan seperti wajib progam  pendidikan minimum untuk karyawan.
f)       Mengadakan kerjasama dengan sekolah-sekolah kejuruan dan lembaga pendididikan lainnya.
Peranan dan partisipasi dunia usaha dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional perlu di atur dan di kelola dengan peraturan perundang-undangan oleh pemerintah agar peran sertanya lebih efektik dan efisien.
c.       Kelompok profesi
Peranana kelompok profesi dalam sistem pendidikan nasional antara lain adalah :
1)      Merencanakan dan menyelenggarakan latihan keterampilan dan keahlian.
2)      Menjamin dan menguji kualitas keterampilan dan keahlian tersebut.
3)      Menyediakan tenaga-tenaga pendidikan untuk berbagai untuk berbagai jenis pendidikan, terutama pendidikan kemasyarakatan dan pendidikan khusus lembaga swasta lainnnya.
d.      Lembaga swasta lainnya
Peranan lembaga swasta nasional itu terutama di harapkan dalam rangka pelaksanaan pendidikan kemasyarakatan melalui kegiatan-kegiatan yang mempunyai efek sosial.

D.    Tanggung jawab Lembaga pendidikan
1.      Lembaga pendidikan keluarga
Dari lingkungan keluarga yang harmonis yang mampu memancarkan keteladanan pada anak-anaknya, akan lahir anak-anak yang memiliki kepribadian dengan pola yang mantap. “masalah kemampuan ekonomi, broken home, rindu kampung, menerima tamu, dan kurang kontrol orang tua” (Oemar Hamalik, 1980: 145-147) merupakan fakrtor penghambat belajar. Untuk itu agar anak tidak mengalami hambatan dalam proses pendidikan didalam keluarga, Orang tua harus memiliki Dasar-dasar tanggung jawab terhadap pendidikan anaknya antara lain:
a.       Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
Maksudnya ialah kasih sayang yang ikhlas dan murni akan mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab untuk mengorbankan hidupnya dalam memberikan pertolongan kepada anaknya.
b.      Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
Maksudnya ialah adanya tanggung jawab moral yang meliputi nilai-nilai agama dan nilai-nilai spiritual.Menurut para ahli, bahwa penanaman sikap beragama sangat baik pada masa anak-anak (3 sampai 6 tahun) seorang anak memiliki pengalaman agama yang asli dan mendalam, serta mudah berakar dalam diri dan kepribadiannya.
c.       Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
Maksudnya perwujudan dari tanggung jawab sosial itu adalah kesadaran tanggung jawab kekeluargaan yang dibina oleh darah, keturunan, dan kesatuan keyakinan.
d.      Memelihara dan membesarkan anaknya.
Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan. Selain itu orang tua juga tanggungjawab dalam hal melindungi dan menjamin kesehatan anaknya, baik secara jasmaniyah maupun rohaniyah.
e.       Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila dewasa nanti sang anak akan mampu mandiri.
Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua, sehingga pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tapi telah didasari oleh teori-teori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman.
2.      Lembaga pendidikan sekolah
Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggungjawaab berikut:
a.       Tanggungjawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku, dalam hal ini undangundang pendidikan.
b.      Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa.
c.       Tanggung jawab fungsional, ialah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. Tanggung jawab ini merupakan pelimpahan tanggung jawab dan kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah dari para guru.
3.      Lembaga pendidikan masyarakat
Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih sangat belum jelas, hal ini disebabkan karena faktor waktu, hubungan, sifat, dan isi pergaulan yang terjadi di masyarakat.Waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya pada waktu-waktu tertentu, sifat pergaulannya bebas, dan isinya sangat kompleks dan beraneka ragam. Tetapi pada dasarnya lembaga penddikan masyarakat mempunyai tanggung jawab antara lain:
a.       Berpartisipasi aktif dalam komite sekolah
Salah satu sarana untuk berperan serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah masyarakat dapat berperan aktif di komite sekolah atau madrasah.
b.      Mendorong dan mendukung semua program pendidikan disekolah.
Peran serta masyarakat untuk meningkatkan pendidikan juga dapat dilakukan dengan mendorong dan mendukung semua kebijakan sekolah/madrasah yang terkait peningkatan mutu pendidikan agama, baik melalui program kulikuler misalnya, dengan adanya jam tambahan khusus pelajaran agama (membaca alqur’an setiap hari pada awal pembelajaran, seperti di al-azhar), membiasakan berbusana muslim disekolah umum.
c.       Mendirikan dan mengembangkan lembaga pendidikan yang berbasis mutu
Salah satu peran serta aktif masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan agama adalah dengan mendirikan dan mengembangkan lembaga pendidikan agama yang berbasis mutu.[5]

            Ada sejumlah kasus orang tua yang mendidik anakya sendiri dirumah secara individual tanpa bantuan lembaga masyarakat dan lembaga sekolah, beberapa di antara mereka melaksanakan sendiri pendidikan itu dan beberapa yang lain mendatangkan guru pribadi kasus-kasus seperti ini tidak banyak jumlahnya. Hampir semua kasus ini terjadi karena faktor anak yang sangat berbakat dan memiliki kemampuan umum yang memadai. Meskipun demikian belajar individu dengan guru pribadi, tetap merupakan kerjasama antara lembaga keluarga dengan pihak lain yaitu suatu bentuk bermasyarakat.
            Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat itu sendiri.Lembaga pendidikan ada di masyarakat hidup bersama-sama dengan warga masyarakat.Antara masyarakat dan sekolah saling membutuhkan. Masyarakat membutuhkan agar para siswa dan para remaja dibina di sekolah, sebaliknya sekolah membutuhkan agar masyarakat membantu kelancaran proses belajar di sekolah dengan memberikan berbagai macam fasilitas. [6]











BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pendidikan tidak dapat dipisahkan oleh peranan keluarga, sekolah dan masyarakat.Keluarga merupakan media pertama dan utama pada awal pendidikan terutama pembentukan watak dan pembentukan pribadi.Sekolah juga meiliki peranan penting di dalam pendidikan karena di lingkungan sekolah inilah yang menyalurkan dan memberi pengetahuan tentang ilmu-ilmu umum, sosial dan agama, selain itu sekolah berperan dalam pembentukan norma-norma budi pekerti untuk bekal dalam kehidupan bermasyarakat.Selain keluarga dan sekolah, Masyarakat juga memiliki peran aktif untuk mengembangkan mutu pendidikan yang telah dibekali oleh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah agar dapat dikembangkan dan dirasakan manfaatnya dalam lingkungan masyarakat.
Ketiga peranan tersebut diharapkan mampu bekerja sama dan saling mendukung dalam proses pendidikan demi terciptanya suatu pendidikan berkualitas, berintelektual tinggi, dan berbudi pekerti luhur.



DAFTAR PUSTAKA

Hasbulloh, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Rajawali Pers,Jakarta,2013
 Drs. H. Fuad Ihsan, dasar-dasar pendidikan,Rineka Cipta, Jakarta,2010
Prof. Dr. Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Rineka Cipta

MAKALAH
PENDIDIKAN DALAM SEBUAH SISTEM






Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1.   Faisal Ramli
2.   Nila Anwar Pandansari
3.   Sulistiorini
4.   Faridatul Husna
5.   Amal Mukaromah
6.   Tafrikhatul Unsa
7.   Anis Fitriana
8.   M. Fajar Yusuf
FAKULTAS : TARBIYAH
                                                 PRODI : PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI CILACAP
TAHUN AJARAN 2016/2017



KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
                Segala puji bagi Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya.sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang erang benderang.
                Kami selaku kelompok 2 telah menyelesaikan pembuatan makalah berdasar mata kuliah ilmu pendidikan, yang berjudul “pendidikan dalam sebuah sistem”.makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ilmu pendidikan pada semester satu. Guna memenuhi tugas sebagai syarat pelaksanaan ulangan tengah semester (UTS) semester satu, tahun 2016/2017.
                Mungkin dalam penyusunan makalah ini ,masih banyak terdapat kekurangan yang tidak kami sadari.oleh karena itu, kami memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam makalah ini,dan mengharap kritik dan saran yang membangun sebagai pembelajaran selanjutnya.
                Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak . Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Wassalamu’alaikum wr wb,


                                                                                                                       
                                                                                                                                                                                   

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……...………………………………………....................................i
KATA PENGANTAR……...……………………………….……....................................ii
DAFTAR ISI ...……………………………………………………..................................iii


BAB I : PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang Masalah………………………………………...........................1
B.     Rumusan Masalah …..........…………………………………..........................2
C.     Tujuan dan Manfaat ......……………………………………............................2

BAB II : PEMBAHASAN
A.    Pengertian ideologi Nasional...................................................................3
B.     Penerapan pancasila sebagai ideologi nasional di era modern..........................4
C.     c. Tujuan Pancasila sebagai Ideologi Nasional.................................................6
BAB III : PENUTUP
A.    Kesimpulan ..........................................................................................8
B.     Saran ...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari, dewasa ini pendidikan telah dipandang sebagai suatu fungsi yang melekat dengan kehidupan sehari-hari, dewasa ini pendidikan telah dipandang sebagai suatu fungsi yang melekat dengan kehidupan itu sendiri. Memperoleh pendidikan sudah merupakan suatu keharusan dan kebutuhan dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan bangsa. Pendidikan telah dipandang sebagai suatu investasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang amat diperlukan dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Pendidikan makin banyak memerlukan berbagai keahlian profesional dalam manajemennya serta memerlukan berbagai kehlian yang bersifat interdisipliner dalam memecahkan masalahnya. Dalam makalah ini akan membahas tentang Pendidikan sebagi sebuah Sistem.
B.     Rumusan Masalah

1.   Apa pengertian dari pendidikan dan sistem ?
2.   Apa maksud dari pendidikan sebagai sistem terbuka ?
3.   Komponen-komponen apa sajakah yang saling berinteraksi dalam upaya pendidikan sebagai sistem ?
4.   Apa tujuan dari sistem pendidikan ?
5.   Tantangan apa yang dihadapi sistem pendidikan saat ini.
C. Tujuan
1)        Untuk memenuhi tugas ilmu pendidikan
2)        Untuk mengetahui perbedaan antara pendidikan dan sistem
3)        Untuk mengetahui bagaimana pendidikan dalam sebuah sistem
4)        Untuk mengetahui penerapan pendidikan dalam sistem
5)        Untuk mengetahui tujuan pendidikan dalam sistem
BAB IIPEMBAHASAN
PENDIDIKAN DALAM SUATU SISTEM
A.   Pengertian Pendidikan dan Sistem
Pedagogi secara etimologis adalah berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya anak, dan “AGAIN”, diartikan membimbing. Jadi sederhananya adalah bimbingan yang diberikan kepada anak.
Sedangkan secara Definitif pendidikan (pedagogie) adalah suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan secara sadar ataupun secara sengaja yang dilakukan orang dewasa kepada orang yang belum dewasa yang bertujuan untuk mendewasakannya.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum,makna pendidikan digunakan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.
Sistem secara etimologis berasal dari bahasa yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan  secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.Sistem dapat dipakai untuk menunjuk himpunan gagasan atau ide yang tersusun dan terorganisasi sehingga membentuk suatu kesatuan.Misalnya sistem pemerintahan.Sistem juga dapat digunakan untuk menunjuk suatu hipotesis suatu materi.Misalnya pendidikan sistematis.
Menurut Departemen Pendidikan dan kebudayaan (1984/1985) setiap sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan.Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan adalah memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan.
2.Fungsi-fungsi
Adanya tujuan yang harus di capai oleh suatu sistem ialah menuntut terlaksanya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut.
3.Komponen-komponen
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem disebut komponen.
4.Interaksi
Suatu komponen dalam sistem yang saling berhubungan ,saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.
5.Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya dalam kegiatan belajar-mengajar guru berusaha menimbulkan jalinan ketrpaduan antara berbagai komponen untuk mencapai hasil yang maksimal.
6.Proses transformasi
Suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil-hasil (output).
7.Umpan balik atau koreksi
untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi terlaksana dengan baik diperlukan fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi.
8.Daerah batasan dan lingkungan
Antara suatu sistem dengan sisem yang lain mempunyai daerah batasan tertentu.Suatu sistem dapat pula merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih besar.
B.   Pendidikan Sebagai Sistem yang Terbuka
Pendidikan adalah sebagai suatu sistem yang terbuka. Sistem terbuka mempunyai prosedur kerja yang mengubah atau memproses masukan yang diperoleh dari lingkungannya atau dari sistem lain menjadi keluaran, yang selanjutnya dijadika masukan oleh sistem yang lain. Proses transformasi ini merupakan suatu prosesyang bersifat ritmik.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur ,proses,dan hasil.
Di dalam suatu sistem tertutup, sistem bergerak menuju kesuatu sistem yang bersifat entrophy.
 Sebagai suatu sistem terbuka, sistem pendidikan memiliki hubungan internal dan eksternal. Hubungan inernal dalam dalam sistem pendidikan ditandai dengan adanya hubungan yang berisi suksesif antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya. Sedangkan hubungan eksternal ditandai dengan adanya interaksi, interelasi, dan interdependensi antara sistem pendidikan dengan sistem yang berada di luar sistem pendidikan.
Seiring dengan semakin tumbuh dan berkembangnya berbagai kompleksitas kehidupan masyarakat sebagi dampak dari berbagai perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan sumber daya pendidikan terbatas maka diperlukan keterbukaan sistem pendidikan disertai dengan perencanaan yang baik. Hal ini menegaskan bahwa perencanaan sistem pendidikan sebagai salah satu fungsi yang strategis dalam manajemen sistem pendidikan.
C.   Komponen-Komponen dalam Sistem Pendidikan
Komponen sentral dalam pendidikan adalah peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar peserta didik dan pendidik dalam mencapai tujuan pendidikan.. Di samping itu di luar ketiga komponen itu masih ada komponen-komponen lain yang berperan tertentu dalam upaya pendidikan.
Dalam interaksi pendidikan (interaksi antar komponen pendidikan), dapat mencangkup apa yang dilakukan oleh pendidik dan apa yang dilakukan oleh peserta didik, juga isi dalam interaksi (isi pendidikan), alat-alat yang dipakai dala interaksi (alat pendidikan). Yang disebut terakhir ini, yaitu lingkungan pendidikan, mencangkup lingkungan fisik, sosial dan budaya.
P.H.Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan ,yaitu:
1.Tujuan dan prioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem.Hal ini merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaanya.Tujuan ini di bagi menjadi dua pula,yaitu tujuan pengajaran intruksional umum dan intruksional khusus.
2.Peserta didik
  Ialah orang yang berperan selama proses pendidikan.
3.Manajemen atau Pengelolaan.
Fungsinya mengkoordinasikan,mengarahkan,dan menilai sistem pendidikan.
4.Struktur dan Jadwal waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan.
5.Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk mengambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus di kuasai peserta didik.
6.Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelengarakan proses belajar untuk peserta didik.
7.Alat Bantu Belajar
Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi.
8.Fasilitas
Fungsinya untuk tempat selenggaranya proses pendidikan.
9.Teknologi
Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan.
10.Pengawasan Mutu
Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.
11.Penelitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan.
12.Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingkat efisiensi sistem pendidikan.

D.   Tujuan Perencanaan Sistem Pendidikan

Suatu sistem selau berkitan dengan pencapaian suatu tujuan. Dalam lingkup sistem pendidikan nasional kita bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mendiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, perlulah disusun dan difungsionalkan suatu sistem, penyelenggaraan pendidikan yang baik. Berbagai komponen dalam sistem perlu dikenali, dipahami dan dikembangkan secara seksama, sehingga benar-benar dapat berfungsi dengan tepat. Dengan pendekatan sistem dapat dikenali kelemahan masing-masing komponen. Dengan demikian dapat dilakukan perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan itu dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.
Atas dasar uraian diatas, nampak bahwa peninjaun berdasarkan pendekatan sistem dapat menghasilkan kebijakan yang berupa pembaharuan sebagian atau menyeluruh, bertahap atau sekaligus. Kebijakan atau keputusan ini dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

E.   Tantangan Sistem Pendidikan
Dalam dekade akhir-akhir ini semakin terasa dan nampak perubahan-perubahan sosio budaya yang demikian akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang spektakuler. Setiap bangsa atau masyarakat yang ingin mempertahankan serta mengembangkan eksistensinya hendaknya senantiasa berupaya untuk menjadikan sistem pendidikan yang dimilikinya lebih dinamis atau lebih responsif terhadap perubahan-perubahan serta kecendrungan-kecendrungan yang sedang berlangsung. Hal ini berarti, kita sedang berada dala zaman yang perubahannya terjadi secara cepat. Sistem pendidikan kita dituntut memiliki tiga kemampuan, yaitu :
1.  Kemampuan mengetahui pola-pola perubahan
2. Keemampuan untuk menyususn gambar tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh kecendrungan-kecendrungan yang sedang berjalan tadi
3.  Kemampuan untuk menyusun program-program penyesuain diri yang akan ditempuhnya dalam jangka waktu tertentu, misalnya jangka waktu lima tahun.
Kegagalan untuk mengembangkan ketiga jenis kemampuan di atas akan mengakibatkan terperangkapnya suatu sistem pendidikan dalam rutinosme,suatu sistem menjadi beku. Ini akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi diri bangsa itu sendiri, terutama generasi mudanya sebagai penerus perjuangan dan kemajuan bangsa.
Untuk menunjang pencapaian kemampuan-kemampuan sistem pendidikan di atas, daerah cakupan penelitian hendaknya diperluas tidak hanya mengurus masalah-masalah belajar mengajar saja, melainkan juga membahas masalah-masalah pendidikan dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan ekonomi,sosial,kultural,dan teknologi, baik yang bersifat nasional regional, maupun global. Penelitian pendidikan juga tidak hanya terpaku pada masalah-masalah pendidikan masa kini, tetapi juga mampu menelusuriakar-akar historis dari persoalan-persoaln masa kini, dan mampu pula melakukan penjajagan mengenai situasi-situasi dan problematika di masa depan.




BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
                Pendidikan bagi kehidupan manusia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus di penuhi.Pendidikan yang dilembagakan dalam berbagai bentuk atau model dalam masyarakat,dengan dinamika masyarakatnya selalu berinteraksi (saling mempengaruhi) sepanjang waktu.
                Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap.
                Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,minat,dan kemampuanya.
                Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan karya manusia yang terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai hubungan fungsional dalam rangka membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sesuai dengan tujuan nasional.
                Untuk mencapai tujuan nasioanl itu,pendidikan merupakan salah satu sistem,di samping sistem-sisten lainya seperti ideologi,politik,ekonomi,sosial budaya,pertahanan dan keamanan.
                Sebagai sistem sosial,pendidikan merupakan sistem terbuka sebagai sistem yang memperoleh masukan dari lingkungan dan memberikan hasil transformasinya kepada lingkungan.
                Sistem terbuka merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian yang terus menerus berlangsung.Dalam sistem,terdapat keadaan statis dan keseimbangan intern yang dinamis.
Sistem dapat mencapai akhir yang sama dengan kondisi awal yang berbeda dan dengan cara-cara pencapaian yang tidak sama.
B. KRITIK dan SARAN
                Dalam pembuatan makalah ini,penulis mengarapkan para pembaca mengerti apa itu pendidikan dalam sebuah sistem.Dan dalam penulisan makalah ini,penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca.Kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.


DAFTAR PUSTAKA
Ihsan Fuad,Drs. Dasar-Dasar Kependidikan.Rineka Cipta.Jakarta,2010.


 










MAKALAH

BELAJAR SEPANJANG HAYAT
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah  Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Siti Baro’ah, S.Pd.I.,M.Pd.I





Disusun oleh:
Kelompok 3
Fitri nurhayati
Mas sajied salafi
Naila
Ismi
Fany gamal
Marisa
Esti
Rizkiana dwi m. C

FAKULTAS TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Seperti yang telah kita ketahui kehidupan semakin berkembang, dan seluruh isinya ikut berkembang. Dalam hal ini pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan yang berkembang, oleh karena itu tanpa pendidikan, manusia tidak akan bertahan hidup dan tidak akan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Manusia akan mengalami kesulitn di dalam hidupnya jika mereka tidak memenuhi aspek-aspek yang penting di dalam sebuah proses di dalam pendidikan. Pendidikan sepanjang  hayat sudah disepakati oleh para pakar.
Jauh sebelum saat ini islam adalah agama yang pertama pertama kali merekomendasikan keharusan dari proses pembelajaran seumur hidup. Sebagaimana dinyatakan hadis Rasulullah Muhammad SAW dalam hadits. “Menuntut ilmu itu kewajiban bagi seluruh kaum muslimin dan muslimat”.Dalam hadis lain Rosululloh bersabda “Tuntutlah ilmu sejak buaian sampai liang lahat”.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.              Apa pengertian pendidikan sepanjang hayat?
2.              Bagaimana pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif?
3.              Bagaimana konsep pendidikan sepanjang hayat?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui bagaimana pendidikan sepanjang hayat
2.      Untuk menambah pengetahuan yang belum di ketahui
3.      Menambah pemahaman dan wawasan tentang pendidikan



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, ketrampilan, yg diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Dalam arti luas pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya, disisi lain pendidikan sepanjang hayat secara singkat dapat di katakan “Islam sesungguhnya, menjelaskan bahwa pendidikan berlangsung sejak ruh di tiupkan ke jasad dan berakhir sampai masa berusaha di dunia usai”. Hal ini artinya bahwa proses pendidikan pada generasi selanjutnya di mulai sejak calon orang tua memilih pasangan hidup. Konsep serupa menjadi salah satu landasan penting kenapa pendidikan harus berlangsung seumur hidup disamping bahwa laju perubahan mengharuskan manusia tetap menjalani proses pendidikan dengan harapan menjadi manusia ideal pada dimensi dunia dan bahagia di akhirat.
Dalam konteks ini pendidikan akhir hayat menunjuk pada suatu kenyataan, kesadaran baru, suatu asas baru, dan juga suatu harapan baru bahwa proses pendidikan dan kebutuhan pendidikan berlangsung di sepanjang hidup manusia. Dengan demikian tidak ada islitah “terlambat, terlalu tua atau terlalu dini untuk belajar”. Dari istilah tersebut memiliki maknayang seharusnya secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, prilaku, dan dalam penerapan terutama bagi para pendidikkan sepanjang hayat ini bukan berarti harus sekolah seumur hidup(yang formal). Tetapi pendidikan sepanjang hayat disini mempunyai pengertian bahwa manusia dapat belajar dimana saja baik yang bersifat formal, non formal, maupun informal.


B.     Pendidikan Seumur Hidup dalam Berbagai Perspektif
Cukup banyak dasar-dasar pemikirn yang menyatakan bahwa pendidikan sepanjang hayat sangat penting. Dasar-dasar pemikiran tersubut ditijau dari berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau long life education akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill)
2.      Tinjauan Ekonomis
Pendidikan merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkinkan seseorang untuk:
a.       Meningkatkan produktifitasnya .
b.      Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya.
c.       Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat da menyenangkan.
d.      Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga perang pendidikan keluarga menjadu sangat penting dan besar artinya.
3.      Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya dinegara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyak orang tua yang kurang menyadari akanpentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, anak-anak mereka yang kurang mendapatkan  pendidikan formal, putus sekolah dan atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup kepada orang tua akan merupakan solusi dari masalah tersebut.


4.      Tinjauan Filosofis
Negara-nagara demokrasi menginginkan seluruh rakyatnya menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, DPD, dan sebagainya.
5.      Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) dengan berbagai produk yang dihsilkannya. Semua orang, tidak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya ditunutut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya, seperti yang terjadi dinegara-negar maju.
Bila hal ini tidak dilakukan, maka kita akan senantiasa di tinggal sebab bagaimanapun orang tidak bisa menuntut diri terhadap segala kemajuan yang melandanya.
6.      Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Bagaimanapun di akui bahwa perkembangan IPTEK yang sangat pesat penya dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai konsep,teknik, dan metode pendidikan. Disamping itu perkembangan tersebut juga semakin luas, dalam, dan kompleks, yan menyebabkan ilmum pengetahuan tidak  mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak didik sekolah.
Oleh sebab itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mangajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didiknya secara efektif agar dia mampu beradptasi dalam masyrakat yang cenderung berubah secar cepat. Berkenaan denga itulah, perlu diciptakan satu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau life long education.
Demikian keadaan pendidikan seumur hidupyang dilihat dari berbagai aspek dan pandangan.Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisasi untuk belajar di setiapkesempatan sepanjang hidup mereka.Semua itu dengan tujuan untuk menyembuhkan kemunduruan pendidikan sebelumya untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untu pengembangan kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya.

C.    Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh  para pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat islam, jauh sebelum orang-orang barat mengatakannya, islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagaimana  dinyatakan oleh hadist Nabi Muhammad SAW :
اطلب العلم من المهد الى الحد
“ tuntulah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia “
Dilihat dari hadist diatas sudah jelas sekali kita sudah diperintahkan untuk menuntut ilmu dari kita masih dalam buaian dan sampai kita mati nanti.Oleh karena itu pendidikan sangatlah penting sekali bagi kehidupan apapun baik kehidupan keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lainnya.Ketika seseorang memiliki pendidikan tentunya berbeda dengan orang yang tidak memiliki pendidikan.Orang yang memiliki pendidkna akan memiliki pengalaman yang banyak sehingga dia memiliki banyak  pengetahuan karena proses mencari ilmu tidaklah sebentar memiliki masa atau waktu yang panjang untuk memahami atau mendapatkan ilmu yang dapat kita pahami dan kita terpkan hingga tak heran kita diperintahkan untuk mencari ilmu sapi ajal menjemput kita karna ilmu bermanfaat tidak hanya di dunia saja di akhiratpun sangat bermanfaat.
Pendidikan sepanjang hayat harus dilakukan dengan kesabaran ketika kita tidak sabar dalam mencari ilmu maka pendidikan yang kita dapatkan akan sedikit sekali, karena mencari ilmu seumur hidup itu merupakan tantangan untuk kita menghadapi beberapa hal dalam mencari ilmu.

Konsep tersebut menjadi actual kembali terutama dengan terbitnya buku unintroduciton life long education, pada tahun 1997 karya paul lengran yang dikembangkan oleh ONESCO. Untuk Indonesia sendiri konsepsi baru mulai di masyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara (TAP MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional berikut ini :
1.      Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
2.      manusia Indonesia seutunya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang).
3.      Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam keluarga (rumah tangga), sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah (Bab IV GBHN bgian Pendidikan).
Adapun tujuan dari Pendidikan Sepanjang Hayat ialah sebagai berikut :
1.      Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawanya seoptimal mungkin. Dengan demikian, secara potensial keseluruhan potensi manusia diidi sesuai kebutuhannya agar dapat berkembang secara wajar.
2.      Membangun seseorang untuk meningkatkan produktifitas individu, organisasi, tempat kerja, dan negara.
3.      Mampu mengembangkan potensi, pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya.

D.    Peran Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat diperlukan supaya meningkatkan persamaan distribusi peyanan pendidikan, memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan, dan esensial dalam menghadapi struktur sosial yang berubah terdapat alasan-alasankejuruan untuk menetapkannya akan menghantarkan peningkatan kualitas hdup. Gagasan dasarnya bahwa pendidikan harus dikonsepkan secara formal sebagai proses yang terus-menerus dalam kehidupan individu, mulai dari anak-anak sampai dewasa.
Peranan pendidikan sepanjang hayat sangatlah mempengaruhi didalam kehidupan ini, dimulai dari yang terkecil maupun yang terbesar pengaruhnya. Pengaruh pendidikan sepajang hidup tidak anya dibidang penddikan akan tetapi di segala bidang. Karena demikian pendidikan sepanjang hayat sangat penting dan akan terbawa selama perjalaan kehidupan. Peranan pendidikan sepanjang hayat :
a.       Pendidikan sepanjang hayat atau life long education memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengna kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan di dunia mempinyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengethuan dan keterampilannya ( skill ). Dengan potensi, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tersebut kemudian di kembangkan seiring berjalannya kehidupan. Dan dengan potensi tersebut kemudian dikembangkan seiring berjalannya kehidupan. Dan dengan potensi tersebut dapat mendorong manusia untuk lebih bekerja keras dalam menjalani hidup, dengan pengetahuan tersebut manusia tidak mudah dibohongi dengan mudah, dengan keterampilan tersebut manusia dapat membuat hal yang baru dan berguna.
b.      Melalui pendidikan sepanjang hayat, merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkran kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan sepanjang hayat memungkinkan seseorang untuk meningkatkan produktifitas yang dimilikinya sehingga mampu mamaksimalkan kemampuan yang dimiliki.
c.       Memilihara dan mengembangkan sumber-sumbr daya yang dimilikinya untuk pengembangan dirinya sendiri maupun orang lain yang berada disekitarnya.
d.      Memungkinkan hudup dalam lingkungna yang lebih sehat dan menyenangkan karena pendidikan yang telah diajarkan kepada kita semasa muda.
e.       Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat, sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.

E.Wadah Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat berwadahkan di semua lembaga pendidikan, sumber-sumber informasi, sesuai dengan kepentingan perseorangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, lembaga dari pendidikan sepanjang hayat adalah lembaga pendidikan yang selama ini kita kenal, yaitu meliputi :
a. Pendidikan Persekolahan
b. Pendidikan Luar Sekolah
c.. Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media massa baik cetak atau elektronik ataupun sajian dalam internet.
Oleh karena itu pendidikan yang ada didalam kehidupan sangatlah berfariasi sekali, jangan mengira pendidikan itu cuman di dalam lingkup sekolah saja. Pendidikan bisa dilakukan diluar lingkup seolah, banyak pengajaran pendidikan di luar sana yang memberikan banyak pendidikan selain dalam lingkup sekolah. Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah. Pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup.
BAB III
PENUTUP
            A.Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar sepanjang hayat adalah belajar seumur hidup yang merupakan kebutuhan manusia dalam usaha pengembangan diri serta mempertahankan eksistensinya melalui belajar yang dilakukan sepanjang hayatnya. Tanpa belajar manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntunan hidup dan kehidupan yang selalu berubah.
            Pendidikan sepanjang hayat adalah bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya. Dasar fikiran mengenai pendidikan sepanjang hayat antara lain yaitu tinjauan ideologis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis, psikologis, dan paedagogis.
            B. Saran
          Konsep tentang pendidikan sepanjang hayat diharapkan akan mengubah pandangan masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya belajar di sekolah formal saja, melainkan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, misalnya dilingkungan keluarga dan masyarakat untuk mendukung konsep tentang pembelajaran sepanjang hayat, dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan pemerintah. Sehingga konsep pendidikan sepanjang hayat dapat terealisasikan dengan baik.






Daftar Pustaka
Anonim. 2012. ”Pendidikan Seumur Hidup”. (http://my.opera.com)
Syuhada, Achmad, Roosdi.1998.Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Depdikbud
Drs. Gino, dkk.1999.Belajar Dan Pembelajaran 1. Surakarta: Depdikbud
Hasbullah.2005 Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafika Persada
MAKALAH
pendidikan berwawasan kebudayaan
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah  Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Siti Baro’ah, S.Pd.I.,M.Pd.I


Disusun oleh:
Kelompok 4
Ayu normahsari
Beta fitriani nurzain
Evi nur oktaviana
Hendy prabowo
Lilis marfu'ah
Riski amaliah R
Ummu baroroh
Yezar awali maulidi
FAKULTAS TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian penting dari rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti.Mulai dari anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala sudah dewasa dan berkeluarga.Dalam pendidikan tentunya ada istilah mengajar dan mendidik sebagaimana acuan tersebut dikenal dengan landasan pendidikan.
Negara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara berbeda atau tidak sama, untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan salah satunya landasan sosial budaya, maka dari itu dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pendidikan berwawasan kebudayaan.

B.            Rumusan masalah
a.    Apa pengertian dan fungsi dari kebudayaan dan pendidikan ?
b.    Apakah hubungan kebudayaan dan pendidikan ?
c.    Apa dampak adanya kebudayaan dalam pendidikan ?
d.   Bagaimana cara menerapkan kebudayaan dalam pandidikan ?

C.       Tujuan
a.    Memenuhi tugas ilmu pendidikan
b.    Mengetahui arti, fungsi dan cara menerapkan kebudayaan dalam pendidikan
c.    Mengetahui hubungan antara kebudayaan dan pendidikan
d.   Mengetahui dampak-dampak adanya kebudayaan dalam pendidikan




BAB II
PEMBAHASAN

A.           PENGERTIAN PENDIDIKAN dan KEBUDAYAAN
1.             Pengertian Pendidikan
Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan me-, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran).Pendidikan juga diartikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.

2.             Pengertian Kebudayaan
kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat , dan kemampuan-kemampiuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat. Menurut Hasan kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia hidup bermasyarakat yang berisi aksi-aksi terhadap sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kepandaian dan lain-lain. Sedangkan menurut Kneller kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
Kebudayaan dikelompokan menjadi tiga macam yaitu:
1.    Kebudayaan umum, misalnya kebudayaan Negara Indonesia
2.    Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan  Jawa, Bali, Sunda, NTT, dsb.
3.    Kebudayaan populer, misalnya lagu populer, model film musiman, dsb.
Kebudayaan populer, suatu kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih pendek dari pada ke-dua macam kebudayaan terdahulu, yang termasuk kebudayaan populer misalnya lagu-l Pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Sedangkan kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Semestinya kebudayaan umum harus diajarkan pada semua sekolah.Sementara itu, kebudayaan daerah dapat dikaitkan dengan kurikulum muatan lokal, jadi berbeda-beda dari Setiap daerah. Selain itu agar dapat membuat anak-anak berpacu dengan teman-teman sezamannya, agar tidak kalah dengan teman-teman sezamanya, atau agar tidak kalah dengan bangsa lain. Ada tiga hal yang menimbulkan perubahan kebudayaan yaitu :
1.        Originasi, yaitu sesuatu yang baru atau penemuan-penemuan baru. Hasil penemuan ini akan menggeser atau memperbarui yang lama.
2.        Difusi, yaitu pembentukan kebudayaan baru akibat masuknya elemen-elemen budaya yang baru kedalam budaya yang lama. Tarian-tarian kontemporer adakalanya merupakan difusi antara tarian klasik dengan tarian modern.
3.        Reinterrpretasi ialah perubahan kebudayaan akibat terjadinya modifikasi elemen-elemen kebudayaan yang telah ada agar sesuai dengan keadaan zaman.

B.            FUNGSI KEBUDAYAAN dan PENDIDIKAN

1.             Fungsi Kebudayaan
Suatu budaya sesungguhnya merupakan bahan pertimbangan bagi anak dalam mengembangkan dirinya.Untuk budaya yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa, perlu dipertahankan dan diintenalisasi oleh anak-anak.
Kerber dan Smith (Imam Manan, 1989) menyebutkan ada enam fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia, yaitu:
1.        Penerus keturunan dan pengasuh anak.
2.        Pengembangan kehidupan berekonomi.
3.        Transmisi budaya. Salah satu tugas pendidik sebagai bagian dari kebudayaan adalah mampu membentuk dan mengembangkan generasi baru menjadi orang-orang dewasa yang berbudaya nasional.
4.        Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5.        Pengendalian sosial
6.        Reaksi
Kebudayaan Indonesia kini telah menjadi isu.Ada diantara mereka yang mengatakan bahwa kebudayaan nasional adalah puncak dari kebudayaan daerah. Dalam pidato Umar Khayam (1992) dalam kongres kebudayaan membahas tentang kebudayaan nasional, kebudayaan yang dia kemukakan memiliki enam ciri sebagai berikut:
1.        Afeksi yang mengandung:
a.       Sikap jujur dalam semua bidang.
b.      Tidak munafik, tidak berbeda antara yang dipikirkan dan yang diucapkan.
c.       Tulus dan ikhlas dalam semua pekerjaan yang harus dilakukan.
2.        Sistem politik yang demokratis, yaitu:
a.       Pemerintahan oleh rakyat untuk rakyat.
b.      Rakyat selalu mendapat kesempatan untuk mempertanyakan pemerintahannya.
3.        Sistem ekonomi yang:
a.       Memberi kesempatan adil kepada semua warga negara untuk mendapat kehidupan yang layak sesuai dengan harkat manusia.
b.      Mampu menciptakan pasar luas untuk bersaing.
c.       Menyalurkan hasil penjualan untuk kesejahteraan yang merata kepada seluruh masyarakat.

4.        Sistem pendidikan yang:
a.       Sanggup memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk mendapat pendidikan yang menjamin dapat menemukan atau mengadakan lapangan pekerjaan yang dipilihnya.
b.      Mampu mendorong perimbangan ilmu dan teknologi yang setinggi-tingginya.
5.        Sistem kesenian yang:
a.       Mampu mengembangkan suasana kehidupan kesenian yang kaya dan penuh vitalitas.
b.      Tanpa adanya beban penghalang terhadap pernyataan kesenian.
6.        Sistem kepercayaan yang:
a.       Sehat, toleransi, dan damai.
b.      Memberi tempat seluas-luasnya kepada semua bentuk agama untuk berlangsung secara selamat dan tentram.
Selain Umar Khayam, Amang Rahman (1993) salah seorang seniman mencoba memberi jalan keluar dari kemungkinan kesenian kita tenggelam dalam kesenian global. Kesenian kita tidak boleh hanya menjadi objek kesenian global, melainkan harus bisa menjadi subjek.Suatu kesenian yang menentukan dirinya sendiri. Salah satu cara untuk menjadi subjek adalah menciptakan kesenian unggulan, suatu karya besar yang sanggup memberi sumbangan kepada kebudayaan atau kesenian dunia.suatu karya disamping menjadi kebanggaan negri sendiri, juga dikagumi oleh kalangan seniman dunia.

2.             Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan dibagi menjadi dua,yaitu:
1.        Fungsi transformasi, kususnya tenaga pendidik mampu melakukan perubahan yang lebih baik dan berkembang, baik dari segi pengetahuan, sikap atau karakter maupun dari segi ketrampilan dan emosional peserta didik yang berbasis pada kebudayaan nasional
2.        Fungsi transmisi, yaitu upaya pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan, khususnya tenaga pendidik, mengantar peserta didik untuk selalu mencintai dan mengembangkan dan selanjutnya menginternalisasi budayanya dalam kehidupan sehari-hari.

fungsi pendidikan menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi manifes atau fungsi yang nyata yaitu:
1.        Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
2.        Mengembangkan bakat seseorang demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
3.        Melestarikan kebudayaan
4.        Menanam ketrampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

C.           HUBUNGAN KEBUDAYAAN dengan PENDIDIKAN
Pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai- nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri secara efektif dengan cara pendidikan. Kebudayaan sangat erat sekali hubungannya kerena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lain. Tujuan pendidikan adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikan, kita bisa mentrasfer kebudayaan itu sendiri dari generasi kegenerasi selanjutnya, dan juga kita sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan yang lebih baik kedepannya maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun harus lebih baik lagi.
Adapun menurut Carter V.Good dalam Distionary of Education bahwa pendidikan merupakan proses pengembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya, dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terpimpin sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya.

D.           DAMPAK ADANYA KEBUDAYAAN dalam PENDIDIKAN
perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat sangat berpengaruh pada pendidikan dan pendidikan pada khususnya, namun tidak semua perubahan sosial yang terjadi berdampak positif, tetapi ada juga perubahan sosial yang berakibat buruk pada dunia pendidikan.
berikut sisi positif dan negatif perubahan sosial terhadap pendidikan:
1.        Dampak positif
                  Sisi positif dari sebuah perubahan sosial bagi pendidikan adalah dapat meningkatnya taraf pendidikan dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat menghasilkan manusia yang siap menghadapi perubahan sosial tersebut dengan mengacu terhadap ajaran-ajaran islam.

2.        Dampak negatif
Sedangkan dari sisi negatif dari suatu perubahan sosial terhadap pendidikan adalah ketidak siapan pendidikan menerima perubahan yang begitu cepat dan drastis, artinya lembaga pendidikan harus lebih siap dalam menghadapi perubahan sosial yang semakin berkembang dan terus-menerus berubah.
Apalagi dengan berkembangnya teknologi yang begitu pesat yang membuat banyaknya pengaruh budaya dari luar yang merusak pada kehidupan dan cara hidup anak-anak miskin. dalam hal yang lebih kongkrit pengaruh perubahan sosial terhadap pendidikan adalah ketika perubahan sosial membawa kepada perbaikan ekonomi masyarakat dan menuntut mereka untuk memenuhi kebutuhan akan hasil teknologi seperti komputer, laptop, maka ketika seorang anak mendapat tugas dari gurunya untuk membuat karya tulis sederhana yang bahannya tersedia lewat internet, maka secara langsung dan jelas perubahan sosial.
Dengan adanya suatu kebudayaan dalam pendidikan yang di tujukan demi tercapainya mutu pendidikan akan merubah kepribadian pada setiap peserta didik .perubahan kepribadian di sini adalah adanya  perubahan pribadi ke arah yang lebih baik dengan kata lain adanya kelebihan atau manfaat dari adanya suatu sistem kebudayaan di sekolah yang di rasakan oleh peserta didik .

E.            CARA MENERAPKAN KEBUDAYAAN  dalam PENDIDIKAN
Di lihat dari segi hakekatnya, ciri, dampak serta solusi dalam pentingnya berwawasan kebudayaan dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggal bagaimana  cara kita sebagai calon seorang guru maupun guru sekalipun dalam menerapkan kebudayaan  dalam proses pembelajaran sehingga dapat terwujudnya suatu  mutu pendidikan yang sesuai dengan tujuan  pendidikan .(pembelajaran berwawasan kebudayaan) mengemukakan bahwa “pada misi jangka pendek pendidikan nasional adalah melakukan penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu. masalah yang sering dihadapi oleh guru adalah kurangnya kesadaran tentang pentingnya wawasan berbudaya, salah satunya wawasan budaya bermasyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menumbuhkan kepercayaan diri, dan memberdayakan peserta didik melalui ketrampilan baru yang berbasis kebudayaan dan tradisi lokal.Disamping itu, agar tercapainya mutu pendidikan salah satu hal yang dapat digunakan adalah teknologi.Teknologi sebagai hasil budaya manusia dapat digunakan untuk mempermudah dalam menyaerap berbagai informasi.Dalam pemilihan dan penggunaan teknologi baik berupa alat atau sistem untuk pembelajaran, harus paling tepat dengan situasi dan kondisi. Dengan penggunaan yang tepat, dapat mempermudah proses pembelajaran.”
Contoh:
Penerapan agar belajar dapat lebih bermakna bagi peserta didik adalah dengan  menghubungkan kebudayaan yang ada pada masyarakat, misalnya potensi lingkungan.
Pembelajaran berwawasan kebudayaan berpendapat lain tentang hal yang terkait dalam cara guru dalam menerapkan kebudayaan dalam pendidikan bahwa:
1.        Pendidikan harus menjadi seorang model dan sekaligus menjadi mentor dari peserta didik dalam mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan di sekolah. Tanpa guru atau pendidik sebagai model, jelas untuk mewujudkan suatu pranata sosial yang dapat mewujudkan nilai-nilai budaya.
2.        Masyarakat sekolah haruslah merupakan masyarakat bermoral apabila kita berbicara melalui budaya sekolah maka sekolah bukan semata-mata untuk  meningkatkan kemampuan intelaktual, tetapi juga kejujuran, kebenaran, dan pengabdian kepada manusia.
3.        Praktekan disiplin moral adalah sesuatu yang restricive, artinya bukan sekedar sesuatu deskriptif tentang sesuatu yang baik, tetepi sesuatu yang mengarahkan perilaku dan pikiran seseorang untuk berbuat baik. Moral mengimplikasikan disiplin.





BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwasannya pendidikan dan kebudayaan saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lain. Dalam melestarikan suatu budaya tentunya diperlukan sebuah pendidikan supaya budaya-budaya tersebut lestari dan berkembang, serta tidak habis dimakan zaman.Dalam melestarikan budaya dan pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
Pendidikan merupakan salah satu unsur kebudayaan karena proses pendidikan pada dasarnya merupakan hakikat dari kebudayaan itu sendiri. Berdasarkan nilai-nilai kebudayaan yang beragam, kompleks dan terintegrasi maka suatu proses pendidikan tidak dapat dilihat dari satu sudut saja, tetapi harus menggunakan pandangan yang multidispliner atau banyak sudut pandang.



DAFTAR PUSTAKA
Hatimah, Lhat,Dkk 2008.
Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan .
Bandung:universitas terbuka
Prof.Dr.H.A.R. Tilar,M.Sc.Ed.2002
Pendidikan kebudayaan dan masyarakat madani indonesia.Bandung: PT.Remaja Rosda-Karya.















MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN
masalah dan pemecahan masalah pendidikan
Dosen pengampuh
Nama : Siti Baro’ah S.Pd.I M.Pd.I
Di susun oleh kelompok 6
Umi zainab
Alfiyani
Nur chamidah
Ika juniarti
Yusuf khusain
Qoni
Fak/Prodi : Tarbiyah/PAI A
FAKULTAS TARBIYAH PAI IAIIG TAHUN AJARAN 2016


BAB 1
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
     Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin makin rendah, berdasarkan survey united nations educational, scientific  and cultural organization(UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pasific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan kualitas pada guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Salah satu factor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak.Para pendidik sering kali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang di miliki siswanya.Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa.Pendidik seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang aman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.

Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram.Kurikulum hanya di dasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat.Lebih parah lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salah satu kelemahan pemerintah dalam membuat  kurikulum, mereka tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar mencari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan kerja yang tersedia terbatas.Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan.

B.     Rumusan masalah                                                                                       
1.      Apa itu pendidikan ?
2.      Apa saja masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia?
3.      Bagaimana solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut?
4.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan di Indonesia?
C.     Tujuan      
1.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan
2.      Untuk mengetahui masalah pendidikan di Indonesia
3.      Untuk mengetahui solusi masalah pendidikan di indonesia
4.      Untuk mengetahui faktor-faktor masalah pendidikan yang ada di Indonesia
5.      Untuk menambah wawasan pustaka yang berhubungan dengan masalah dan pemecahan masalah pendidikan













           BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian pendidikan
Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah penyerapan informasi pengetahuan yang sebanyak-banyaknya dan pengkajian yang mendalam serta uji coba dan penerapannya dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Istilah pendidikan sering kali tumpang tindih dengan istilah pengajaran.Oleh karena itu, tidak heran jika pwndidikan terkadang juga di katakan “pengajaran” atau sebaliknya, pengajaran disebut sebagai pendidikan.Ini adalah sesuatu yang rancu, sebagaimana orang sering keliru memahami istilah sekolah dan belajar.Belajar dikatakan identik dengan sekolah, padahal sekolah hanyalah salah satu dari tempat belajar bagi peserta didik. Belajar merupakan bagian dari proses pendidikan yang mencakup totalitas keunggulan kemanusiaan sebagai hamba dan pemakmuran alam(khalifah)agar senantiasa bersahabat dan memberikan kemanfaatan untuk kehidupan bersama.
          Belajar atau sekolah sama-sama bermakna mencari ilmu yang merupakan bagian penting dari proses pendidikan yang pada intinya adalah transfer ilmu dan nilai moral. Ilmu berasal dari bahasa arab(‘alima). Kata ilmu ini biasanya digabung dengan kata pengetahuan sehingga menjadi ilmu pengetahuan.Ilmu menurut terminologidi artikan sebagai suatu keyakinan yang mantap dan sesuai dengan fakta empirisnya, atau hasil gambaran berdasarkan rasio.

B.     Masalah-masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumber daya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN, kita masih ketinggalan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasing  di negeri sendiri terutama karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari di atas irama gendang orang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan.Hal ini disebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks.Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera di atasi Karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.
1.      Rendahnya efiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.
2.      Rendahnya mutu akademik terutama  penguasaan ilmu pengetahuan alam(IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai  menguasai dan mengembangkan iptek.
3.      Rendahnya pemerataan kesempatan belajar disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identic dengan ciri-ciri kemiskinan.
           Pada dasarnya  ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita ,yaitu:
                    1. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan ketrampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat ,Seperti yang telah di kemukakan di atas bahwa masalah yang di hadapi di dunia pendidikan yaitu masalah  warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan. Masalah pendidikan yang di maksud adalah
1.         Masalah pemerataan pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memajukan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan ksesempatan yang seluas-luanya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana system pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahan bagi pembangunan sumber  daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung didalam system pendidikan  atau lembaga pendidikan karena minimnya fasilitas yang tersedia.
           Masalah pemerataan pendidikan di pandang penting sebab jika anak –anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada Sekolah Dasar ,maka mereka memiliki  bekal dasar berupa kemampuan membaca , menulis dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kmajuan melalui media masa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
          Oleh karena itu,  dengan melihat tujuan yang terkandung dalam upaya pendidikan tersebut yaitu menyiap kan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pembangunan pendidikan terpenuhi, mulai di perhatikan juga upaya pemerataan untuk pendidikan.
2.      Masalah mutu pendidikan
Yang menjadi persoalan ialah bahwa cara pengukuran mutu produk tersebut tidak mudah. Dan pada umumnya hanya dengan mengasosiasikan dengan hasil belajar yang sering dikenal dengan EBTA atau sekarang yang di sebut dengan UN(Ujian Nasional)yang pada kenyataannya membuat para siswa ketakutan dan frustasi.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui  proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit di harapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secar optimal  akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat  di pastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemrosesan pendidikan.Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan di tunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikkan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.

3.      Masalah kurikulum
Jika dibandingkan dengan kurikulum di Negara maju, kurikulum yang di jalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Siswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh materi yang diajarkan .siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dan hanya memahami sepintas tentang materitersebut. Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa akan berkurang.
Selain berdampak pada siswa,guru juga akan mendapat dampaknya. tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru akanterbebani dengan pencapain target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru harus tetp melanjutkan materi. Hal ini tidak sesuai dengan peran guru.
4.      Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia.
Efisiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi, sistem pendidikan yang efisien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat dihasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit jajaran departemen pendidikan dan kebudayaan.

Para ahli banyak mengatakn bahwa system pendidikan sekarang ini masih kurang efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak drop-out, banyak anak yang belum dapat  pelayanan pendidikan, banyak anak yang tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak yang lemah maupun yang luar biasa cerdas dan genius.
Oleh karena itu, harus berusaha untuk menemukan cara agar pelaksanaan pendidikan menjadi efisien.

Masalah efisien pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.Jika penggunaannya hemat, dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi.

                          Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah:
a.       Bagaimana tenaga pendidikan di fungsikan
b.      Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan di gunakan
c.        Bagaimana pendidikan di selenggarakan
d.      Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan kependidikan.Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.Pada masa 5 tahun terakhir ini jatah pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20% dari kebutuhan tenaga lapangan.Sedangkan persediaan tenaga siap diangkat lebih besar daripada kebutuhan dilapangan.Dengan demikian berat lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak segera difungsikan.Ini terjadi kemubadziran yang terselubung, karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui pengabdian.Dan tenaga kependidikan khususnya guru tidak disiapkan untuk berwirausaha.

Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami kepincangan, tidak di sesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. Suatu sekolah menerima guru baru dalam bidang studi yang sudah cukup atau bahkan sudah kelebihan, sedang guru bidang studi yang dibutuhkan tidak di berikan karena terbatasnya jatah pengangkatan sehingga di tempatkan di daerah sekolah-sekolah tertentu seorang guru bidang studi harus merangkap mengajarkan bidang studi diluar kewenangannya, meskipun persediaan tenaga yang direncanakan secara makro telah mencukupi kebutuhan, namun mengalami masalah penempatan karena terbatasnya jumlah yang diangkat dan sulitnya menjaring tenaga kerja yang tersedia di daerah terpencil.

Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru.Setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana lapangan.Dapat dikatakan umumnya penanganan pengembangan tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat.Padahal prose pembekalan untuk dapat siap melaksanakan kurikulumbaru sangat memakan waktu.Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat di rencanakan berlakunya kurikulumdengan saat mulai dilaksanakan dan pendidikan berlangsung kurang efisien dan efektif.

5.        Masalah mahalnya biaya pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal, mahalnya biaya yang harus di keluarkan masyarakat untuk mengenyamkan bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari taman kanak-kanak(TK) hingga perguruan tinggi membuat masyarakat miskintidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Ini adalah masalah utama dalam system pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu itu mahal, mungkin seperti itulah yang terjadi sekarang ini, biaaya pendidikan dari TK  sampai dengan jenjang perkuliahan dirasakn masih mahal. Banyak pelajar yang putus sekolah karena mahalnya biaya pendidikan yang harus mereka bayar untuk bisa mengenyam pendidikan itu. Meskipun anggaran pendidikan dari pemerintah terbilang banyak, namun masih belum bisa berjalan baik.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis.Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya?Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu.Akan tetapi, kenyataannya pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat di jadikan alasan bagi pemerintah untuk”cuci tangan”.

C.    Solusi pemecahan masalah pendidikan di Indonesia

1.      Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langka-langkah yang ditempuh yaitu melalui cara konvensional dan cara inovatif
Cara konvensional antara lain:
a.       Membangun gedung sekolah seperti SD inprs dan atau ruangan belajar.
b.      Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (system pergantian pagi dan sore)
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anak.
                          Cara inovatif antara lain:
Sistem pamong(pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact system, system tersebut di rintis di solo dan di seminasikan ke beberapa provinsi.
a.       SD kecil pada daerah terpencil
b.      Sitem guru kunjung
c.       SMP terbuka
d.      Kejar paket A dan B
e.       Belajar jarak jauh, seperti universitas terbuka

2.      Solusi Masalah Mutu Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendidikan bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut.
Upaya pemecahan masalah-masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut:
a.       Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b.      Penyempurnaan kurikulum.
c.       Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
d.      Pengembangan prasarana yang menciptakanlingkungan yang tenteram untuk belajar.
e.       Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket,media pembelajaran.
f.       Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
g.      Kegiatan pengendalian mutu.


3.      Solusi Masalah Kurikulum
Pada kenyataannya karena adanya perbedaan kemampuan dan pengetahuan guru, belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan materi pelajarannya.Hal ini lah salah satunya yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu sangat perlu bagi masing-masing sekolah mengadakan kegiatan:
1.      Lesson study ataupun workshop yang membahas cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum.
Lesson study merupakan suatu upaya meningkatkanproses dan hasil pembelajaranyang dilaksanakan secara kolaborasi dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Dengan berkolaborasi  guru mampu mengembangkan melalui lesson study guru dapat memperoleh penetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari anggota lesson study.Sehingga kemampuan guru semakin hari semakin bertambah baik dengan melakukan conto kemudian di kritisi ataupun dari memperhatikan contoh kemudian mengkitisi.
2.      Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum baru
Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum baru untuk mengevaluasi tahap awal penerapan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir.Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum baru di masing-masing sekolah.

4.      Solusi Masalah Efisiensi Pendidikan
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah efisiensi dalam pendidikan di antaranya:
a.       Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b.      Pengadaan dan pendistribusian sarana pembelajaran harus di barengi dengan membekali kemampuan sikap, dan keterampilan calon pemakai, serta harus dilandasi dengan konsep yang jelas.
c.       Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi.
d.      Memberi perhatian terhadap tenga kependidikan(prajabatan dan jabatan)

5.      Solusi Mahalnya Biaya Pendidikan
Besar kecilnya subsidi pemerintah inilah yang membuat mahal atau murahnya biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh orang tua atas masyarakat.Kalau kita ingin biayay pendidikan tidak mahal maka subsidi pemerintah harus besar. Usaha untuk menjadikan pendidikan tidak mahal untuk “dikonsumsi” orang tua dan masyarakat sebenarnya sudah dialaksanakan pemerintah,baik dengan meningkatkan subsidi maupun membangkitkan partisipasi masyarakat.

Dari berbagai masalah yang diungkapkan diatas maka harus ada solusi bagaimana agar pendidikan dapat berjalan dengan baik, terjangkau oleh masyarakat dan tetap sebanding dengan mutu pendidikan yang diperoleh oleh masyarakat. Karena hak mendapatkan fasilitas biaya pendidikan murah(gratis) merupakan hak masyarakat sebagai pembayar pajak.
1.      Diperlukan kejujuran dan rencana yang strategis dari jajaran birokrasi pendidikan, umtuk mengimplementasikan anggaran pendidikan pada program pembiayaan pendidikan gratis(murah)bagi masyarakat.
2.      Dalam sekolah(dunia pendidikan)harus di bersihkan dari berbagai biaya pungutan, seperti biaya LKS, biaya seragam, biaya uang gedung, biaya ekstrakulikuler dan lain-lain. Oleh karena itu, harusnya program pemberantasan korupsi harus bisa menyentuh dunia pendidikan terutama di sekolah-sekolah.
3.      Kebijakan dari bidang pendidikan yang menyepakati program kapasitasi pendidikan harus di berhentikan atau di hapus.
Selanjutnya untuk mengatasi anggapan masyarakat yang menganggap
Bahwa mahalnya biaya apendidikan karena adanya praktik korupsi yang dilakukan pejabat dan birokrasi sekolah solusi yang kiranya perlu dilakukan oleh sekolah adalah di setiap akhir tahun sekolah perlu menyampaikan laporan tentang keuagan kepada wali murid, baik uang masuk maupun pengeluaran uang sekolah. Dalam penyampaian laporan perlu disertai bukti atau kwitansi yang jelas atau sah, sehingga wali murid dapat percaya bahwa tidak ada penyelewengan dana.


D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
1.      Perkembangan IPTEK
Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di Negara kita, terutama dengn pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat.Implikasinya di dalam masyarakat sangat terasa.Oleh karena itu pendidikan harus senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.Factor inilah yang membuat masyarakat pedesaan semakin ketinggalan dengan segala informasi yang ada.sekolah-sekolah di pelosokpun selalu terlambat mendapatkan informasi penting.
2.      Laju Pertumbuhan Peduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk , maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan hrus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah. Pertambahan penduduk yang diiringi  dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi usia sekolah dasar menurun, sedang proporsi usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat disbanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar.
                                             
3.      Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata.Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya didaerah terpencil yang berlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti di gambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Persoalan-persoalan atau permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks.Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.

Saran
Dengan di kemukakan masalah-masalah pokok pendidikan, disarankan para pembaca turut mengupayakan alternative untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah pendidikan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA


Drs.Hasan Bahri M.Ag dan Drs.Beni Ahmad Saebani. M. Si .2010. Ilmu Pendidikan Islam jilid 2. Bandung: Pustaka Setia
Dr. Moh. Roqib, M.Ag. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: PT LKiS Priting Cemerlang
https://elviana09.wordpress.com/2014/05/31/masalah-masalah-pendidikan-dan-upaya-solusinya/
https://alifqofrahamzah.blogspot.co.id/2015/11/makalah-tentang-problematika-pendidikan.html





MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN
(MASYARAKAT MADANI)
Dosen pengampuh
Nama : Siti Baro’ah S.Pd.I M.Pd.I
Di susun oleh kelompok 7
1.Miftahussurur                                                           4. Siti Salimatun Suburiyah
2. Ilham                                                                       5  Tita Anjayani
3. Saiful Anam                                                            .
Fak/Prodi : Tarbiyah/PAI A
FAKULTAS TARBIYAH PAI IAIIG TAHUN AJARAN 2016
KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmu pendidikan tentang sejarah masyarakat madani.
Adapun makalah ilmu pendidikan tentang sejarah peradaban yunani kuno.ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
      
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmu pendidikan ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan penyusun semoga dari makalah ilmu pendidikan ini tentang masyarakat madani.Ini dapat di ambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberi inspirasi terhadap pembaca.


Cilacap, 23 Oktober 2016

Penyusun









DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR………………………………………………….………………i
DAFTAR ISI…………………………………………..………..……………………....ii
BAB I  : PENDAHULUAN……………………………………………...………................……4
             A. Latar Belakang…………………………………...…………………….…..4
             B. Pembatasan Masalah………………………………………….…...……….4
             C. Perumusan Masalah………………………………….…….....……………4
             D. Tujuan……………………………………...………………..….………..…5
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………….….………..………...……..5
              A. Landasan Teori………………………………………....………..………..5
                   1. Definisi Masyarakat Madani…………….……….………..…….…….5
            2.Ciri Masyarakat Madani……………….……………………..………...7
                   3. Syarat Masyarakat Madani….…………………....………..............….8
                   4. Pilar Penegak Masyarakat Madani……...……..…..………………….9
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………….……….11
                 Daftar Pustaka…………...……………………………………………...…12
           
           



           








BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR   BELAKANG
            Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau konsep “civil society” yang pertama kali digulirkan  oleh Dato Seri Anwar Ibrahim  dalam ceramahnya pada pada simpoium Nasional dalam rangka forum ilmiah. Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah kelompok masyarakat yang ideal peradaban maju.
            Lebih jelas Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat Madani adalah sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perseorangan dengan kestabilan masyarakat.
            Civil society diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan sebutan masyarakat sipil atau masyarakat madani. Kata madani berasal dari kata-kata Madinah yaitu sebuah kota tempat hijrah Nabi Muhammad SAW. Madinah berasal dari kata “madaniyah” yang berarti peradaban oleh karena itu masyarakat madani berarti masyarakat yang beradab.

B.     PEMBATASAN MASALAH
 Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah definisi masyarakat madani, ciri masyarakat madani, syarat masyarakat madani, dan pilar penegak masyarakat madani.

C.    PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apakah definisi masyarakat madani?
2.      Bagaimana cirri-ciri masyarakat madani?
3.      Apakah Syarat masyarakat madani?
4.      Apa saja pilar penegak msayarakat madani?

D.    TUJUAN
1.      mengetahui definisi masyarakat madani
2.      mengetahui cirri-ciri masyarakat madani
3.      mengetahui syarat terbentuknya masyarakat madani
4.      mengetahui apa saja pilar penegak masyarakat madani
BAB II
PEMBAHASAN
A.    LANDASAN TEORI
1.      DEFINISI MASYARAKAT MADANI
            Masyarakat madani dalam bahasa inggris civil society dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Kata madani sendiri artinya civil atau civilized (beradab). Istilah masyarakat madani yang berarti masyarakat madani yang berperadaban.
            Untuk pertama kali istilah masyarakat madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, masyarakat madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan msyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.
            Masyarakat madani adalah sebuah tatanan masyarakat sipil (civil society) yang mandiri dan demokratis, masyarakat madani lahir dari proses penyemaian demokrasi, hubungan demokrasi.
Dawam raharjo mendefiniskan masyarakat madani sebagai proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama. Dawam menjelaskan, dasar utama dari masyarakat madani adalah persatuan  dan integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan. Masyarakat madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan,dan lain-lain.
            Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai dan hukum yang ditopang oleh penguasaan teknologi yang beradab, iman dan ilmu.
            Menurut Syamsudin Haris, masyarakat madani adalah suatu lingkup interaksi sosial yang berada di luar pengaruh Negara dan model yang tersusun dari lingkungan masyarakat paling akrab seperti keluarga, asosiasi sukarela, gerakan kemasyarakatan dan berbagai bentuk lingkungan komunikasi antar warga.
            Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang mengacu masyarakat madinah yang berada di bawah pimpinan Rasulullah SAW, sebagai masuarakat kota atau masyarakat berperadaban dengan cirri antara lain: egaliteran (kesederajatan), menghargai prestasi, keterbukaan, toleransi dan musyawarah.
            Menurut Muhammad A.S Hikam pengertian dari masyarakat madani adalah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bericirikan antara lain kesukarelaan, keswasembadaan dan keswadayaan, kemandirian tinggi terhadap Negara dan keterikatan dengan norma serta nilai-nilai hukum yang diikuti warganya.
            Menurut W.J.S Poerwadarminto, kata masyarakat berarti suatu pergaualan hidup manusia. Sehimpunan orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan tertentu. Sedangkan kata madani berasal dari bahasa Arab yaitu madinah, artinya kota. Jadi secara etimologis, masyarakat madani berarti masyarakat kota. Meskipun demikian, istilah kota tidak merujuk semata-mata kepada letak geograis. Tetapi justru  kepada karakter atau sifat-sifat tertentu  yang cocok untuk penduduk kota. Dari sini masyarakat madani tidak asal masyarakat perkotaan, tetapi memiliki sifat yang cocok dengan orang kota, yaitu berperadaban.
            Jadi secara garis besar, masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang melindungi waga dari perwujudkan kekuasaan Negara yang berlebihan.Masyarakat madani merupakan tiang utama dalam kehidupan politik berdemokratis.Wajib bagi setiap masyarakat madani yang tidak hanya melindungi warga Negara dalam berhadapan dengan Negara dalam berhadapan dengan Negara, namun masyarakat madani juga dapat merumuskan dan menyuarakan aspirasi masyarakat.
            Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah.Memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang berbeda-beda. Bila merujuk pada pengertian dalam bahasa inggris, ia berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari masyarakat militer.
            Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga berdasarkan pada konsep Negara kota Madinah yang diabngun Nabi Muhammad SAW pada tahun 622M. masyarakat madani juga mengacu pada konsep tamadhun (masyarakat yang beradaban) yang diperkenalkan oleh Ibnu Khaldun, dan konsep Al Madinah al Fadhilah (Madinah sebagi Negara Utama) yang diungkapkan oelh Filsuf Al-Farabi pada abad pertengahan.
           
2.      CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI
            Masyarakat madani memiliki beragam karakteristik/ ciri-ciri baik itu secara umum maupun pendapat para ahli. Cirri masyarakat madani adalah sebagai berikut
a. ciri-ciri karakteristik umum masyarakat madani
a)Pluralisme
Diakui semangat pluralisme artinya pluralis menjadi sebuah keniscayaan yang tidak dapat dielakkan sehingga pluralitas telah menjadi suatu kaidah yang abadi.
Pluralisme tdak hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan menerima kenyataan sosial yag beragam, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai positif bagi kehidupan masyarakat.
b)Toleran
            Sikap toleran merupakan sikap suka mendengar, dan menghargai pendapat dan juga pendirian orang lain. Jadi sikap toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat.
c)Demokrasi
            Demokrasi adalah prasyarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yang murni (genuine).Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud. Demokrasi tidak akan berjalan stabil bila mendapat dukungan riil dari masyarakat. Secara umum demojrasi adalah suatu tatanan sosial politik yang bersumber dan dilakukan oleh, dari, dan untuk warga Negara.
            Tegaknya prinsip demokrasi tidak sekedar kebebasan dan persaingan , demokrasi juga pilihan untuk bersama-sama membangun dan memperjuangkan masyarakatuntuk semakin sejahtera.
d)Free Public Sphere
            Free Public Sphere adalah ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk mengemukakan pendapat warga msyarakat. Diwilayah ruang publik ini semua warga Negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial dan politik tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan-kekuatan di luar civil society.
e)Keadilan Sosial
            Keadilan Sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang proporsional atas hak dan kewajiban setiap warga Negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan: ekonomi, politik, pengetahuan dan kesempatan. Dengan pengertian lain, keadilan sosial adalah hilangnya monopoli dan pemusatan Aspek kehidupan yang dilakukan oleh kelompok atau golongan tertentu.
b.ciri-ciri/karakteristik masyarakat madani menurut Bahmuller (1997)
            Merujuk pada Bahmuller (1997), ada beberapa ciri-ciri masyarakat madani antara lain:
Ø  Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif ke dalam masyarakat melalui kontak melalui kontrak sosial atau aliansi sosial.
Ø  Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dan dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternative.
Ø  Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan Negara karena keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
Ø  Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri (individualis)
Ø  Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai perspektif.
3.SYARAT MASYARAKAT MADANI
Terdapat tujuh syarat masyarakat madani antara lain sebagai berikut:
Ø  Terpenuhinya kebutuhan dasar individu keluarga, dan juga kelompok yang ebrada di dalam masyarakat.
Ø  Berkembangnya human capital (modal manusia) yang kondusif untuk terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupanan terjalinnya kepercayaan dan relasi sosial anatar kelompok.
Ø  Tidak adanya diskriminasi dalam setiap bidang pembagunan atau terbukanya akses berbagai pelayanan sosial.
Ø  Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat kepentingan bersama dan kebijakan publik dapat dikembangkan.
Ø  Adanya persatuan antar kelompok di masyarakat serta tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan anatar budaya dan kepercayaan.
Ø  Terselenggaranya sistem pemerintahan yang lembaga-lembaga ekonomi hukum, sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.
Ø  Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan dan setiap jaringan-jaringan kemasyarakatan sehingga terjalinnya hubungan dan komunikasi antara masyarakat secara teratur , terbuka dan terpercaya.
           
4.PILAR PENEGAK MASYARAKAT MADANI
Pilar penegak masyarakat madani adalah institusi-institusi yang menjadi bagian dari sosial control yang berfungsi mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang diskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas. Pilar-pilar tersebut antara lain:
a.Lembaga Swadaya Masyarakat
            Lembaga Swadaya masyarakat adalah institusi sosial yang dibentuk oleh swadaya masyarakat yang tugas utamanya adalah membantu dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat yang tertindas.LSM dalm konteks masyarakat madani bertugas mengadakan pemberdayaan kepada msayarakat mengenai hal-hal yang signifikan dalm kehidupan sehari-hari, misalnya mengadakan pelatihan dan sosialisasi program-pogram pembangunan masyarakat.
b.Pers
            Pers adalah institusi yang berfungsi untuk mengkritisi dan menjadia bagian dari sosial control yang dapat menganalisa serta mempublikasikan berbagai kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan warga negaranya. Selain itu, pers juga diharapkan dapat menyajikan berita secara objektif dan transparan.
c.Supremasi Hukum
            Setiap warga Negara, baik yang duduk dipemerintahan atau sebagai rakyat harus tunduk kepada aturan atau hukum. Sehingga dapat mewujudkan hak dan kebebasan antar warga Negara dan antar warga Negara dengan pemerintahan melalui cara damai dan sesuai dengan hukum yang berlaku.
            Supremasi hukum juga memberikan jaminan dan perlindungan terhadap segala bentuk penindasan individu dan kelompok yang melanggar norma-norma hukum dan segala bentuk pendindasan hak asasi manusia.
d.Perguruan Tinggi
            Perguruan tinggi merupakan tempat para aktivis kampus (dosen atau mahasiswa) yang menjadi bagian kekuatan sosial dan masyaraskat madani yang bergerak melalui jalur moral porce untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan mengkritisi berbagai kebijakan-kebijakan pemrintah.Namun, setiap gerakan yang dilakuka itu harus berada pada jalur yang benar dan memposisikan diri pada real dan eralitas yang betul-betul objektif serta menyuarakan kepentingan masyarakat.
            Sebagai bagian dari pilar penegak masyarakat madani, maka perguruan tinggi memiliki tugas utama mencari dan menciptakan ide-ide alternatif dan konstruksi untuk dapat menjawab problematika yang dihadapi oleh masyarakat.
e.Partai Politik
            partai politik merupakan wahana bagi warga Negara untuk dapat menyalurkan sapirasi politiknya. Partai politik menjadi sebuah tempat ekspresi politik warga Negara sehingga partai politik menjadi prasyarat bagi tegaknya masarakat madani.






BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar terciptanya kesejahteraan umat maka kita sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan yang signifikan.  Selain itu, kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi di masyarakat sekarang ini. Agar didalam kehidupan bermasyarakat kita tidak ketinggalan berita.

























DAFTAR PUSTAKA
www.artikelsiana.com>2015/08>pengertian-masyarakat-madani.
M.Dawam Rahardjo. Masyarakat Madani: Agama,Kelas Menengah dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3ES,1999.hal.xxiii
Haidar Putra Dawlay. Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.hal 136-138
Azyumardi Azra, Menuju Masyarakat Madani. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm 9-11













                








MAKALAH

INOVASI PENDIDIDIKAN dan PARADIGMA PENDIDIKAN MASA DEPAN

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah  Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Siti Baro’ah, S.Pd.I.,M.Pd.I





Disusun oleh:
Nur Fitriyah                        Tarbiyah/1 PAI A
Nidaatul Khasanah             Tarbiyah/1 PAI A
Achmad Ade Salim K.        Tarbiyah/1 PAI A
Mahrus Amin                      Tarbiyah/1 PAI A
Harmedi                               Tarbiyah/1 PAI A


FAKULTAS TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP
TAHUN 2016
Contents

 

















BAB 1 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin tahun semakin maju dan sangat cepat dalam berbagai aspek kehidupan yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan, yang merupakan suatu upaya untuk menjembatani sebuah peralihan dari masa sekarang ke masa yang akan datang yakni melalaui sebuah suntikan-suntikan inovasi yang diharapkan akan dapat mencapai efisiensi dan efektifitas.
Di zaman globalisasi ini  makna inovasi salah diartikan oleh kebanyakan orang baik itu kalangan masyarakat yang terendah hingga kalangan masyarakat intelektual. Sehingga apa yang terjadi, penerapan inovasi yang salah satunya dalam bidang pendidikan yang merupakan bagian sentral dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari salah digunakan. Maka perlu ditanamkan secara mendalam pemahaman tentang inovasi itu sendiri, baik dari segi tujuan diadakannya sebuah inovasi, apa kekurangan serta kelebihan inovasi itu sendiri, komponen-komponen inovasi, manfaatnya untuk masyarakat apa serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-sehari dan lain sebagainya.
Banyak Masyarakat mengetahui dan memahami sesuatu yang baru tetapi belum mau menerima apalagi menerapkannya. Hal ini terjadi karena mindset tentang inovasi masih minim, hal itu bisa kita siasati dengan mempelajari secara mendalam akan makna inovasi sesungguhnya serta segala sesuatu yang berhubungan dengan inovasi tersebut

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian inovasi dan paradigma?
2.      Apa tujuan dari inovasi pendidikan?
3.      Macam-macam paradigma pendidikan masa depan?
4.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi inovasi dalam pendidikan?

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Inovasi Pendidikan dan Paradigma Pendidikan Masa Depan

Asal kata inovasi berasal dari bahasa latin “innovation” yang artinya pembaharuan atau perubahan. Kedua istilah tersebut memiliki perbedaan dan persamaan.Adapun perbedaannya adalah jika pada pembeharuan ada unsur kesengajaan. Sedangkan, persamaanya yaitu sama-sama memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. [7]
Kata “ paradigma “ mengandung arti model pola skema. Dengan demikian paradigma merupakan sebuah model atau pola yang terskema dari beberapa unsur yang tersistematis baik secara filosofis, ideologis, untuk dijadikan acuan visi hidup baik secara personal maupun kolektif untuk masa depan.
            Kadang-kadang, inovasi juga di pakai untuk menyatakan penemuan. Kata penemuan digunakan untuk menerjemahkan kata dari Bahasa inggris; discovery  dan inovetion.[8]Sehingga antara discovery, inevention dan inovasi sepertinya terlihat ada kesamaan.Namun sebenarnya, ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan yang mendasar.
            Adapun yang dimaksud inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang sebelumnya serta sengaja di usahakan untuk meningkatkankemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan.[9] Dari definisi tersebut ada beberapa istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan, yaitu;
1.      “Baru” dapat diartikan apa saja yang baru dipahami, diterima, atau dilaksankan oleh penerima inovasi, meskipun bukan barulagi bagi orang lain
2.      “Kualitatif” berarti inovasi tersebut memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur-unsur pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penjumlahan atau penambahan unsur-unsur pendidikan.
3.      ”Hal” yang dimaksud meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan.
4.      “Kesengajaan” maksudnya inovasi dan penyempurnaan pendidikan harus dilakukan secara sengaja dan berencana, dan tidak dapat diserahkan menurut cara-cara kebetulan ayau sekedar berdasarakan hobi perseorangan belaka.
5.      “Meningkatkan kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan sumber-sumber tenaga, uanag dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Pendeknya, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
6.      “Tujuan” yang dimaksud adalah efisiensi dan efektitivitas, mengenai sasaran jumlah anak didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya dengan menggunakan sember tenaga, uang, alat dan waktu jumlah sekecil-kecilnya.

B.     Tujuan Inovasi Pendidikan

Menurut Santoso (1974) dalam bukanya Fuad Ihsan menyatakan bahwa tujuan utama inovasi yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang, dan srana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.Hal senada juga dating dari Fuad Ihsan sendiri.Ia menyatakan bahwa tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas. Sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banykanya, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakt, dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu, dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Kalua dikaji tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu:
a.       Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
b.      Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah bagi setiap warga Negara. Mislanya meningkatn daya tamping usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi.
Disamping itu akan diadakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapka peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan trampil dalam memudahkan maslahanya sendiri.Adapun jangka panjangnya adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya. Cara yang dicapai untuk tujuan tersebut diantaranya:
1.      Pemerataan dan peningkatan kualitas
2.      Memperluas pelayanan pendidikan ( kuantitas)
3.      Peningkatan keserasian pendidikan dengan pembangunan
4.      Meningkatkan efektifitas dan efesiensi sistem penyajian
5.      Melancarkan sitem informasi kebijakan

C.    Macam-Macam Paradigma Pendidikan

Macam-macam paradigm pendidikan ada empat, yaitu :
1.      Konservatisme
Kecenderungan politik bergantung pada sejarah dan perkembangan budaya.Misalnya, konservatisme sosial mempertahankan lembaga dan proses-proses sosial yang sudah ada.Perubahan boleh tetapi harus mentaati tatanan yang sudah berlaku.Mereka tidak menolak nalar tetapi juga menerima nalar secara total.Sedangkan konservatisme reaksionisme menolak nalar dan konservatif filosofis menempatkan nalar di atas segala-galanya.
2.      Liberalisme
o   Menekankan cara pemecahan masalah secara ilmiah
o   Tujuannya menuntaskan masalah praktis
o   Guru seharusnya memelihara dan memperbaiki tatanan sosial yang sudah ada
o   Murid harus mampu memecahkan masalahnya sendiri
o   Kaum liberal mendahulukan individu dari pada masyarakat
o   Psikologis dikondisikan oleh sosial
o   Psikologis adalah basis pembuktian benar-tidaknya pengetahuan
o   Konsekuensi emosional tidak mungkin dipengaruhi secara kolektif
o   Belajar mungkin berlangsung dalam matriks sosial, tetapi belajar selalu bersifat personal dan pribadi
o   Kaum liberal memandang sekolah sebagai lembaga terbuka dan lebih kritis
3.      Anarkisme
·      Lembaga pendidikan bekerja sama dengan proses-proses politis yang memerosotkan individu, sekedar “sekerup” kelompok, sekedar butiran kepribadian dalam seronce kesosialan.
·      Pemerosotan martabat manusia secara sistematis.
·      Pendidikan adalah proses belajar lewat pengalaman sosial.
·      Sekolah mengabaikan tanggung jawab mendidik siswa secara sejati

4.      Fundamentalisme
·      Dalam pendidikan mengambil bentuk gerakan “kembali ke dasar”
·      Gerakan ini memusatkan pada suatu sasaran tertentu, seperti mengembalikan pendidikan pada “Tiga R”, yairu Read, Write, dan Arithmatic
·      Jam sekolah mengutamakan pelajaran bahasa nasional, sains, matematika, dan sejarah
·      Pendidik harus mengambil peran dominan
·      Pengajaran menggunakan sistem menghapal, PR, ujian dilaksanakan sesering mungkin
·      Rapor dibagikan sesering mungkin dengan indeks prestasi
·      Disiplin harus ketat
·      Kelulusan berdasrkan serangkaian tes-tes untuk mengetahui tingkat ketrampilan dan pengetahuan
·      Permainan dan ketrampilan diberikan di luar jam sekolah
·      Menghapus bidang studi pilihan dan meningkatkan yang wajib
·      Menolak inovasi dan menekankan pada konsep
·      Program layanan sosial di sekolah menyita waktu sekolah
·      Memasukkan “patriotirme” dan nasionalisme di sekolah

D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan

Adapun factor yang cukup berperan mempengaruhi inovasi pendidikan adalah[10]
1.      Visi terhadap pendidikan
2.      Pertambahan penduduk
3.      Tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan
4.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Tidak dapat dipungkiri memang, inovasi pendidikan dalam konteks ke-Indonesia-an secara makro pada tingkat nasional memang sangat kompleks, karena berkaitan dengan biaya, feasibilitas, validitas, daripada inovasi itu sendiri, skala percobaan, informasi dengan kebijakan nasioanal, nilai-nilai birokrasi dan budaya.[11]
Adapun contoh pelaksanaan inovasi pendidikan yang ada di Indonesia adalah
1.      Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
Awalnya proyek ini dimaksudkan untuk mencoba bentuk sistem persekolahan komprehansif dengan nama “sekolah pembangunan”. PSPP ini ada sejak tahun 1971 dan konsepsi sekolah pembangunan ini direncanakan akan disebarluaskan ke seluruh Indonesia tahun 1974. Akan tetapi, setelah diadakannya penelitian studi kelayakan, konsepsi tersebut masih perlu dikembangkan lagi melalui proses penelitian dan percobaan yang dilakukan secara sistematis. Jenjang pendidikan yang dipakai pada PSPP adalah SD dan Sekolah Menengah[12]
2.      Pengajaran dengan Sistem Modul
Modul merupakan program pengajaran mengenai suatu satuan bahasan yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh anak didik. Tujuan pengajaran dengan sistem modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas belajar mengajar di sekoah, terutama yang berkaitan dengan penggunaan waktu, dana, fasilitas, dan tenaga secara tepat guna alam mencapai tujuan secara optimal.  Contoh dari bentuk dari adanya sistam modul adalah : LKS (Lembar Kerja Siswa), lembaran kerja, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan sebagainya.[13]
3.      SMP Terbuka dan Universitas Terbuka (UT)
Menurut Fuad Ihsan dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MKDK”, SMP terbuka adalah Sekolah Menengah Pertama yang kegiatan belajarnya sebagian besar diselenggarakan di luar gedung sekolah dengan cara penyampaian pelajaran melalui berbagai media dan interaksi yang terbatas antara guru dan murid.[14]Terselenggaranya SMP terbuka ini diawali dari pemikiran untuk menampung anak-anak lulusan SD yang tidak tertampung di SMP biasa.Demikian halnya, UT didirikan dalam rangka meningkatkan daya tampung perguruan tinggi.
4.      Kuliah Kerja Nyata
KKN adalah salah satu bentuk pengintegrasian antara pengabdian pada masyarakat dengan pendidikan dan penelitian, yang terutama oleh mahasiswa dengan bimbingan perguruan tinggi dan pemerintah daerah, dilaksanakn secara interdisipliner dan intrakurikuler.KKN sudah ada sejak tahun 1971.ide dilaksanakannya adalah banyaknya problematika yang akan dihadapi oleh mahasiswa setelah mengenyam pendidikan di almamaternya, terutama problematika kemasyarakatan yang semakin kompleks.[15]
5.      Inovasi Kurikulum
Hingga saat ini, sudah banyak sekali inovasi pendidikan yang dilakukan dengan menggantu kurikulum sebagai acuan pendidikan di indonesia. Berikut adalah beberapa kurukulum yang bernah berlaku di indonesia :
a.       Proyek Pamong
Pamong adalah singkatan dari Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru.Proyek ini adalah kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan INNOTECH (Educational Innovation and Technology), SEAMEO.Tujuan proyek pamong ini adalah untuk menjajaki dan menemukan alternatif sistem penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata, yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah di Indonesia dan Filipina.[16]Sasaran dari proyek pamong ini adalah sekolah dasar, mengingat saat itu hampir separo dari anak-anak di Asia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar.Kurikulum ini di terapkan di Indonesia pada tahun 1974.
b.      Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
KBK dikembangkan untuk memberikan keahlian dan ketrampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang berharkat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. KBK lebih menekankan pada kompetensi atau kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan  proses pembelajaran tertentu. Adapun yang ingin dicapai oleh KBK adalah mengembangkan peserta didik untuk menghadapi perannya di masa mendatang dengan cara mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill).[17]Pengembangan KBK lebih memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa paduan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajari.
c.       Inovasi Kurikulum Berbasis Masyarakat (KBM)
KBM adalah kurikulum yang menekankan perpaduan antara masyarakat dan sekolah guna mencapai tujuan pengajaran.Tujuan kurikulum ini adalah memberikan kemungkinan kepada siswa untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal, mandiri, dan membekali mereka dengan keterampilan.
d.      Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu disebut integrated curriculum merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit. Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun secara klasikal aktif menggali dan menemukan konsep dan prinsip-prinsip secara holistik bermakna dan otentik.[18]

 

BAB III PENUTUP

Kesimpulan


Inovasi Pendidikan adalah suatu yang baru dan bersifat kualatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan.
Inovasi pendidikan sebagai persepektif baru dalam dunia pendidikan dirintis sebagai alternative untuk memecahkan masalah-masalah yang belum dapat di atasi dengan tuntas secara konvensional.Inovasi pendidikan dilakukan untuk menyongsong arah perkembangan duania kependidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat.

DAFTAR PUSTAKA


Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Fuad Ikhsan, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan: Komponen MKDK, Jakarta: :Rineka Cipta, 2008, cet.V, hal.191
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam), (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2005), Halaman 205-208).
H.A.R. Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, (Magelang: Tera Indonesia, 1999, cet.II, halm.350




[1] Hasbulloh, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers,2013), hlm 1.
[2] Hasbulloh, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers,2013), hlm 8.
[3] Drs. H. Fuad Ihsan, dasar-dasar pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hlm 57.
[4] Hasbulloh, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers,2013), hlm 39.
[5]http://nurhazanahaz.blogspot.co.id/2015/06/tanggung_jawab_masyarakat_terhadap.html.m=1

[6] Prof. Dr. Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Rineka Cipta, hlm 177
[7]Fuad Ikhsan, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan: Komponen MKDK, Jakarta: :Rineka Cipta, 2008, cet.V, hal.191
[8] Udin Saefudin Safudin Sa’ud, op.cit., hlm.2
[9] Hasbullah, op.cit., hlm. 189
[10]Hasbullah, op.cit. 193-199
[11] H.A.R. Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, (Magelang: Tera Indonesia, 1999, cet.II, halm.350
[12]Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam), (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2005), Halaman 205-208).
[13]Ibid., hlm. 209-211
[14] Fuad Ihsan, op.cit., hlm. 206
[15] Halbullah, op.cit., hlm.225-230
[16] Fuad Ihsan, op.cit., hlm. 204-206
[17] Udin Saefudin Saud, op.cit., hlm.94
[18]Ibid., hlm. 113

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Ilmu Kalam ( Pemikiran Al- Asy'ari dan Al- Maturidi)

Makalah Sejarah Peradaban Islam di Afrika Selatan

UAS Media & Tekhnologi Pendidikan semeter 3