Makalah Ilmu Pendidikan ( Pendidikan dalam sebuah Sistem)
MAKALAH
PENDIDIKAN
DALAM SEBUAH SISTEM
Disusun Oleh : Tafrikhatul Unsa
FAKULTAS: TARBIYAH
PRODI : PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI CILACAP
TAHUN AJARAN 2016/2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Dalam sistem pendidikan nasional,
peran dan tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat sangat diperlukan
untuk terciptanya pendidikan nasional yang bermutu.
Lingkungan keluarga adalah tempat
anak dilahirkan. Waktu baru lahir anak dalam keadaan lemah, disinilah pertama
kali ia mengenal nilai dan norma. Pendidikan keluarga berfungsi untuk
memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu,
sosial dan religius.
Lingkungan sekolah adalah
lingkungan kedua bagi anak. Disekolah ia mendapatkan pendidikan yang intensif,
disinilah potensi anak akan ditumbuh kembangkan. sekolah merupakan tumpuan dan
harapan orang tua, masyarakat, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lingkungan masyarakat adalah
lingkungan ketiga setelah lingkungan keluarga dan sekolah. Di lingkungan
masyarakat anak mendapat pendidikan melalui pendidikan masyarakat inilah anak
akan dibekali dengan penalaran, ketrampilan, dan sikap makarya, sering juga
pendidikan di masyarakat ini dijadikan upaya mengoptimalkan perkembangan diri.
( latar belakang mencakup mengapa
makalh ini dibuat dan materi)
B. Rumusan
masalah
1.
Apakah pendidikan itu? (apakah
pendidikan keluarga sekolah, dan masyarakat itu)
2.
Apa saja faktor-faktor pendidikan? (hilangkan)
3.
Bagaimana peranan keluarga, sekolah,
masyarakat dalam pendidikan?
4.
Apa saja tanggung jawab lembaga
pendidikan itu? (bagaimana hubungan antara pendidikan keluarga, masyarakat ,
dan sekolah)
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini ialah
untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu pendidikan selain itu, ada beberapa
tujuan lain diantaranya ialah :
1.
Untuk mengetahui apa pendidikan dan
faktor-faktor yang berkaitan dengan pendidikan
2. Untuk memahami dan melaksanakan peran
dan tanggung jawab keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pendidikan (tujuan mencakup kematangan
berfikir merujuk pada rumusan masalah)
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian pendidikan
Pendidikan dalam arti yang
sederhana sering di artikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya
sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaannya.
Pendidikan atau peadagogie berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi
dewasa. selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat
hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Menurut Ki Hajar Dewantoro
pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.[1]
B.
Faktor-faktor pendidikan
Dalam proses pendidikan ada
pendidik yang berfungsi sebagai pelatih, pengembangan, pemberi atau pewaris.
Kemudian terdapat bahan yang dilatihkan, dikembangkan, diberikan dan diwariskan
yakni pengetahuan, ketrampilan, berfikir, karakter yang berupa bahan ajar,
serta ada murid yang menerima latihan, pengembangan, pemberian, dan pewarisan pengetahuan,
ketrampilan, pikiran, dan karakter.
Ada beberapa faktor yang tidak dapat dipisahkan
dengan faktor-faktor lainnya karena semuanya saling mempengauhi.
1.
Faktor tujuan
Tujuan yaitu sesuatu yang hendak
dicapai oleh manusia baik secara abstrak sampai berbentuk rumusan-rumusan yang
dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.
Fungsi
tujuan bagi pendidikan
a)
Sebagai arah pendidikan
b)
Arah atau jalan usaha yang harus
ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
c)
Tujuan sebagai titik akhir
d)
Tujuan sebagai titik pangkal mencapai
tujuan lain
e)
Memberi nilai kepada usaha yang
dilakukan
2. Faktor
pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul
pertanggung jawaban untuk mendidik.
Menurut Dwi Nugroho Hidayanto pengertian pendidik ini meliputi orang
dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, pemimpin agama.
3. Faktor
anak didik
Dalam pengertian umum, Anak didik adalah setiap orang yang menerima
pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan
pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang
belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.
4. Faktor
alat pendidikan
Alat pendidikan adalah suatu
tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan
pendidikan yang tertentu. Dalam pengertian yang luas, alat pendidikan meliputi
juga faktor-faktor pendidikan yang lain seperti tujuan, pendidik, anak didik,
dan lingkungan pendidikan bila
faktor-faktor tersebut digunakan dan direncanakan dalam perbuatan atau
tindakan mendidik.
Alat-alat pendidikan berupa perbuatan-perbuatan atau
tindakan-tindakan yang secara konkret dan tegas dilaksanakan, guna menjaga agar
proses pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil.
5.
Faktor lingkungan
Menurut
Sartain ( Ahli psikologi Amerika), yang dimaksud dengan lingkungan meliputi
kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah
laku kita, pertumbuhan, perkembangan, dan proses kehidupan.[2]
C. Peranan
keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pendidikan
1.
Peranan Keluarga Dalam Pendidikan
Keluarga adalah lembaga pendidikan
yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia di
lahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan
di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi
pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam
keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya di sekolah.
Tugas dan tanggung jawab orang tua
dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan
watak dan budi pekerti, latihan ketrampilan dan pendidikan kesosialan, seperti
tolong menolong, bersama-sama menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan
ketentraman rumah tangga dan sejenisnya.[3]
Peranan keluarga sebagai lembaga
pendidikan semakin tampak dan penting.Peranan keluarga terutama dalam penanaman
sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan kepribadian.
Pendidikan keluarga berfungsi:
a. Sebagai
pengalaman pertama masa kanak-kanak
b. Menjamin
kehidupan emosional anak
c. Menanamkan
dasar pendidikan moral
d. Memberikan
dasar pendidikan sosial
e. Meletakkan
dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak[4]
2. Peranan
sekolah dalam pendidikan
Peranan sekolah dalam pendidikan salah satunya
merupakan bagian dari pendidikan keluarga.orang tua mengajarkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. Sekolah
juga memberikan pendidikan untuk kehidupan di masyarakat yang belum tentu
didapat dari rumah, hal yang paling utama yaitu peran sekolah untuk
mencerdaskan anak bangsa dengan melatih anak-anak memperoleh
kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta
ilmu-ilmu lain yang sifatnya mencerdaskan dan pengetahuan. Selain itu disekolah
diberikan pelajaran mengenai etika, keagamaan, membedakan yang benar dan salah
dan sebagainya.
Berkenaan dengan peranSekolah dalam pendidikan
itulah, maka sekolah dalam lembaga pendidikan mempunyai sifat-sifat antara
lain: tumbuh sesudah keluarga, lembaga formal, dan lembaga pendidikan yang
tidak kodrati.
3.
Peranan masyarakat dalam pendidikan
Masyarakat merupakan lembaga
pendidikan yang ke tiga setelah pendidikan di lingkungan keluarga dan
pendidikan di lingkungan sekolah.
Dilihat dari ruang lingkup
masyarakat, banyak dijumpai keanekaragaman bentuk dan sifat masyarakat. Namun
justru keanekaragaman inilah yang dapat
memperkaya budaya bangsa Indonesia. Lembaga pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana asas pendidikan seumur hidup.
Segala pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dilingkungan pendidikan
keluarga dan di lingkungan sekolah akan dapat berkembang dan dirasakan
manfaatnya dalam masyarakat.
masyarakat
mempunyai peran yang besar dalam melaksanakan pendidikan nasional. Peran
masyarakat itu antara lain: menciptakan suasana yang dapat menunjang pendidikan
nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan non pemerintah (swasta) membantu
pengadaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana, menyediakan lapangan kerja,
membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Peranan masyarakat tersebut
dilaksanakan melalui jalur-jalur:
a.
Perguruan swasta
Perguruan swasta yaitu usaha-usaha
dari masyarakat yang secara langsung mengelola dan menyelenggarakan pendidikan
formal.Perguruan swasta dapat menyelenggarakan semua jenis dan jenjang
pendidikan, kecuali pendidikan kedinasan dilingkungan pemerintahan.
b. Dunia
usaha
Hubungan
dunia usaha dengan pendidikan dapat dilihat dari dua segi yaitu:
1) Dunia
usaha sebagai konsumen pendidikan, dalam arti dunia usaha memanfaatkan dan
mengambil dari hasil pendidikan yang berupa lulusan.
2) Dunia
usaha sebagai pengembang dan pelaksana dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.
Peranan dunia
usaha dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti misalnya:
a)
Melakukan sistem magang.
b)
Membentuk konsorsium pengadaan dana yang
dapat di manfaatkan untuk usaha-usaha pendidikan.
c) Menyediakan
fasilitas untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.
d) Mengadakan
latihan prajabatan dan penataran.
e) Mengadakan
progam pendidikan kemasyarakatan seperti wajib progam pendidikan minimum untuk karyawan.
f) Mengadakan
kerjasama dengan sekolah-sekolah kejuruan dan lembaga pendididikan lainnya.
Peranan dan partisipasi dunia usaha
dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional perlu di atur dan di kelola
dengan peraturan perundang-undangan oleh pemerintah agar peran sertanya lebih
efektik dan efisien.
c. Kelompok
profesi
Peranana kelompok profesi dalam
sistem pendidikan nasional antara lain adalah :
1)
Merencanakan dan menyelenggarakan
latihan keterampilan dan keahlian.
2)
Menjamin dan menguji kualitas
keterampilan dan keahlian tersebut.
3)
Menyediakan tenaga-tenaga pendidikan
untuk berbagai untuk berbagai jenis pendidikan, terutama pendidikan
kemasyarakatan dan pendidikan khusus lembaga swasta lainnnya.
d.
Lembaga swasta lainnya
Peranan lembaga swasta nasional itu
terutama di harapkan dalam rangka pelaksanaan pendidikan kemasyarakatan melalui
kegiatan-kegiatan yang mempunyai efek sosial.
D.
Tanggung jawab Lembaga pendidikan
1.
Lembaga pendidikan keluarga
Dari
lingkungan keluarga yang harmonis yang mampu memancarkan keteladanan pada
anak-anaknya, akan lahir anak-anak yang memiliki kepribadian dengan pola yang
mantap. “masalah kemampuan ekonomi, broken home, rindu kampung, menerima tamu,
dan kurang kontrol orang tua” (Oemar Hamalik, 1980: 145-147) merupakan fakrtor
penghambat belajar. Untuk itu agar anak tidak mengalami hambatan dalam proses
pendidikan didalam keluarga, Orang tua harus memiliki Dasar-dasar tanggung
jawab terhadap pendidikan anaknya antara lain:
a.
Adanya motivasi atau dorongan cinta
kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
Maksudnya
ialah kasih sayang yang ikhlas dan murni akan mendorong sikap dan tindakan rela
menerima tanggung jawab untuk mengorbankan hidupnya dalam memberikan
pertolongan kepada anaknya.
b.
Pemberian motivasi kewajiban moral
sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
Maksudnya
ialah adanya tanggung jawab moral yang meliputi nilai-nilai agama dan
nilai-nilai spiritual.Menurut para ahli, bahwa penanaman sikap beragama sangat
baik pada masa anak-anak (3 sampai 6 tahun) seorang anak memiliki pengalaman
agama yang asli dan mendalam, serta mudah berakar dalam diri dan kepribadiannya.
c.
Tanggung jawab sosial adalah bagian dari
keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa
dan negara.
Maksudnya perwujudan dari tanggung jawab sosial itu
adalah kesadaran tanggung jawab kekeluargaan yang dibina oleh darah, keturunan,
dan kesatuan keyakinan.
d.
Memelihara dan membesarkan anaknya.
Tanggung
jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan
makan, minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan. Selain
itu orang tua juga tanggungjawab dalam hal melindungi dan menjamin kesehatan
anaknya, baik secara jasmaniyah maupun rohaniyah.
e.
Memberikan pendidikan dengan berbagai
ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak,
sehingga bila dewasa nanti sang anak akan mampu mandiri.
Kesadaran
akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu
dikembangkan kepada setiap orang tua, sehingga pendidikan yang dilakukan tidak
lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tapi telah didasari oleh
teori-teori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman.
2.
Lembaga pendidikan sekolah
Sebagai
pendidikan yang bersifat formal, sekolah menerima fungsi pendidikan berdasarkan
asas-asas tanggungjawaab berikut:
a. Tanggungjawab
formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut
ketentuan-ketentuan yang berlaku, dalam hal ini undangundang pendidikan.
b. Tanggung
jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang
dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa.
c. Tanggung
jawab fungsional, ialah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana
pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan
jabatannya. Tanggung jawab ini merupakan pelimpahan tanggung jawab dan
kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah dari para guru.
3.
Lembaga pendidikan masyarakat
Tanggung
jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih sangat belum jelas, hal
ini disebabkan karena faktor waktu, hubungan, sifat, dan isi pergaulan yang
terjadi di masyarakat.Waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya pada
waktu-waktu tertentu, sifat pergaulannya bebas, dan isinya sangat kompleks dan
beraneka ragam. Tetapi pada dasarnya lembaga penddikan masyarakat mempunyai
tanggung jawab antara lain:
a.
Berpartisipasi aktif dalam komite
sekolah
Salah
satu sarana untuk berperan serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah
masyarakat dapat berperan aktif di komite sekolah atau madrasah.
b.
Mendorong dan mendukung semua program
pendidikan disekolah.
Peran
serta masyarakat untuk meningkatkan pendidikan juga dapat dilakukan dengan
mendorong dan mendukung semua kebijakan sekolah/madrasah yang terkait
peningkatan mutu pendidikan agama, baik melalui program kulikuler misalnya,
dengan adanya jam tambahan khusus pelajaran agama (membaca alqur’an setiap hari
pada awal pembelajaran, seperti di al-azhar), membiasakan berbusana muslim
disekolah umum.
c.
Mendirikan dan mengembangkan lembaga
pendidikan yang berbasis mutu
Salah
satu peran serta aktif masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan agama
adalah dengan mendirikan dan mengembangkan lembaga pendidikan agama yang
berbasis mutu.[5]
Ada sejumlah kasus orang tua yang
mendidik anakya sendiri dirumah secara individual tanpa bantuan lembaga
masyarakat dan lembaga sekolah, beberapa di antara mereka melaksanakan sendiri
pendidikan itu dan beberapa yang lain mendatangkan guru pribadi kasus-kasus
seperti ini tidak banyak jumlahnya. Hampir semua kasus ini terjadi karena
faktor anak yang sangat berbakat dan memiliki kemampuan umum yang memadai.
Meskipun demikian belajar individu dengan guru pribadi, tetap merupakan
kerjasama antara lembaga keluarga dengan pihak lain yaitu suatu bentuk
bermasyarakat.
Dari uraian diatas dapat dipahami
bahwa lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat itu
sendiri.Lembaga pendidikan ada di masyarakat hidup bersama-sama dengan warga
masyarakat.Antara masyarakat dan sekolah saling membutuhkan. Masyarakat
membutuhkan agar para siswa dan para remaja dibina di sekolah, sebaliknya
sekolah membutuhkan agar masyarakat membantu kelancaran proses belajar di
sekolah dengan memberikan berbagai macam fasilitas. [6]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan tidak dapat dipisahkan
oleh peranan keluarga, sekolah dan masyarakat.Keluarga merupakan media pertama
dan utama pada awal pendidikan terutama pembentukan watak dan pembentukan
pribadi.Sekolah juga meiliki peranan penting di dalam pendidikan karena di
lingkungan sekolah inilah yang menyalurkan dan memberi pengetahuan tentang
ilmu-ilmu umum, sosial dan agama, selain itu sekolah berperan dalam pembentukan
norma-norma budi pekerti untuk bekal dalam kehidupan bermasyarakat.Selain
keluarga dan sekolah, Masyarakat juga memiliki peran aktif untuk mengembangkan
mutu pendidikan yang telah dibekali oleh lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah agar dapat dikembangkan dan dirasakan manfaatnya dalam lingkungan
masyarakat.
Ketiga peranan tersebut diharapkan
mampu bekerja sama dan saling mendukung dalam proses pendidikan demi
terciptanya suatu pendidikan berkualitas, berintelektual tinggi, dan berbudi
pekerti luhur.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasbulloh, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Rajawali Pers,Jakarta,2013
Drs. H. Fuad Ihsan, dasar-dasar pendidikan,Rineka Cipta, Jakarta,2010
Prof. Dr. Made Pidarta, Landasan
Kependidikan, Rineka Cipta
MAKALAH
PENDIDIKAN
DALAM SEBUAH SISTEM
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Faisal Ramli
2. Nila Anwar Pandansari
3. Sulistiorini
4. Faridatul Husna
5. Amal Mukaromah
6. Tafrikhatul Unsa
7. Anis Fitriana
8. M. Fajar Yusuf
FAKULTAS : TARBIYAH
PRODI : PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI CILACAP
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
Segala
puji bagi Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya.sholawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang erang benderang.
Kami
selaku kelompok 2 telah menyelesaikan pembuatan makalah berdasar mata kuliah
ilmu pendidikan, yang berjudul “pendidikan dalam sebuah sistem”.makalah ini
dibuat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ilmu pendidikan pada semester
satu. Guna memenuhi tugas sebagai syarat pelaksanaan ulangan tengah semester
(UTS) semester satu, tahun 2016/2017.
Mungkin
dalam penyusunan makalah ini ,masih banyak terdapat kekurangan yang tidak kami
sadari.oleh karena itu, kami memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam
makalah ini,dan mengharap kritik dan saran yang membangun sebagai pembelajaran
selanjutnya.
Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak . Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita.
Wassalamu’alaikum wr wb,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……...………………………………………....................................i
KATA
PENGANTAR……...……………………………….……....................................ii
DAFTAR ISI
...……………………………………………………..................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang Masalah………………………………………...........................1
B.
Rumusan Masalah
…..........…………………………………..........................2
C.
Tujuan dan
Manfaat ......……………………………………............................2
BAB II :
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
ideologi Nasional...................................................................3
B.
Penerapan
pancasila sebagai ideologi nasional di era modern..........................4
C.
c. Tujuan
Pancasila sebagai Ideologi Nasional.................................................6
BAB III : PENUTUP
A.
Kesimpulan
..........................................................................................8
B.
Saran
...................................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA ...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari, dewasa ini pendidikan
telah dipandang sebagai suatu fungsi yang melekat dengan kehidupan sehari-hari,
dewasa ini pendidikan telah dipandang sebagai suatu fungsi yang melekat dengan
kehidupan itu sendiri. Memperoleh pendidikan sudah merupakan suatu keharusan
dan kebutuhan dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan bangsa. Pendidikan telah
dipandang sebagai suatu investasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang
amat diperlukan dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Pendidikan makin banyak
memerlukan berbagai keahlian profesional dalam manajemennya serta memerlukan
berbagai kehlian yang bersifat interdisipliner dalam memecahkan masalahnya.
Dalam makalah ini akan membahas tentang Pendidikan sebagi sebuah Sistem.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan dan sistem ?
2. Apa maksud dari pendidikan sebagai sistem terbuka ?
3. Komponen-komponen apa sajakah yang saling berinteraksi
dalam upaya pendidikan sebagai sistem ?
4. Apa tujuan dari sistem pendidikan ?
5. Tantangan apa yang dihadapi sistem pendidikan saat ini.
C. Tujuan
1)
Untuk memenuhi tugas ilmu pendidikan
2)
Untuk mengetahui perbedaan antara pendidikan dan sistem
3)
Untuk mengetahui bagaimana pendidikan dalam sebuah sistem
4)
Untuk mengetahui penerapan pendidikan dalam sistem
5)
Untuk mengetahui tujuan pendidikan dalam sistem
BAB IIPEMBAHASAN
PENDIDIKAN DALAM SUATU SISTEM
A. Pengertian Pendidikan dan Sistem
Pedagogi secara etimologis adalah berasal dari bahasa
Yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya anak, dan “AGAIN”, diartikan
membimbing. Jadi sederhananya adalah bimbingan yang diberikan kepada anak.
Sedangkan secara Definitif pendidikan (pedagogie) adalah suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan secara sadar ataupun secara
sengaja yang dilakukan orang dewasa kepada orang yang belum dewasa yang
bertujuan untuk mendewasakannya.
Dalam pengertian yang
sederhana dan umum,makna pendidikan digunakan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.
Sistem secara etimologis berasal dari bahasa yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan.Sistem dapat dipakai untuk menunjuk himpunan gagasan atau ide
yang tersusun dan terorganisasi sehingga membentuk suatu kesatuan.Misalnya
sistem pemerintahan.Sistem juga dapat digunakan untuk menunjuk suatu hipotesis
suatu materi.Misalnya pendidikan sistematis.
Menurut Departemen Pendidikan dan kebudayaan (1984/1985) setiap sistem
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan.Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan
adalah memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan.
2.Fungsi-fungsi
Adanya tujuan yang harus di capai oleh suatu sistem ialah menuntut
terlaksanya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai
tujuan tersebut.
3.Komponen-komponen
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha
mencapai tujuan sistem disebut komponen.
4.Interaksi
Suatu komponen dalam sistem yang saling berhubungan ,saling mempengaruhi
dan saling membutuhkan.
5.Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya dalam kegiatan belajar-mengajar guru berusaha menimbulkan jalinan
ketrpaduan antara berbagai komponen untuk mencapai hasil yang maksimal.
6.Proses transformasi
Suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil-hasil (output).
7.Umpan balik atau koreksi
untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi terlaksana dengan baik diperlukan
fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi.
8.Daerah batasan dan lingkungan
Antara suatu sistem dengan sisem yang lain mempunyai daerah batasan
tertentu.Suatu sistem dapat pula merupakan subsistem dari suatu sistem yang
lebih besar.
B. Pendidikan
Sebagai Sistem yang Terbuka
Pendidikan adalah sebagai suatu sistem yang terbuka. Sistem terbuka
mempunyai prosedur kerja yang mengubah atau memproses masukan yang diperoleh
dari lingkungannya atau dari sistem lain menjadi keluaran, yang selanjutnya
dijadika masukan oleh sistem yang lain. Proses transformasi ini merupakan suatu
prosesyang bersifat ritmik.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan.Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur
,proses,dan hasil.
Di dalam suatu sistem tertutup, sistem bergerak menuju kesuatu sistem yang
bersifat entrophy.
Sebagai suatu sistem terbuka, sistem
pendidikan memiliki hubungan internal dan eksternal. Hubungan inernal dalam
dalam sistem pendidikan ditandai dengan adanya hubungan yang berisi suksesif
antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya. Sedangkan hubungan
eksternal ditandai dengan adanya interaksi, interelasi, dan interdependensi
antara sistem pendidikan dengan sistem yang berada di luar sistem pendidikan.
Seiring dengan semakin tumbuh dan berkembangnya berbagai kompleksitas
kehidupan masyarakat sebagi dampak dari berbagai perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sedangkan sumber daya pendidikan terbatas maka
diperlukan keterbukaan sistem pendidikan disertai dengan perencanaan yang baik.
Hal ini menegaskan bahwa perencanaan sistem pendidikan sebagai salah satu
fungsi yang strategis dalam manajemen sistem pendidikan.
C. Komponen-Komponen dalam Sistem Pendidikan
Komponen sentral dalam pendidikan adalah
peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan terjadi
interaksi antar peserta didik dan pendidik dalam mencapai tujuan pendidikan..
Di samping itu di luar ketiga komponen itu masih ada komponen-komponen lain
yang berperan tertentu dalam upaya pendidikan.
Dalam interaksi pendidikan (interaksi antar komponen
pendidikan), dapat mencangkup apa yang dilakukan oleh pendidik dan apa yang
dilakukan oleh peserta didik, juga isi dalam interaksi (isi pendidikan),
alat-alat yang dipakai dala interaksi (alat pendidikan). Yang disebut terakhir
ini, yaitu lingkungan pendidikan, mencangkup lingkungan fisik, sosial dan
budaya.
P.H.Combs (1982) mengemukakan dua belas
komponen pendidikan ,yaitu:
1.Tujuan dan prioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem.Hal ini
merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan
urutan pelaksanaanya.Tujuan ini di bagi menjadi dua pula,yaitu tujuan
pengajaran intruksional umum dan intruksional khusus.
2.Peserta didik
Ialah
orang yang berperan selama proses pendidikan.
3.Manajemen atau Pengelolaan.
Fungsinya mengkoordinasikan,mengarahkan,dan
menilai sistem pendidikan.
4.Struktur dan Jadwal waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan
kegiatan.
5.Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk mengambarkan luas dan dalamnya
bahan pelajaran yang harus di kuasai peserta didik.
6.Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan
menyelengarakan proses belajar untuk peserta didik.
7.Alat Bantu Belajar
Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses
pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi.
8.Fasilitas
Fungsinya untuk tempat selenggaranya proses
pendidikan.
9.Teknologi
Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil
guna proses pendidikan.
10.Pengawasan Mutu
Fungsinya membina peraturan-peraturan dan
standar pendidikan.
11.Penelitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan.
12.Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan
menjadi petunjuk tentang tingkat efisiensi sistem pendidikan.
D. Tujuan Perencanaan Sistem Pendidikan
Suatu sistem selau berkitan dengan pencapaian suatu
tujuan. Dalam lingkup sistem pendidikan nasional kita bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mendiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, perlulah disusun dan
difungsionalkan suatu sistem, penyelenggaraan pendidikan yang baik. Berbagai
komponen dalam sistem perlu dikenali, dipahami dan dikembangkan secara seksama,
sehingga benar-benar dapat berfungsi dengan tepat. Dengan pendekatan sistem
dapat dikenali kelemahan masing-masing komponen. Dengan demikian dapat
dilakukan perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan itu dalam rangka mencapai
tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.
Atas dasar uraian diatas, nampak bahwa peninjaun
berdasarkan pendekatan sistem dapat menghasilkan kebijakan yang berupa
pembaharuan sebagian atau menyeluruh, bertahap atau sekaligus. Kebijakan atau
keputusan ini dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
E. Tantangan Sistem Pendidikan
Dalam dekade akhir-akhir ini semakin terasa dan nampak
perubahan-perubahan sosio budaya yang demikian akibat perkembangan ilmu dan
teknologi yang spektakuler. Setiap bangsa atau masyarakat yang ingin
mempertahankan serta mengembangkan eksistensinya hendaknya senantiasa berupaya
untuk menjadikan sistem pendidikan yang dimilikinya lebih dinamis atau lebih
responsif terhadap perubahan-perubahan serta kecendrungan-kecendrungan yang
sedang berlangsung. Hal ini berarti, kita sedang berada dala zaman yang
perubahannya terjadi secara cepat. Sistem pendidikan kita dituntut memiliki
tiga kemampuan, yaitu :
1. Kemampuan mengetahui pola-pola perubahan
2. Keemampuan untuk menyususn gambar tentang
dampak yang akan ditimbulkan oleh kecendrungan-kecendrungan yang sedang
berjalan tadi
3. Kemampuan untuk menyusun program-program
penyesuain diri yang akan ditempuhnya dalam jangka waktu tertentu, misalnya
jangka waktu lima tahun.
Kegagalan untuk mengembangkan ketiga jenis
kemampuan di atas akan mengakibatkan terperangkapnya suatu sistem pendidikan
dalam rutinosme,suatu sistem menjadi beku. Ini akan menimbulkan dampak yang
merugikan bagi diri bangsa itu sendiri, terutama generasi mudanya sebagai
penerus perjuangan dan kemajuan bangsa.
Untuk menunjang pencapaian kemampuan-kemampuan sistem pendidikan di atas,
daerah cakupan penelitian hendaknya diperluas tidak hanya mengurus
masalah-masalah belajar mengajar saja, melainkan juga membahas masalah-masalah
pendidikan dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan
ekonomi,sosial,kultural,dan teknologi, baik yang bersifat nasional regional,
maupun global. Penelitian pendidikan juga tidak hanya terpaku pada
masalah-masalah pendidikan masa kini, tetapi juga mampu menelusuriakar-akar
historis dari persoalan-persoaln masa kini, dan mampu pula melakukan penjajagan
mengenai situasi-situasi dan problematika di masa depan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan
bagi kehidupan manusia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus di
penuhi.Pendidikan yang dilembagakan dalam berbagai bentuk atau model dalam masyarakat,dengan
dinamika masyarakatnya selalu berinteraksi (saling mempengaruhi) sepanjang
waktu.
Pendidikan
bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa indonesia saat ini merupakan
kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan
secara tahap demi tahap.
Setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat,minat,dan kemampuanya.
Pendidikan
sebagai suatu sistem merupakan karya manusia yang terdiri dari komponen-komponen
yang mempunyai hubungan fungsional dalam rangka membantu terjadinya proses
transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sesuai dengan tujuan
nasional.
Untuk
mencapai tujuan nasioanl itu,pendidikan merupakan salah satu sistem,di samping
sistem-sisten lainya seperti ideologi,politik,ekonomi,sosial budaya,pertahanan
dan keamanan.
Sebagai
sistem sosial,pendidikan merupakan sistem terbuka sebagai sistem yang
memperoleh masukan dari lingkungan dan memberikan hasil transformasinya kepada
lingkungan.
Sistem
terbuka merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian yang terus menerus
berlangsung.Dalam sistem,terdapat keadaan statis dan keseimbangan intern yang
dinamis.
Sistem dapat mencapai akhir yang sama dengan
kondisi awal yang berbeda dan dengan cara-cara pencapaian yang tidak sama.
B. KRITIK dan SARAN
Dalam
pembuatan makalah ini,penulis mengarapkan para pembaca mengerti apa itu
pendidikan dalam sebuah sistem.Dan dalam penulisan makalah ini,penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca.Kurang lebihnya penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan Fuad,Drs. Dasar-Dasar
Kependidikan.Rineka Cipta.Jakarta,2010.
MAKALAH
BELAJAR SEPANJANG HAYAT
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Siti Baro’ah, S.Pd.I.,M.Pd.I
Disusun oleh:
Kelompok 3
Fitri nurhayati
Mas sajied salafi
Naila
Ismi
Fany gamal
Marisa
Esti
Rizkiana dwi m. C
FAKULTAS TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
CILACAP
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Seperti yang telah kita ketahui
kehidupan semakin berkembang, dan seluruh isinya ikut berkembang. Dalam hal ini
pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan yang berkembang, oleh karena itu
tanpa pendidikan, manusia tidak akan bertahan hidup dan tidak akan menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya. Manusia akan mengalami kesulitn di dalam hidupnya
jika mereka tidak memenuhi aspek-aspek yang penting di dalam sebuah proses di
dalam pendidikan. Pendidikan sepanjang
hayat sudah disepakati oleh para pakar.
Jauh sebelum saat ini islam adalah
agama yang pertama pertama kali merekomendasikan keharusan dari proses
pembelajaran seumur hidup. Sebagaimana dinyatakan hadis Rasulullah Muhammad SAW
dalam hadits. “Menuntut ilmu itu kewajiban bagi seluruh kaum muslimin dan
muslimat”.Dalam hadis lain Rosululloh bersabda “Tuntutlah ilmu sejak buaian
sampai liang lahat”.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian
pendidikan sepanjang hayat?
2.
Bagaimana
pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif?
3.
Bagaimana
konsep pendidikan sepanjang hayat?
C.
TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui bagaimana pendidikan sepanjang hayat
2.
Untuk menambah
pengetahuan yang belum di ketahui
3.
Menambah
pemahaman dan wawasan tentang pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, ketrampilan, yg diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara
Dalam arti luas pendidikan sepanjang
hayat (life long education) adalah bahwa pendidikan tidak berhenti
hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya,
disisi lain pendidikan sepanjang hayat secara singkat dapat di katakan “Islam
sesungguhnya, menjelaskan bahwa pendidikan berlangsung sejak ruh di tiupkan ke
jasad dan berakhir sampai masa berusaha di dunia usai”. Hal ini artinya bahwa
proses pendidikan pada generasi selanjutnya di mulai sejak calon orang tua
memilih pasangan hidup. Konsep serupa menjadi salah satu landasan penting kenapa
pendidikan harus berlangsung seumur hidup disamping bahwa laju perubahan
mengharuskan manusia tetap menjalani proses pendidikan dengan harapan menjadi
manusia ideal pada dimensi dunia dan bahagia di akhirat.
Dalam konteks ini pendidikan akhir
hayat menunjuk pada suatu kenyataan, kesadaran baru, suatu asas baru, dan juga
suatu harapan baru bahwa proses pendidikan dan kebutuhan pendidikan berlangsung
di sepanjang hidup manusia. Dengan demikian tidak ada islitah “terlambat,
terlalu tua atau terlalu dini untuk belajar”. Dari istilah tersebut
memiliki maknayang seharusnya secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan
dalam pengertian, dalam sikap, prilaku, dan dalam penerapan terutama bagi para
pendidikkan sepanjang hayat ini bukan berarti harus sekolah seumur hidup(yang
formal). Tetapi pendidikan sepanjang hayat disini mempunyai pengertian bahwa
manusia dapat belajar dimana saja baik yang bersifat formal, non formal, maupun
informal.
B.
Pendidikan
Seumur Hidup dalam Berbagai Perspektif
Cukup
banyak dasar-dasar pemikirn yang menyatakan bahwa pendidikan sepanjang hayat
sangat penting. Dasar-dasar pemikiran tersubut ditijau dari berbagai aspek,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Tinjauan
Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau long
life education akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensinya sesuai
dengan kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya semua manusia dilahirkan kedunia
mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan
peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill)
2.
Tinjauan Ekonomis
Pendidikan merupakan cara paling
efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan
kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkinkan seseorang
untuk:
a.
Meningkatkan
produktifitasnya .
b.
Memelihara dan mengembangkan
sumber-sumber yang dimilikinya.
c.
Memungkinkan
hidup dalam lingkungan yang lebih sehat da menyenangkan.
d.
Memiliki
motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga perang
pendidikan keluarga menjadu sangat penting dan besar artinya.
3.
Tinjauan
Sosiologis
Pada umumnya dinegara-negara sedang
berkembang ditemukan masih banyak orang tua yang kurang menyadari
akanpentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, anak-anak
mereka yang kurang mendapatkan pendidikan
formal, putus sekolah dan atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian,
pendidikan seumur hidup kepada orang tua akan merupakan solusi dari masalah
tersebut.
4.
Tinjauan
Filosofis
Negara-nagara demokrasi menginginkan
seluruh rakyatnya menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi
pemerintah, DPR, DPD, dan sebagainya.
5.
Tinjauan
Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang
ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (
IPTEK ) dengan berbagai produk yang dihsilkannya. Semua orang, tidak terkecuali
para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya ditunutut selalu memperbaharui
pengetahuan dan keterampilannya, seperti yang terjadi dinegara-negar maju.
Bila hal ini tidak dilakukan, maka kita akan senantiasa di tinggal
sebab bagaimanapun orang tidak bisa menuntut diri terhadap segala kemajuan yang
melandanya.
6.
Tinjauan
Psikologis dan Paedagogis
Bagaimanapun di akui bahwa
perkembangan IPTEK yang sangat pesat penya dampak dan pengaruh besar terhadap
berbagai konsep,teknik, dan metode pendidikan. Disamping itu perkembangan
tersebut juga semakin luas, dalam, dan kompleks, yan menyebabkan ilmum
pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan
seluruhnya kepada anak didik sekolah.
Oleh sebab itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang
ialah mangajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam
diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak
didiknya secara efektif agar dia mampu beradptasi dalam masyrakat yang
cenderung berubah secar cepat. Berkenaan denga itulah, perlu diciptakan satu
kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau life long
education.
Demikian keadaan pendidikan seumur
hidupyang dilihat dari berbagai aspek dan pandangan.Sebagai pokok dalam pendidikan
seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik,
terorganisasi untuk belajar di setiapkesempatan sepanjang hidup mereka.Semua
itu dengan tujuan untuk menyembuhkan kemunduruan pendidikan sebelumya untuk
memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian mereka dalam upaya
pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untu pengembangan kepribadian dan
tujuan-tujuan lainnya.
C.
Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat
Konsep
pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan dari zaman ke zaman.
Apalagi bagi umat islam, jauh sebelum orang-orang barat mengatakannya, islam
sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagaimana dinyatakan oleh hadist Nabi Muhammad SAW :
اطلب العلم من
المهد الى الحد
“ tuntulah ilmu dari
buaian sampai meninggal dunia “
Dilihat
dari hadist diatas sudah jelas sekali kita sudah diperintahkan untuk menuntut
ilmu dari kita masih dalam buaian dan sampai kita mati nanti.Oleh karena itu
pendidikan sangatlah penting sekali bagi kehidupan apapun baik kehidupan
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lainnya.Ketika seseorang memiliki
pendidikan tentunya berbeda dengan orang yang tidak memiliki pendidikan.Orang
yang memiliki pendidkna akan memiliki pengalaman yang banyak sehingga dia
memiliki banyak pengetahuan karena
proses mencari ilmu tidaklah sebentar memiliki masa atau waktu yang panjang
untuk memahami atau mendapatkan ilmu yang dapat kita pahami dan kita terpkan
hingga tak heran kita diperintahkan untuk mencari ilmu sapi ajal menjemput kita
karna ilmu bermanfaat tidak hanya di dunia saja di akhiratpun sangat
bermanfaat.
Pendidikan
sepanjang hayat harus dilakukan dengan kesabaran ketika kita tidak sabar dalam
mencari ilmu maka pendidikan yang kita dapatkan akan sedikit sekali, karena
mencari ilmu seumur hidup itu merupakan tantangan untuk kita menghadapi
beberapa hal dalam mencari ilmu.
Konsep
tersebut menjadi actual kembali terutama dengan terbitnya buku unintroduciton
life long education, pada tahun 1997 karya paul lengran yang dikembangkan
oleh ONESCO. Untuk Indonesia sendiri konsepsi baru mulai di masyarakatkan
melalui kebijaksanaan Negara (TAP MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN) yang
menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional berikut ini :
1.
Pembangunan
Nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
2.
manusia
Indonesia seutunya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan
jangka panjang).
3.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam keluarga (rumah tangga),
sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah (Bab IV GBHN bgian
Pendidikan).
Adapun tujuan dari
Pendidikan Sepanjang Hayat ialah sebagai berikut :
1.
Mengembangkan potensi kepribadian manusia
sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawanya seoptimal
mungkin. Dengan demikian, secara potensial keseluruhan potensi manusia diidi
sesuai kebutuhannya agar dapat berkembang secara wajar.
2.
Membangun seseorang
untuk meningkatkan produktifitas individu, organisasi, tempat kerja, dan
negara.
3.
Mampu mengembangkan
potensi, pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya.
D.
Peran Pendidikan
Sepanjang Hayat
Pendidikan
sepanjang hayat diperlukan supaya meningkatkan persamaan distribusi peyanan
pendidikan, memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan, dan esensial dalam
menghadapi struktur sosial yang berubah terdapat alasan-alasankejuruan untuk
menetapkannya akan menghantarkan peningkatan kualitas hdup. Gagasan dasarnya
bahwa pendidikan harus dikonsepkan secara formal sebagai proses yang
terus-menerus dalam kehidupan individu, mulai dari anak-anak sampai dewasa.
Peranan
pendidikan sepanjang hayat sangatlah mempengaruhi didalam kehidupan ini,
dimulai dari yang terkecil maupun yang terbesar pengaruhnya. Pengaruh
pendidikan sepajang hidup tidak anya dibidang penddikan akan tetapi di segala
bidang. Karena demikian pendidikan sepanjang hayat sangat penting dan akan terbawa
selama perjalaan kehidupan. Peranan pendidikan sepanjang hayat :
a.
Pendidikan sepanjang hayat atau life long
education memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengna
kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan di dunia
mempinyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan
pengethuan dan keterampilannya ( skill ). Dengan potensi, pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki tersebut kemudian di kembangkan seiring berjalannya
kehidupan. Dan dengan potensi tersebut kemudian dikembangkan seiring
berjalannya kehidupan. Dan dengan potensi tersebut dapat mendorong manusia
untuk lebih bekerja keras dalam menjalani hidup, dengan pengetahuan tersebut
manusia tidak mudah dibohongi dengan mudah, dengan keterampilan tersebut
manusia dapat membuat hal yang baru dan berguna.
b.
Melalui pendidikan sepanjang hayat, merupakan
cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkran kebodohan dan kemiskinan.
Pendidikan sepanjang hayat memungkinkan seseorang untuk meningkatkan
produktifitas yang dimilikinya sehingga mampu mamaksimalkan kemampuan yang
dimiliki.
c.
Memilihara dan mengembangkan sumber-sumbr daya
yang dimilikinya untuk pengembangan dirinya sendiri maupun orang lain yang
berada disekitarnya.
d.
Memungkinkan hudup dalam lingkungna yang lebih
sehat dan menyenangkan karena pendidikan yang telah diajarkan kepada kita
semasa muda.
e. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat,
sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
E.Wadah Pendidikan Sepanjang
Hayat
Pendidikan sepanjang
hayat berwadahkan di semua lembaga pendidikan, sumber-sumber informasi, sesuai
dengan kepentingan perseorangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena
itu, lembaga dari pendidikan sepanjang hayat adalah lembaga pendidikan yang
selama ini kita kenal, yaitu meliputi :
a. Pendidikan
Persekolahan
b. Pendidikan Luar
Sekolah
c.. Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media massa
baik cetak atau elektronik ataupun sajian dalam internet.
Oleh karena itu pendidikan yang ada didalam
kehidupan sangatlah berfariasi sekali, jangan mengira pendidikan itu cuman di
dalam lingkup sekolah saja. Pendidikan bisa dilakukan diluar lingkup seolah,
banyak pengajaran pendidikan di luar sana yang memberikan banyak pendidikan
selain dalam lingkup sekolah. Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas
keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik
di dalam maupun di luar sekolah. Pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan
luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pengalaman seumur hidup.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar sepanjang
hayat adalah belajar seumur hidup yang merupakan kebutuhan manusia dalam usaha
pengembangan diri serta mempertahankan eksistensinya melalui belajar yang
dilakukan sepanjang hayatnya. Tanpa belajar manusia akan mengalami kesulitan
baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntunan
hidup dan kehidupan yang selalu berubah.
Pendidikan sepanjang hayat adalah
bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap
berlanjut sepanjang hidupnya. Dasar fikiran mengenai pendidikan sepanjang hayat
antara lain yaitu tinjauan ideologis, ekonomis, sosiologis, politis,
teknologis, psikologis, dan paedagogis.
B.
Saran
Konsep tentang pendidikan sepanjang hayat diharapkan akan mengubah
pandangan masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya belajar di sekolah formal
saja, melainkan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, misalnya
dilingkungan keluarga dan masyarakat untuk mendukung konsep tentang
pembelajaran sepanjang hayat, dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan
pemerintah. Sehingga konsep pendidikan sepanjang hayat dapat terealisasikan
dengan baik.
Daftar Pustaka
Syuhada, Achmad,
Roosdi.1998.Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan Luar
Sekolah. Jakarta: Depdikbud
Drs. Gino, dkk.1999.Belajar Dan
Pembelajaran 1. Surakarta: Depdikbud
Hasbullah.2005 Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafika Persada
MAKALAH
pendidikan berwawasan kebudayaan
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Siti Baro’ah, S.Pd.I.,M.Pd.I
Disusun oleh:
Kelompok 4
Ayu normahsari
Beta fitriani nurzain
Evi nur oktaviana
Hendy prabowo
Lilis marfu'ah
Riski amaliah R
Ummu baroroh
Yezar awali maulidi
FAKULTAS TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan bagian penting dari rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju
kehidupan yang lebih berarti.Mulai dari anak-anak menerima pendidikan dari orang
tuanya dan manakala sudah dewasa dan berkeluarga.Dalam pendidikan tentunya ada
istilah mengajar dan mendidik sebagaimana acuan tersebut dikenal dengan
landasan pendidikan.
Negara kita ini
mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap
negara berbeda atau tidak sama, untuk negara kita diperlukan landasan
pendidikan salah satunya landasan sosial budaya, maka dari itu dalam makalah
ini kami akan membahas mengenai pendidikan berwawasan kebudayaan.
B.
Rumusan masalah
a.
Apa pengertian
dan fungsi dari kebudayaan dan pendidikan ?
b.
Apakah hubungan
kebudayaan dan pendidikan ?
c.
Apa dampak
adanya kebudayaan dalam pendidikan ?
d.
Bagaimana cara
menerapkan kebudayaan dalam pandidikan ?
C.
Tujuan
a.
Memenuhi tugas
ilmu pendidikan
b.
Mengetahui
arti, fungsi dan cara menerapkan kebudayaan dalam pendidikan
c.
Mengetahui
hubungan antara kebudayaan dan pendidikan
d.
Mengetahui
dampak-dampak adanya kebudayaan dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PENDIDIKAN dan KEBUDAYAAN
1.
Pengertian
Pendidikan
Pendidikan dari
segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan me-, menjadi
mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan
(ajaran).Pendidikan juga diartikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.
2.
Pengertian
Kebudayaan
kebudayaan
adalah keseluruhan gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan
menurut Taylor adalah totalitas yang
kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat ,
dan kemampuan-kemampiuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai
anggota masyarakat. Menurut Hasan kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia
hidup bermasyarakat yang berisi aksi-aksi terhadap sesama manusia sebagai
anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, kepandaian dan lain-lain. Sedangkan menurut Kneller kebudayaan adalah cara hidup
yang telah dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
Kebudayaan
dikelompokan menjadi tiga macam yaitu:
1. Kebudayaan umum, misalnya kebudayaan Negara Indonesia
2.
Kebudayaan
daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali,
Sunda, NTT, dsb.
3.
Kebudayaan
populer, misalnya lagu populer, model film musiman, dsb.
Kebudayaan populer,
suatu kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih pendek dari pada ke-dua
macam kebudayaan terdahulu, yang termasuk kebudayaan populer misalnya lagu-l
Pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Sedangkan kebudayaan adalah
keseluruhan gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Semestinya kebudayaan umum harus diajarkan pada semua
sekolah.Sementara itu, kebudayaan daerah dapat dikaitkan dengan kurikulum
muatan lokal, jadi berbeda-beda dari Setiap daerah. Selain itu agar dapat
membuat anak-anak berpacu dengan teman-teman sezamannya, agar tidak kalah
dengan teman-teman sezamanya, atau agar tidak kalah dengan bangsa lain. Ada
tiga hal yang menimbulkan perubahan kebudayaan yaitu :
1.
Originasi,
yaitu sesuatu yang baru atau penemuan-penemuan baru. Hasil penemuan ini akan menggeser
atau memperbarui yang lama.
2.
Difusi, yaitu
pembentukan kebudayaan baru akibat masuknya elemen-elemen budaya yang baru
kedalam budaya yang lama. Tarian-tarian kontemporer adakalanya merupakan difusi
antara tarian klasik dengan tarian modern.
3.
Reinterrpretasi
ialah perubahan kebudayaan akibat terjadinya modifikasi elemen-elemen
kebudayaan yang telah ada agar sesuai dengan keadaan zaman.
B.
FUNGSI KEBUDAYAAN dan PENDIDIKAN
1.
Fungsi
Kebudayaan
Suatu budaya
sesungguhnya merupakan bahan pertimbangan bagi anak dalam mengembangkan
dirinya.Untuk budaya yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa, perlu
dipertahankan dan diintenalisasi oleh anak-anak.
Kerber dan
Smith (Imam Manan, 1989) menyebutkan ada
enam fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia, yaitu:
1.
Penerus
keturunan dan pengasuh anak.
2.
Pengembangan
kehidupan berekonomi.
3.
Transmisi
budaya. Salah satu tugas pendidik sebagai bagian dari kebudayaan adalah mampu
membentuk dan mengembangkan generasi baru menjadi orang-orang dewasa yang
berbudaya nasional.
4.
Meningkatkan
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5.
Pengendalian
sosial
6.
Reaksi
Kebudayaan
Indonesia kini telah menjadi isu.Ada diantara mereka yang mengatakan bahwa
kebudayaan nasional adalah puncak dari kebudayaan daerah. Dalam pidato Umar Khayam (1992) dalam kongres
kebudayaan membahas tentang kebudayaan nasional, kebudayaan yang dia kemukakan
memiliki enam ciri sebagai berikut:
1.
Afeksi yang
mengandung:
a.
Sikap jujur
dalam semua bidang.
b.
Tidak munafik,
tidak berbeda antara yang dipikirkan dan yang diucapkan.
c.
Tulus dan
ikhlas dalam semua pekerjaan yang harus dilakukan.
2.
Sistem politik
yang demokratis, yaitu:
a.
Pemerintahan
oleh rakyat untuk rakyat.
b.
Rakyat selalu
mendapat kesempatan untuk mempertanyakan pemerintahannya.
3.
Sistem ekonomi
yang:
a.
Memberi kesempatan
adil kepada semua warga negara untuk mendapat kehidupan yang layak sesuai
dengan harkat manusia.
b.
Mampu
menciptakan pasar luas untuk bersaing.
c.
Menyalurkan
hasil penjualan untuk kesejahteraan yang merata kepada seluruh masyarakat.
4.
Sistem
pendidikan yang:
a.
Sanggup
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk
mendapat pendidikan yang menjamin dapat menemukan atau mengadakan lapangan
pekerjaan yang dipilihnya.
b.
Mampu mendorong
perimbangan ilmu dan teknologi yang setinggi-tingginya.
5.
Sistem kesenian
yang:
a.
Mampu
mengembangkan suasana kehidupan kesenian yang kaya dan penuh vitalitas.
b.
Tanpa adanya
beban penghalang terhadap pernyataan kesenian.
6.
Sistem
kepercayaan yang:
a.
Sehat,
toleransi, dan damai.
b.
Memberi tempat
seluas-luasnya kepada semua bentuk agama untuk berlangsung secara selamat dan
tentram.
Selain Umar
Khayam, Amang Rahman (1993) salah seorang seniman mencoba memberi jalan keluar
dari kemungkinan kesenian kita tenggelam dalam kesenian global. Kesenian kita
tidak boleh hanya menjadi objek kesenian global, melainkan harus bisa menjadi
subjek.Suatu kesenian yang menentukan dirinya sendiri. Salah satu cara untuk
menjadi subjek adalah menciptakan kesenian unggulan, suatu karya besar yang
sanggup memberi sumbangan kepada kebudayaan atau kesenian dunia.suatu karya
disamping menjadi kebanggaan negri sendiri, juga dikagumi oleh kalangan seniman
dunia.
2.
Fungsi
Pendidikan
Fungsi pendidikan dibagi menjadi dua,yaitu:
1.
Fungsi
transformasi, kususnya tenaga pendidik mampu melakukan perubahan yang lebih
baik dan berkembang, baik dari segi pengetahuan, sikap atau karakter maupun
dari segi ketrampilan dan emosional peserta didik yang berbasis pada kebudayaan
nasional
2.
Fungsi
transmisi, yaitu upaya pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan, khususnya
tenaga pendidik, mengantar peserta didik untuk selalu mencintai dan
mengembangkan dan selanjutnya menginternalisasi budayanya dalam kehidupan
sehari-hari.
fungsi
pendidikan menurut Horton dan Hunt,
lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi manifes atau fungsi yang nyata
yaitu:
1.
Mempersiapkan
anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
2.
Mengembangkan
bakat seseorang demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
3.
Melestarikan
kebudayaan
4.
Menanam
ketrampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
C.
HUBUNGAN KEBUDAYAAN dengan PENDIDIKAN
Pendidikan
secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai- nilai budaya. Dalam menjaga
dan melestarikan kebudayaan sendiri secara efektif dengan cara pendidikan.
Kebudayaan sangat erat sekali hubungannya kerena saling melengkapi dan
mendukung antara satu sama lain. Tujuan pendidikan adalah melestarikan dan
selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikan, kita bisa
mentrasfer kebudayaan itu sendiri dari generasi kegenerasi selanjutnya, dan
juga kita sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan
kebudayaan yang lebih baik kedepannya maka sudah dengan sendirinya pendidikan
kitapun harus lebih baik lagi.
Adapun menurut
Carter V.Good dalam Distionary of
Education bahwa pendidikan merupakan proses pengembangan kecakapan
seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya,
dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terpimpin sehingga ia
dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya.
D.
DAMPAK ADANYA KEBUDAYAAN dalam PENDIDIKAN
perubahan
sosial yang terjadi pada suatu masyarakat sangat berpengaruh pada pendidikan
dan pendidikan pada khususnya, namun tidak semua perubahan sosial yang terjadi
berdampak positif, tetapi ada juga perubahan sosial yang berakibat buruk pada
dunia pendidikan.
berikut sisi
positif dan negatif perubahan sosial terhadap pendidikan:
1.
Dampak positif
Sisi positif dari sebuah
perubahan sosial bagi pendidikan adalah dapat meningkatnya taraf pendidikan
dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat menghasilkan manusia yang siap
menghadapi perubahan sosial tersebut dengan mengacu terhadap ajaran-ajaran
islam.
2.
Dampak negatif
Sedangkan dari
sisi negatif dari suatu perubahan sosial terhadap pendidikan adalah ketidak
siapan pendidikan menerima perubahan yang begitu cepat dan drastis, artinya
lembaga pendidikan harus lebih siap dalam menghadapi perubahan sosial yang
semakin berkembang dan terus-menerus berubah.
Apalagi dengan
berkembangnya teknologi yang begitu pesat yang membuat banyaknya pengaruh
budaya dari luar yang merusak pada kehidupan dan cara hidup anak-anak miskin.
dalam hal yang lebih kongkrit pengaruh perubahan sosial terhadap pendidikan
adalah ketika perubahan sosial membawa kepada perbaikan ekonomi masyarakat dan
menuntut mereka untuk memenuhi kebutuhan akan hasil teknologi seperti komputer,
laptop, maka ketika seorang anak mendapat tugas dari gurunya untuk membuat
karya tulis sederhana yang bahannya tersedia lewat internet, maka secara
langsung dan jelas perubahan sosial.
Dengan adanya
suatu kebudayaan dalam pendidikan yang di tujukan demi tercapainya mutu
pendidikan akan merubah kepribadian pada setiap peserta didik .perubahan
kepribadian di sini adalah adanya
perubahan pribadi ke arah yang lebih baik dengan kata lain adanya
kelebihan atau manfaat dari adanya suatu sistem kebudayaan di sekolah yang di
rasakan oleh peserta didik .
E.
CARA MENERAPKAN KEBUDAYAAN
dalam PENDIDIKAN
Di lihat dari
segi hakekatnya, ciri, dampak serta solusi dalam pentingnya berwawasan
kebudayaan dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggal bagaimana cara kita sebagai calon seorang guru maupun
guru sekalipun dalam menerapkan kebudayaan
dalam proses pembelajaran sehingga dapat terwujudnya suatu mutu pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan .(pembelajaran berwawasan
kebudayaan) mengemukakan bahwa “pada misi jangka pendek pendidikan nasional
adalah melakukan penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar yang
bermutu. masalah yang sering dihadapi oleh guru adalah kurangnya kesadaran
tentang pentingnya wawasan berbudaya, salah satunya wawasan budaya
bermasyarakat.
Untuk mengatasi
hal tersebut yaitu dengan menumbuhkan kepercayaan diri, dan memberdayakan
peserta didik melalui ketrampilan baru yang berbasis kebudayaan dan tradisi
lokal.Disamping itu, agar tercapainya mutu pendidikan salah satu hal yang dapat
digunakan adalah teknologi.Teknologi sebagai hasil budaya manusia dapat
digunakan untuk mempermudah dalam menyaerap berbagai informasi.Dalam pemilihan
dan penggunaan teknologi baik berupa alat atau sistem untuk pembelajaran, harus
paling tepat dengan situasi dan kondisi. Dengan penggunaan yang tepat, dapat
mempermudah proses pembelajaran.”
Contoh:
Penerapan agar belajar dapat lebih
bermakna bagi peserta didik adalah dengan
menghubungkan kebudayaan yang ada pada masyarakat, misalnya potensi
lingkungan.
Pembelajaran berwawasan kebudayaan
berpendapat lain tentang hal yang terkait dalam cara guru dalam menerapkan
kebudayaan dalam pendidikan bahwa:
1.
Pendidikan
harus menjadi seorang model dan sekaligus menjadi mentor dari peserta didik
dalam mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan di sekolah. Tanpa guru
atau pendidik sebagai model, jelas untuk mewujudkan suatu pranata sosial yang
dapat mewujudkan nilai-nilai budaya.
2.
Masyarakat
sekolah haruslah merupakan masyarakat bermoral apabila kita berbicara melalui
budaya sekolah maka sekolah bukan semata-mata untuk meningkatkan kemampuan intelaktual, tetapi
juga kejujuran, kebenaran, dan pengabdian kepada manusia.
3.
Praktekan
disiplin moral adalah sesuatu yang restricive, artinya bukan sekedar sesuatu
deskriptif tentang sesuatu yang baik, tetepi sesuatu yang mengarahkan perilaku
dan pikiran seseorang untuk berbuat baik. Moral mengimplikasikan disiplin.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian di
atas dapat kita simpulkan bahwasannya pendidikan dan kebudayaan saling
melengkapi dan mendukung antara satu sama lain. Dalam melestarikan suatu budaya
tentunya diperlukan sebuah pendidikan supaya budaya-budaya tersebut lestari dan
berkembang, serta tidak habis dimakan zaman.Dalam melestarikan budaya dan
pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak
awal peradaban umat manusia.
Pendidikan
merupakan salah satu unsur kebudayaan karena proses pendidikan pada dasarnya
merupakan hakikat dari kebudayaan itu sendiri. Berdasarkan nilai-nilai kebudayaan
yang beragam, kompleks dan terintegrasi maka suatu proses pendidikan tidak
dapat dilihat dari satu sudut saja, tetapi harus menggunakan pandangan yang
multidispliner atau banyak sudut pandang.
DAFTAR PUSTAKA
Hatimah,
Lhat,Dkk 2008.
Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan .
Bandung:universitas terbuka
Prof.Dr.H.A.R. Tilar,M.Sc.Ed.2002
Pendidikan
kebudayaan dan masyarakat madani indonesia.Bandung: PT.Remaja Rosda-Karya.
MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN
masalah dan pemecahan masalah pendidikan
Dosen pengampuh
Nama : Siti Baro’ah S.Pd.I M.Pd.I
Di susun oleh kelompok 6
Umi zainab
Alfiyani
Nur chamidah
Ika juniarti
Yusuf khusain
Qoni
Fak/Prodi : Tarbiyah/PAI A
FAKULTAS TARBIYAH PAI IAIIG TAHUN AJARAN 2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia
semakin hari kualitasnya semakin makin rendah, berdasarkan survey united
nations educational, scientific and
cultural organization(UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara
berkembang di Asia Pasific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara.
Sedangkan kualitas pada guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara
berkembang.
Salah satu factor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah
karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak.Para pendidik sering kali
memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat
yang di miliki siswanya.Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah
menggali masalah dan potensi para siswa.Pendidik seharusnya memperhatikan
kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang aman
dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan
kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya
gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa,
kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram.Kurikulum
hanya di dasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan
masyarakat.Lebih parah lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang
kreatif. Ini salah satu kelemahan pemerintah dalam membuat kurikulum, mereka tidak memperhatikan kondisi
di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar mencari kerja dan tidak
pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan kerja yang
tersedia terbatas.Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa itu
pendidikan ?
2.
Apa saja
masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia?
3.
Bagaimana
solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut?
4.
Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan di Indonesia?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian pendidikan
2.
Untuk
mengetahui masalah pendidikan di Indonesia
3.
Untuk
mengetahui solusi masalah pendidikan di indonesia
4.
Untuk
mengetahui faktor-faktor masalah pendidikan yang ada di Indonesia
5.
Untuk menambah
wawasan pustaka yang berhubungan dengan masalah dan pemecahan masalah
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
pendidikan
Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah penyerapan informasi
pengetahuan yang sebanyak-banyaknya dan pengkajian yang mendalam serta uji coba
dan penerapannya dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Istilah pendidikan sering kali tumpang tindih dengan istilah
pengajaran.Oleh karena itu, tidak heran jika pwndidikan terkadang juga di
katakan “pengajaran” atau sebaliknya, pengajaran disebut sebagai pendidikan.Ini
adalah sesuatu yang rancu, sebagaimana orang sering keliru memahami istilah
sekolah dan belajar.Belajar dikatakan identik dengan sekolah, padahal sekolah
hanyalah salah satu dari tempat belajar bagi peserta didik. Belajar merupakan
bagian dari proses pendidikan yang mencakup totalitas keunggulan kemanusiaan
sebagai hamba dan pemakmuran alam(khalifah)agar senantiasa bersahabat dan
memberikan kemanfaatan untuk kehidupan bersama.
Belajar atau sekolah
sama-sama bermakna mencari ilmu yang merupakan bagian penting dari proses
pendidikan yang pada intinya adalah transfer ilmu dan nilai moral. Ilmu berasal
dari bahasa arab(‘alima). Kata ilmu ini biasanya digabung dengan kata
pengetahuan sehingga menjadi ilmu pengetahuan.Ilmu menurut terminologidi
artikan sebagai suatu keyakinan yang mantap dan sesuai dengan fakta empirisnya,
atau hasil gambaran berdasarkan rasio.
B.
Masalah-masalah
pendidikan yang terjadi di Indonesia
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia
merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum
kualitas sumber daya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan
dengan Negara-negara ASEAN, kita masih ketinggalan jauh, oleh karena itu, upaya
yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu
terasing di negeri sendiri terutama
karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari di atas irama gendang
orang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi,
berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang
relatif ringan.Hal ini disebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi
berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks.Kita masih
menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar
sangat penting untuk segera di atasi Karena sangat berpengaruh terhadap
pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi,
antara lain sebagai berikut.
1.
Rendahnya
efiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah
ditentukan.
2.
Rendahnya mutu
akademik terutama penguasaan ilmu
pengetahuan alam(IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal
penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai menguasai dan mengembangkan iptek.
3.
Rendahnya
pemerataan kesempatan belajar disertai banyaknya peserta didik yang putus
sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan kejenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Hal ini identic dengan ciri-ciri kemiskinan.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh
dunia pendidikan di tanah air kita ,yaitu:
1. Bagaimana semua warga
Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan
ketrampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan
masyarakat ,Seperti yang telah di kemukakan di atas bahwa masalah yang di
hadapi di dunia pendidikan yaitu masalah
warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan. Masalah pendidikan
yang di maksud adalah
1. Masalah
pemerataan pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai
wahana untuk memajukan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional
diharapkan dapat menyediakan ksesempatan yang seluas-luanya bagi seluruh warga
Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan bagaimana system pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga
pendidikan itu menjadi wahan bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya
anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung didalam system pendidikan atau lembaga pendidikan karena minimnya
fasilitas yang tersedia.
Masalah pemerataan pendidikan di
pandang penting sebab jika anak –anak usia sekolah memperoleh kesempatan
belajar pada Sekolah Dasar ,maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca ,
menulis dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kmajuan
melalui media masa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya
berperan sebagai produsen maupun konsumen dengan demikian mereka tidak
terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung dalam
upaya pendidikan tersebut yaitu menyiap kan masyarakat untuk dapat berpartisipasi
dalam pembangunan, maka setelah upaya pembangunan pendidikan terpenuhi, mulai
di perhatikan juga upaya pemerataan untuk pendidikan.
2.
Masalah mutu
pendidikan
Yang menjadi persoalan ialah bahwa cara pengukuran mutu produk
tersebut tidak mudah. Dan pada umumnya hanya dengan mengasosiasikan dengan
hasil belajar yang sering dikenal dengan EBTA atau sekarang yang di sebut
dengan UN(Ujian Nasional)yang pada kenyataannya membuat para siswa ketakutan
dan frustasi.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai
melalui proses belajar yang bermutu.
Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit di harapkan terjadinya hasil
belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secar optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik
maka hampir dapat di pastikan bahwa
hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan
lebih terletak pada masalah pemrosesan pendidikan.Selanjutnya kelancaran
pemrosesan pendidikan di tunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari
peserta didik, tenaga kependidikkan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga
masyarakat sekitar.
3.
Masalah
kurikulum
Jika dibandingkan dengan kurikulum di Negara maju, kurikulum yang
di jalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan
siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya.
Siswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah
ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh
materi yang diajarkan .siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dan
hanya memahami sepintas tentang materitersebut. Dampaknya, pengetahuan siswa
akan sangat terbatas dan siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa
akan berkurang.
Selain berdampak pada siswa,guru
juga akan mendapat dampaknya. tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang
maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru akanterbebani dengan pencapain
target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan, guru harus tetp melanjutkan materi. Hal ini tidak sesuai dengan
peran guru.
4.
Masalah
Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan
pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia.
Efisiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya
sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi, sistem
pendidikan yang efisien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat
dihasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu,
keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit
jajaran departemen pendidikan dan kebudayaan.
Para ahli banyak mengatakn bahwa system pendidikan sekarang ini
masih kurang efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak drop-out, banyak anak yang belum dapat pelayanan pendidikan, banyak anak yang
tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak yang
lemah maupun yang luar biasa cerdas dan genius.
Oleh karena itu, harus berusaha untuk menemukan cara agar
pelaksanaan pendidikan menjadi efisien.
Masalah efisien pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system
pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan.Jika penggunaannya hemat, dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya
tinggi.
Beberapa masalah
efisiensi pendidikan yang penting adalah:
a.
Bagaimana
tenaga pendidikan di fungsikan
b.
Bagaimana
prasarana dan sarana pendidikan di gunakan
c.
Bagaimana pendidikan di selenggarakan
d.
Masalah
efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan
kependidikan.Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga
yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.Pada masa 5 tahun
terakhir ini jatah pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20% dari
kebutuhan tenaga lapangan.Sedangkan persediaan tenaga siap diangkat lebih besar
daripada kebutuhan dilapangan.Dengan demikian berat lebih dari 80% tenaga yang
tersedia tidak segera difungsikan.Ini terjadi kemubadziran yang terselubung,
karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui
pengabdian.Dan tenaga kependidikan khususnya guru tidak disiapkan untuk
berwirausaha.
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi,
sering mengalami kepincangan, tidak di sesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
Suatu sekolah menerima guru baru dalam bidang studi yang sudah cukup atau
bahkan sudah kelebihan, sedang guru bidang studi yang dibutuhkan tidak di
berikan karena terbatasnya jatah pengangkatan sehingga di tempatkan di daerah
sekolah-sekolah tertentu seorang guru bidang studi harus merangkap mengajarkan
bidang studi diluar kewenangannya, meskipun persediaan tenaga yang direncanakan
secara makro telah mencukupi kebutuhan, namun mengalami masalah penempatan
karena terbatasnya jumlah yang diangkat dan sulitnya menjaring tenaga kerja
yang tersedia di daerah terpencil.
Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya
terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru.Setiap
pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana
lapangan.Dapat dikatakan umumnya penanganan pengembangan tenaga pelaksana di
lapangan sangat lambat.Padahal prose pembekalan untuk dapat siap melaksanakan
kurikulumbaru sangat memakan waktu.Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat di
rencanakan berlakunya kurikulumdengan saat mulai dilaksanakan dan pendidikan
berlangsung kurang efisien dan efektif.
5.
Masalah mahalnya biaya pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal, mahalnya biaya yang harus di
keluarkan masyarakat untuk mengenyamkan bangku pendidikan. Mahalnya biaya
pendidikan dari taman kanak-kanak(TK) hingga perguruan tinggi membuat
masyarakat miskintidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Ini adalah
masalah utama dalam system pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu itu
mahal, mungkin seperti itulah yang terjadi sekarang ini, biaaya pendidikan dari
TK sampai dengan jenjang perkuliahan
dirasakn masih mahal. Banyak pelajar yang putus sekolah karena mahalnya biaya
pendidikan yang harus mereka bayar untuk bisa mengenyam pendidikan itu.
Meskipun anggaran pendidikan dari pemerintah terbilang banyak, namun masih
belum bisa berjalan baik.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya,
tidak harus murah atau gratis.Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya
membayarnya?Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap
warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk
mendapatkan pendidikan bermutu.Akan tetapi, kenyataannya pemerintah justru
ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat di
jadikan alasan bagi pemerintah untuk”cuci tangan”.
C.
Solusi pemecahan masalah pendidikan di Indonesia
1.
Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh
pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, langka-langkah yang ditempuh yaitu melalui cara konvensional dan cara
inovatif
Cara konvensional
antara lain:
a.
Membangun
gedung sekolah seperti SD inprs dan atau ruangan belajar.
b.
Menggunakan
gedung sekolah untuk double shift (system pergantian pagi dan sore)
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan utamanya untuk
pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang
kurang mampu agar mau menyekolahkan anak.
Cara inovatif antara lain:
Sistem
pamong(pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact system,
system tersebut di rintis di solo dan di seminasikan ke beberapa provinsi.
a.
SD kecil pada
daerah terpencil
b.
Sitem guru
kunjung
c.
SMP terbuka
d.
Kejar paket A
dan B
e.
Belajar jarak
jauh, seperti universitas terbuka
2.
Solusi Masalah Mutu Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing
memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendidikan
bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas
komponen-komponen tersebut.
Upaya pemecahan
masalah-masalah mutu pendidikan
dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak,
personalia, dan manajemen sebagai berikut:
a.
Seleksi yang
lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b.
Penyempurnaan
kurikulum.
c.
Pengembangan
kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
d.
Pengembangan
prasarana yang menciptakanlingkungan yang tenteram untuk belajar.
e.
Penyempurnaan
sarana belajar seperti buku paket,media pembelajaran.
f.
Peningkatan
administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
g.
Kegiatan
pengendalian mutu.
3.
Solusi Masalah Kurikulum
Pada kenyataannya karena adanya perbedaan kemampuan dan pengetahuan
guru, belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat
memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berhubungan
dengan materi pelajarannya.Hal ini lah salah satunya yang menjadi hambatan
dalam pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu sangat perlu bagi masing-masing
sekolah mengadakan kegiatan:
1.
Lesson study ataupun workshop yang membahas cara mengajarkan
kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum.
Lesson study merupakan suatu upaya meningkatkanproses dan hasil
pembelajaranyang dilaksanakan secara kolaborasi dan berkelanjutan oleh
sekelompok guru. Dengan berkolaborasi
guru mampu mengembangkan melalui lesson study guru dapat memperoleh
penetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya
umpan balik dari anggota lesson study.Sehingga kemampuan guru semakin hari
semakin bertambah baik dengan melakukan conto kemudian di kritisi ataupun dari
memperhatikan contoh kemudian mengkitisi.
2.
Pertemuan antar
sekolah yang sudah menerapkan kurikulum baru
Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk
melaksanakan kurikulum baru untuk mengevaluasi tahap awal penerapan pola
pembelajaran baru dalam sebulan terakhir.Pertemuan ini penting sebab sebagian
sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain
kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar
pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum baru di masing-masing sekolah.
4.
Solusi Masalah Efisiensi Pendidikan
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah efisiensi
dalam pendidikan di antaranya:
a.
Pendidikan
efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b.
Pengadaan dan
pendistribusian sarana pembelajaran harus di barengi dengan membekali kemampuan
sikap, dan keterampilan calon pemakai, serta harus dilandasi dengan konsep yang
jelas.
c.
Melakukan
penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program
studi.
d.
Memberi
perhatian terhadap tenga kependidikan(prajabatan dan jabatan)
5.
Solusi Mahalnya Biaya Pendidikan
Besar kecilnya subsidi pemerintah inilah yang membuat mahal atau
murahnya biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh orang tua atas
masyarakat.Kalau kita ingin biayay pendidikan tidak mahal maka subsidi
pemerintah harus besar. Usaha untuk menjadikan pendidikan tidak mahal untuk
“dikonsumsi” orang tua dan masyarakat sebenarnya sudah dialaksanakan
pemerintah,baik dengan meningkatkan subsidi maupun membangkitkan partisipasi
masyarakat.
Dari berbagai masalah yang diungkapkan diatas maka harus ada solusi
bagaimana agar pendidikan dapat berjalan dengan baik, terjangkau oleh
masyarakat dan tetap sebanding dengan mutu pendidikan yang diperoleh oleh
masyarakat. Karena hak mendapatkan fasilitas biaya pendidikan murah(gratis)
merupakan hak masyarakat sebagai pembayar pajak.
1.
Diperlukan
kejujuran dan rencana yang strategis dari jajaran birokrasi pendidikan, umtuk
mengimplementasikan anggaran pendidikan pada program pembiayaan pendidikan
gratis(murah)bagi masyarakat.
2.
Dalam
sekolah(dunia pendidikan)harus di bersihkan dari berbagai biaya pungutan,
seperti biaya LKS, biaya seragam, biaya uang gedung, biaya ekstrakulikuler dan
lain-lain. Oleh karena itu, harusnya program pemberantasan korupsi harus bisa
menyentuh dunia pendidikan terutama di sekolah-sekolah.
3.
Kebijakan dari
bidang pendidikan yang menyepakati program kapasitasi pendidikan harus di
berhentikan atau di hapus.
Selanjutnya untuk mengatasi anggapan masyarakat yang menganggap
Bahwa mahalnya biaya apendidikan karena adanya praktik korupsi yang
dilakukan pejabat dan birokrasi sekolah solusi yang kiranya perlu dilakukan
oleh sekolah adalah di setiap akhir tahun sekolah perlu menyampaikan laporan
tentang keuagan kepada wali murid, baik uang masuk maupun pengeluaran uang
sekolah. Dalam penyampaian laporan perlu disertai bukti atau kwitansi yang
jelas atau sah, sehingga wali murid dapat percaya bahwa tidak ada penyelewengan
dana.
D.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
1.
Perkembangan
IPTEK
Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di Negara kita,
terutama dengn pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala
sesuatu harus dilakukan dengan cepat.Implikasinya di dalam masyarakat sangat
terasa.Oleh karena itu pendidikan harus senantiasa menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman.Factor inilah yang membuat masyarakat pedesaan semakin
ketinggalan dengan segala informasi yang ada.sekolah-sekolah di pelosokpun
selalu terlambat mendapatkan informasi penting.
2.
Laju
Pertumbuhan Peduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk , maka penyediaan prasarana dan
sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan hrus
ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertambahan penduduk yang diiringi
dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian
mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi usia sekolah
dasar menurun, sedang proporsi usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan
penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan
demikian terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk
sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat disbanding dengan permintaan akan
fasilitas sekolah dasar.
3.
Penyebaran
Penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata.Ada
daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang
penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya didaerah terpencil yang
berlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti di
gambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Persoalan-persoalan
atau permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara
Indonesia.Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang
cukup mendasar dan bersifat kompleks.Kita masih menghadapi sejumlah masalah
yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi.Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk
segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.
Saran
Dengan
di kemukakan masalah-masalah pokok pendidikan, disarankan para pembaca turut
mengupayakan alternative untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah pendidikan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Hasan
Bahri M.Ag dan Drs.Beni Ahmad Saebani. M. Si .2010. Ilmu Pendidikan Islam jilid
2. Bandung: Pustaka Setia
Dr.
Moh. Roqib, M.Ag. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: PT LKiS Priting
Cemerlang
https://elviana09.wordpress.com/2014/05/31/masalah-masalah-pendidikan-dan-upaya-solusinya/
https://alifqofrahamzah.blogspot.co.id/2015/11/makalah-tentang-problematika-pendidikan.html
MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN
(MASYARAKAT MADANI)
Dosen pengampuh
Nama : Siti Baro’ah S.Pd.I M.Pd.I
Di susun oleh kelompok 7
1.Miftahussurur 4.
Siti Salimatun Suburiyah
2. Ilham 5 Tita Anjayani
3. Saiful Anam .
Fak/Prodi : Tarbiyah/PAI A
FAKULTAS TARBIYAH PAI IAIIG TAHUN AJARAN 2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmu pendidikan tentang sejarah masyarakat madani.
Adapun
makalah ilmu pendidikan tentang sejarah peradaban yunani kuno.ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmu pendidikan ini.
Akhirnya
penyusun mengharapkan penyusun semoga dari makalah ilmu pendidikan ini tentang
masyarakat madani.Ini dapat di ambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberi inspirasi terhadap pembaca.
Cilacap, 23 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………….………………i
DAFTAR
ISI…………………………………………..………..……………………....ii
BAB
I :
PENDAHULUAN……………………………………………...………................……4
A. Latar Belakang…………………………………...…………………….…..4
B. Pembatasan
Masalah………………………………………….…...……….4
C. Perumusan
Masalah………………………………….…….....……………4
D. Tujuan……………………………………...………………..….………..…5
BAB
II : PEMBAHASAN………………………………………….….………..………...……..5
A. Landasan Teori………………………………………....………..………..5
1. Definisi Masyarakat
Madani…………….……….………..…….…….5
2.Ciri Masyarakat
Madani……………….……………………..………...7
3. Syarat Masyarakat
Madani….…………………....………..............….8
4. Pilar Penegak Masyarakat
Madani……...……..…..………………….9
BAB
III : PENUTUP…………………………………………………………………….……….11
Daftar Pustaka…………...……………………………………………...…12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep “masyarakat madani” merupakan
penerjemahan atau konsep “civil society” yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada pada simpoium Nasional
dalam rangka forum ilmiah. Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim ini hendak
menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah kelompok masyarakat yang ideal
peradaban maju.
Lebih
jelas Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat Madani
adalah sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan perseorangan dengan kestabilan
masyarakat.
Civil
society diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan sebutan masyarakat sipil
atau masyarakat madani. Kata madani berasal dari kata-kata Madinah yaitu sebuah
kota tempat hijrah Nabi Muhammad SAW. Madinah berasal dari kata “madaniyah”
yang berarti peradaban oleh karena itu masyarakat madani berarti masyarakat
yang beradab.
B. PEMBATASAN
MASALAH
Untuk memperjelas ruang lingkup
pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah definisi masyarakat
madani, ciri masyarakat madani, syarat masyarakat madani, dan pilar penegak
masyarakat madani.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah
definisi masyarakat madani?
2. Bagaimana
cirri-ciri masyarakat madani?
3. Apakah Syarat masyarakat madani?
4. Apa
saja pilar penegak msayarakat madani?
D. TUJUAN
1. mengetahui
definisi masyarakat madani
2. mengetahui
cirri-ciri masyarakat madani
3. mengetahui syarat terbentuknya masyarakat
madani
4. mengetahui
apa saja pilar penegak masyarakat madani
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. DEFINISI
MASYARAKAT MADANI
Masyarakat
madani dalam bahasa inggris civil society dapat diartikan sebagai suatu
masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.
Kata madani sendiri artinya civil atau civilized (beradab). Istilah masyarakat
madani yang berarti masyarakat madani yang berperadaban.
Untuk
pertama kali istilah masyarakat madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim,
masyarakat madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri
Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani merupakan sistem sosial yang
subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan
individu dan msyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang
berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.
Masyarakat
madani adalah sebuah tatanan masyarakat sipil (civil society) yang mandiri dan
demokratis, masyarakat madani lahir dari proses penyemaian demokrasi, hubungan
demokrasi.
Dawam
raharjo mendefiniskan masyarakat madani sebagai proses penciptaan peradaban
yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama. Dawam menjelaskan, dasar
utama dari masyarakat madani adalah persatuan
dan integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup,
menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan
hidup dalam suatu persaudaraan. Masyarakat madani pada prinsipnya memiliki
multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung etika dan moralitas,
transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi,
konsisten memiliki bandingan,dan lain-lain.
Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat madani adalah masyarakat yang
menjunjung tinggi norma, nilai-nilai dan hukum yang ditopang oleh penguasaan
teknologi yang beradab, iman dan ilmu.
Menurut
Syamsudin Haris, masyarakat madani adalah suatu lingkup interaksi sosial yang
berada di luar pengaruh Negara dan model yang tersusun dari lingkungan
masyarakat paling akrab seperti keluarga, asosiasi sukarela, gerakan
kemasyarakatan dan berbagai bentuk lingkungan komunikasi antar warga.
Menurut
Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang mengacu masyarakat
madinah yang berada di bawah pimpinan Rasulullah SAW, sebagai masuarakat kota
atau masyarakat berperadaban dengan cirri antara lain: egaliteran
(kesederajatan), menghargai prestasi, keterbukaan, toleransi dan musyawarah.
Menurut
Muhammad A.S Hikam pengertian dari masyarakat madani adalah wilayah-wilayah
kehidupan sosial yang terorganisasi dan bericirikan antara lain kesukarelaan,
keswasembadaan dan keswadayaan, kemandirian tinggi terhadap Negara dan
keterikatan dengan norma serta nilai-nilai hukum yang diikuti warganya.
Menurut
W.J.S Poerwadarminto, kata masyarakat berarti suatu pergaualan hidup manusia.
Sehimpunan orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan
tertentu. Sedangkan kata madani berasal dari bahasa Arab yaitu madinah, artinya
kota. Jadi secara etimologis, masyarakat madani berarti masyarakat kota.
Meskipun demikian, istilah kota tidak merujuk semata-mata kepada letak
geograis. Tetapi justru kepada karakter
atau sifat-sifat tertentu yang cocok
untuk penduduk kota. Dari sini masyarakat madani tidak asal masyarakat
perkotaan, tetapi memiliki sifat yang cocok dengan orang kota, yaitu
berperadaban.
Jadi
secara garis besar, masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang melindungi
waga dari perwujudkan kekuasaan Negara yang berlebihan.Masyarakat madani
merupakan tiang utama dalam kehidupan politik berdemokratis.Wajib bagi setiap
masyarakat madani yang tidak hanya melindungi warga Negara dalam berhadapan
dengan Negara dalam berhadapan dengan Negara, namun masyarakat madani juga
dapat merumuskan dan menyuarakan aspirasi masyarakat.
Masyarakat
madani merupakan konsep yang berwayuh wajah.Memiliki banyak arti atau sering
diartikan dengan makna yang berbeda-beda. Bila merujuk pada pengertian dalam
bahasa inggris, ia berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil,
sebuah kontraposisi dari masyarakat militer.
Istilah
masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga berdasarkan
pada konsep Negara kota Madinah yang diabngun Nabi Muhammad SAW pada tahun
622M. masyarakat madani juga mengacu pada konsep tamadhun (masyarakat yang
beradaban) yang diperkenalkan oleh Ibnu Khaldun, dan konsep Al Madinah al
Fadhilah (Madinah sebagi Negara Utama) yang diungkapkan oelh Filsuf Al-Farabi
pada abad pertengahan.
2. CIRI-CIRI
MASYARAKAT MADANI
Masyarakat madani memiliki beragam
karakteristik/ ciri-ciri baik itu secara umum maupun pendapat para ahli. Cirri
masyarakat madani adalah sebagai berikut
a. ciri-ciri
karakteristik umum masyarakat madani
a)Pluralisme
Diakui
semangat pluralisme artinya pluralis menjadi sebuah keniscayaan yang tidak
dapat dielakkan sehingga pluralitas telah menjadi suatu kaidah yang abadi.
Pluralisme
tdak hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan menerima kenyataan sosial
yag beragam, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima
kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai
positif bagi kehidupan masyarakat.
b)Toleran
Sikap
toleran merupakan sikap suka mendengar, dan menghargai pendapat dan juga
pendirian orang lain. Jadi sikap toleransi adalah sikap saling menghargai dan
menghormati perbedaan pendapat.
c)Demokrasi
Demokrasi
adalah prasyarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yang murni
(genuine).Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud. Demokrasi
tidak akan berjalan stabil bila mendapat dukungan riil dari masyarakat. Secara
umum demojrasi adalah suatu tatanan sosial politik yang bersumber dan dilakukan
oleh, dari, dan untuk warga Negara.
Tegaknya
prinsip demokrasi tidak sekedar kebebasan dan persaingan , demokrasi juga
pilihan untuk bersama-sama membangun dan memperjuangkan masyarakatuntuk semakin
sejahtera.
d)Free Public Sphere
Free
Public Sphere adalah ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk mengemukakan
pendapat warga msyarakat. Diwilayah ruang publik ini semua warga Negara
memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial dan politik
tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan-kekuatan di luar civil society.
e)Keadilan Sosial
Keadilan
Sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang proporsional atas hak dan
kewajiban setiap warga Negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan: ekonomi,
politik, pengetahuan dan kesempatan. Dengan pengertian lain, keadilan sosial
adalah hilangnya monopoli dan pemusatan Aspek kehidupan yang dilakukan oleh
kelompok atau golongan tertentu.
b.ciri-ciri/karakteristik masyarakat madani
menurut Bahmuller (1997)
Merujuk
pada Bahmuller (1997), ada beberapa ciri-ciri masyarakat madani antara lain:
Ø Terintegrasinya individu-individu dan
kelompok-kelompok eksklusif ke dalam masyarakat melalui kontak melalui kontrak
sosial atau aliansi sosial.
Ø Menyebarnya kekuasaan sehingga
kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dan dikurangi oleh
kekuatan-kekuatan alternative.
Ø Terjembataninya kepentingan-kepentingan
individu dan Negara karena keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu
memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
Ø Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan
kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan
orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri (individualis)
Ø Adanya pembebasan masyarakat melalui
kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai perspektif.
3.SYARAT MASYARAKAT MADANI
Terdapat tujuh syarat masyarakat madani
antara lain sebagai berikut:
Ø Terpenuhinya kebutuhan dasar individu
keluarga, dan juga kelompok yang ebrada di dalam masyarakat.
Ø Berkembangnya human capital (modal manusia)
yang kondusif untuk terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupanan
terjalinnya kepercayaan dan relasi sosial anatar kelompok.
Ø Tidak adanya diskriminasi dalam setiap
bidang pembagunan atau terbukanya akses berbagai pelayanan sosial.
Ø Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan bagi
masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat kepentingan bersama dan
kebijakan publik dapat dikembangkan.
Ø Adanya persatuan antar kelompok di
masyarakat serta tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan anatar budaya dan
kepercayaan.
Ø Terselenggaranya sistem pemerintahan yang
lembaga-lembaga ekonomi hukum, sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan
sosial.
Ø Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan
dan setiap jaringan-jaringan kemasyarakatan sehingga terjalinnya hubungan dan
komunikasi antara masyarakat secara teratur , terbuka dan terpercaya.
4.PILAR PENEGAK MASYARAKAT MADANI
Pilar penegak masyarakat madani adalah
institusi-institusi yang menjadi bagian dari sosial control yang berfungsi
mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang diskriminatif serta mampu
memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas. Pilar-pilar tersebut antara
lain:
a.Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga
Swadaya masyarakat adalah institusi sosial yang dibentuk oleh swadaya
masyarakat yang tugas utamanya adalah membantu dan memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang tertindas.LSM dalm konteks masyarakat madani
bertugas mengadakan pemberdayaan kepada msayarakat mengenai hal-hal yang
signifikan dalm kehidupan sehari-hari, misalnya mengadakan pelatihan dan
sosialisasi program-pogram pembangunan masyarakat.
b.Pers
Pers
adalah institusi yang berfungsi untuk mengkritisi dan menjadia bagian dari
sosial control yang dapat menganalisa serta mempublikasikan berbagai kebijakan
pemerintah yang berhubungan dengan warga negaranya. Selain itu, pers juga
diharapkan dapat menyajikan berita secara objektif dan transparan.
c.Supremasi Hukum
Setiap
warga Negara, baik yang duduk dipemerintahan atau sebagai rakyat harus tunduk
kepada aturan atau hukum. Sehingga dapat mewujudkan hak dan kebebasan antar
warga Negara dan antar warga Negara dengan pemerintahan melalui cara damai dan
sesuai dengan hukum yang berlaku.
Supremasi
hukum juga memberikan jaminan dan perlindungan terhadap segala bentuk
penindasan individu dan kelompok yang melanggar norma-norma hukum dan segala
bentuk pendindasan hak asasi manusia.
d.Perguruan Tinggi
Perguruan
tinggi merupakan tempat para aktivis kampus (dosen atau mahasiswa) yang menjadi
bagian kekuatan sosial dan masyaraskat madani yang bergerak melalui jalur moral
porce untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan mengkritisi berbagai
kebijakan-kebijakan pemrintah.Namun, setiap gerakan yang dilakuka itu harus
berada pada jalur yang benar dan memposisikan diri pada real dan eralitas yang
betul-betul objektif serta menyuarakan kepentingan masyarakat.
Sebagai
bagian dari pilar penegak masyarakat madani, maka perguruan tinggi memiliki
tugas utama mencari dan menciptakan ide-ide alternatif dan konstruksi untuk
dapat menjawab problematika yang dihadapi oleh masyarakat.
e.Partai Politik
partai
politik merupakan wahana bagi warga Negara untuk dapat menyalurkan sapirasi
politiknya. Partai politik menjadi sebuah tempat ekspresi politik warga Negara
sehingga partai politik menjadi prasyarat bagi tegaknya masarakat madani.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar
terciptanya kesejahteraan umat maka kita sebagai generasi penerus supaya dapat
membuat suatu perubahan yang signifikan.
Selain itu, kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang
sedang terjadi di masyarakat sekarang ini. Agar didalam kehidupan bermasyarakat
kita tidak ketinggalan berita.
DAFTAR PUSTAKA
www.artikelsiana.com>2015/08>pengertian-masyarakat-madani.
M.Dawam Rahardjo. Masyarakat
Madani: Agama,Kelas Menengah dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3ES,1999.hal.xxiii
Haidar Putra Dawlay. Pendidikan
Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.hal 136-138
Azyumardi Azra, Menuju Masyarakat
Madani. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm 9-11
MAKALAH
INOVASI PENDIDIDIKAN dan PARADIGMA
PENDIDIKAN MASA DEPAN
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Siti Baro’ah, S.Pd.I.,M.Pd.I
Disusun oleh:
Nur Fitriyah Tarbiyah/1
PAI A
Nidaatul Khasanah Tarbiyah/1
PAI A
Achmad Ade Salim K. Tarbiyah/1
PAI A
Mahrus Amin Tarbiyah/1
PAI A
Harmedi Tarbiyah/1
PAI A
FAKULTAS TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
CILACAP
TAHUN 2016
Contents
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi yang
semakin tahun semakin maju dan sangat cepat dalam berbagai aspek kehidupan yang
salah satunya adalah dalam bidang pendidikan, yang merupakan suatu upaya untuk
menjembatani sebuah peralihan dari masa sekarang ke masa yang akan datang yakni
melalaui sebuah suntikan-suntikan inovasi yang diharapkan akan dapat mencapai
efisiensi dan efektifitas.
Di zaman globalisasi ini makna
inovasi salah diartikan oleh kebanyakan orang baik itu kalangan masyarakat yang
terendah hingga kalangan masyarakat intelektual. Sehingga apa yang terjadi,
penerapan inovasi yang salah satunya dalam bidang pendidikan yang merupakan
bagian sentral dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari salah digunakan. Maka
perlu ditanamkan secara mendalam pemahaman tentang inovasi itu sendiri, baik
dari segi tujuan diadakannya sebuah inovasi, apa kekurangan serta kelebihan
inovasi itu sendiri, komponen-komponen inovasi, manfaatnya untuk masyarakat apa
serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-sehari dan lain sebagainya.
Banyak Masyarakat mengetahui dan memahami
sesuatu yang baru tetapi belum mau menerima apalagi menerapkannya. Hal ini
terjadi karena mindset tentang inovasi masih minim, hal itu bisa kita siasati
dengan mempelajari secara mendalam akan makna inovasi sesungguhnya serta segala
sesuatu yang berhubungan dengan inovasi tersebut
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian inovasi dan
paradigma?
2. Apa tujuan dari inovasi
pendidikan?
3. Macam-macam paradigma pendidikan
masa depan?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
inovasi dalam pendidikan?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi Pendidikan dan Paradigma Pendidikan Masa Depan
Asal kata inovasi berasal dari bahasa latin “innovation” yang
artinya pembaharuan atau perubahan. Kedua istilah tersebut memiliki perbedaan
dan persamaan.Adapun perbedaannya adalah jika pada pembeharuan ada unsur
kesengajaan. Sedangkan, persamaanya yaitu sama-sama memiliki unsur yang baru
atau lain dari sebelumnya. [7]
Kata “ paradigma “ mengandung arti model pola
skema. Dengan demikian paradigma merupakan sebuah model atau pola yang terskema
dari beberapa unsur yang tersistematis baik secara filosofis, ideologis, untuk
dijadikan acuan visi hidup baik secara personal maupun kolektif untuk masa
depan.
Kadang-kadang, inovasi juga di pakai untuk menyatakan
penemuan. Kata penemuan digunakan untuk menerjemahkan kata dari Bahasa inggris;
discovery dan inovetion.[8]Sehingga
antara discovery, inevention dan inovasi sepertinya terlihat ada kesamaan.Namun
sebenarnya, ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan yang mendasar.
Adapun yang dimaksud inovasi pendidikan adalah suatu
perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang sebelumnya
serta sengaja di usahakan untuk meningkatkankemampuan dalam rangka pencapaian
tujuan tertentu dalam pendidikan.[9]
Dari definisi tersebut ada beberapa istilah yang menjadi kunci pengertian
inovasi pendidikan, yaitu;
1. “Baru” dapat
diartikan apa saja yang baru dipahami, diterima, atau dilaksankan oleh penerima
inovasi, meskipun bukan barulagi bagi orang lain
2. “Kualitatif”
berarti inovasi tersebut memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan
kembali unsur-unsur pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penjumlahan atau
penambahan unsur-unsur pendidikan.
3. ”Hal” yang
dimaksud meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan.
4. “Kesengajaan”
maksudnya inovasi dan penyempurnaan pendidikan harus dilakukan secara sengaja
dan berencana, dan tidak dapat diserahkan menurut cara-cara kebetulan ayau
sekedar berdasarakan hobi perseorangan belaka.
5. “Meningkatkan
kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan
sumber-sumber tenaga, uanag dan sarana, termasuk struktur dan prosedur
organisasi. Pendeknya, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan
yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
6. “Tujuan” yang
dimaksud adalah efisiensi dan efektitivitas, mengenai sasaran jumlah anak didik
sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya dengan
menggunakan sember tenaga, uang, alat dan waktu jumlah sekecil-kecilnya.
B. Tujuan Inovasi Pendidikan
Menurut Santoso
(1974) dalam bukanya Fuad Ihsan menyatakan bahwa tujuan utama inovasi yakni
meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang, dan srana, termasuk struktur dan
prosedur organisasi.Hal senada juga dating dari Fuad Ihsan sendiri.Ia
menyatakan bahwa tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi,
relevansi, kualitas dan efektivitas. Sarana serta jumlah peserta didik
sebanyak-banykanya, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria
kebutuhan peserta didik, masyarakt, dan pembangunan), dengan menggunakan
sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu, dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Kalua dikaji tujuan inovasi
pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu:
a. Mengejar
ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan
teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar
dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
b. Mengusahakan
terselenggaranya pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah bagi setiap
warga Negara. Mislanya meningkatn daya tamping usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan
perguruan tinggi.
Disamping itu
akan diadakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini. Dengan
sistem penyampaian yang baru, diharapka peserta didik menjadi manusia yang
aktif, kreatif, dan trampil dalam memudahkan maslahanya sendiri.Adapun jangka
panjangnya adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya. Cara yang dicapai
untuk tujuan tersebut diantaranya:
1. Pemerataan dan
peningkatan kualitas
2. Memperluas
pelayanan pendidikan ( kuantitas)
3. Peningkatan
keserasian pendidikan dengan pembangunan
4. Meningkatkan
efektifitas dan efesiensi sistem penyajian
5. Melancarkan sitem
informasi kebijakan
C. Macam-Macam Paradigma Pendidikan
Macam-macam
paradigm pendidikan ada empat, yaitu :
1. Konservatisme
Kecenderungan
politik bergantung pada sejarah dan perkembangan budaya.Misalnya, konservatisme
sosial mempertahankan lembaga dan proses-proses sosial yang sudah ada.Perubahan
boleh tetapi harus mentaati tatanan yang sudah berlaku.Mereka tidak menolak
nalar tetapi juga menerima nalar secara total.Sedangkan konservatisme
reaksionisme menolak nalar dan konservatif filosofis menempatkan nalar di atas
segala-galanya.
2. Liberalisme
o Menekankan cara pemecahan masalah
secara ilmiah
o Tujuannya menuntaskan masalah
praktis
o Guru seharusnya memelihara dan
memperbaiki tatanan sosial yang sudah ada
o Murid harus mampu memecahkan
masalahnya sendiri
o Kaum liberal mendahulukan individu
dari pada masyarakat
o Psikologis dikondisikan oleh sosial
o Psikologis adalah basis pembuktian
benar-tidaknya pengetahuan
o Konsekuensi emosional tidak mungkin
dipengaruhi secara kolektif
o Belajar mungkin berlangsung dalam
matriks sosial, tetapi belajar selalu bersifat personal dan pribadi
o Kaum liberal memandang sekolah
sebagai lembaga terbuka dan lebih kritis
3. Anarkisme
·
Lembaga pendidikan bekerja sama dengan proses-proses politis yang
memerosotkan individu, sekedar “sekerup” kelompok, sekedar butiran kepribadian
dalam seronce kesosialan.
·
Pemerosotan martabat manusia secara sistematis.
·
Pendidikan adalah proses belajar lewat pengalaman sosial.
·
Sekolah mengabaikan tanggung jawab mendidik siswa secara sejati
4. Fundamentalisme
·
Dalam pendidikan mengambil bentuk gerakan “kembali ke dasar”
·
Gerakan ini memusatkan pada suatu sasaran tertentu, seperti mengembalikan
pendidikan pada “Tiga R”, yairu Read, Write, dan Arithmatic
·
Jam sekolah mengutamakan pelajaran bahasa nasional, sains, matematika, dan
sejarah
·
Pendidik harus mengambil peran dominan
·
Pengajaran menggunakan sistem menghapal, PR, ujian dilaksanakan sesering mungkin
·
Rapor dibagikan sesering mungkin dengan indeks prestasi
·
Disiplin harus ketat
·
Kelulusan berdasrkan serangkaian tes-tes untuk mengetahui tingkat
ketrampilan dan pengetahuan
·
Permainan dan ketrampilan diberikan di luar jam sekolah
·
Menghapus bidang studi pilihan dan meningkatkan yang wajib
·
Menolak inovasi dan menekankan pada konsep
·
Program layanan sosial di sekolah menyita waktu sekolah
·
Memasukkan “patriotirme” dan nasionalisme di sekolah
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan
Adapun factor yang cukup
berperan mempengaruhi inovasi pendidikan adalah[10]
1. Visi terhadap
pendidikan
2. Pertambahan
penduduk
3. Tuntutan adanya
proses pendidikan yang relevan
4. Perkembangan Ilmu
Pengetahuan
Tidak dapat
dipungkiri memang, inovasi pendidikan dalam konteks ke-Indonesia-an secara
makro pada tingkat nasional memang sangat kompleks, karena berkaitan dengan
biaya, feasibilitas, validitas, daripada inovasi itu sendiri, skala percobaan,
informasi dengan kebijakan nasioanal, nilai-nilai birokrasi dan budaya.[11]
Adapun contoh pelaksanaan
inovasi pendidikan yang ada di Indonesia adalah
1. Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan (PPSP)
Awalnya proyek ini dimaksudkan untuk mencoba bentuk
sistem persekolahan komprehansif dengan nama “sekolah pembangunan”. PSPP ini
ada sejak tahun 1971 dan konsepsi sekolah pembangunan ini direncanakan akan
disebarluaskan ke seluruh Indonesia tahun 1974. Akan tetapi, setelah
diadakannya penelitian studi kelayakan, konsepsi tersebut masih perlu
dikembangkan lagi melalui proses penelitian dan percobaan yang dilakukan secara
sistematis. Jenjang pendidikan yang dipakai pada PSPP adalah SD dan Sekolah
Menengah[12]
2. Pengajaran dengan Sistem Modul
Modul merupakan program pengajaran mengenai suatu satuan
bahasan yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk
digunakan oleh anak didik. Tujuan pengajaran dengan sistem modul adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas belajar mengajar di sekoah, terutama
yang berkaitan dengan penggunaan waktu, dana, fasilitas, dan tenaga secara
tepat guna alam mencapai tujuan secara optimal. Contoh dari bentuk dari
adanya sistam modul adalah : LKS (Lembar Kerja Siswa), lembaran kerja, kunci
lembaran kerja, lembaran tes, dan sebagainya.[13]
3. SMP Terbuka dan Universitas
Terbuka (UT)
Menurut Fuad Ihsan dalam bukunya yang berjudul
“Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MKDK”, SMP terbuka adalah Sekolah Menengah
Pertama yang kegiatan belajarnya sebagian besar diselenggarakan di luar gedung
sekolah dengan cara penyampaian pelajaran melalui berbagai media dan interaksi
yang terbatas antara guru dan murid.[14]Terselenggaranya
SMP terbuka ini diawali dari pemikiran untuk menampung anak-anak lulusan SD
yang tidak tertampung di SMP biasa.Demikian halnya, UT didirikan dalam rangka
meningkatkan daya tampung perguruan tinggi.
4. Kuliah Kerja Nyata
KKN adalah salah satu bentuk pengintegrasian antara
pengabdian pada masyarakat dengan pendidikan dan penelitian, yang terutama oleh
mahasiswa dengan bimbingan perguruan tinggi dan pemerintah daerah, dilaksanakn
secara interdisipliner dan intrakurikuler.KKN sudah ada sejak tahun 1971.ide
dilaksanakannya adalah banyaknya problematika yang akan dihadapi oleh mahasiswa
setelah mengenyam pendidikan di almamaternya, terutama problematika
kemasyarakatan yang semakin kompleks.[15]
5. Inovasi Kurikulum
Hingga
saat ini, sudah banyak sekali inovasi pendidikan yang dilakukan dengan
menggantu kurikulum sebagai acuan pendidikan di indonesia. Berikut adalah
beberapa kurukulum yang bernah berlaku di indonesia :
a. Proyek Pamong
Pamong adalah singkatan dari
Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru.Proyek ini adalah
kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan INNOTECH (Educational Innovation
and Technology), SEAMEO.Tujuan proyek pamong ini adalah untuk menjajaki dan
menemukan alternatif sistem penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif,
ekonomis, dan merata, yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah di Indonesia
dan Filipina.[16]Sasaran
dari proyek pamong ini adalah sekolah dasar, mengingat saat itu hampir separo
dari anak-anak di Asia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di sekolah
dasar.Kurikulum ini di terapkan di Indonesia pada tahun 1974.
b. Inovasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK)
KBK dikembangkan untuk memberikan
keahlian dan ketrampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk
meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang
berharkat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan
kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. KBK lebih menekankan pada
kompetensi atau kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa setelah mereka
melakukan proses pembelajaran tertentu. Adapun yang ingin dicapai oleh
KBK adalah mengembangkan peserta didik untuk menghadapi perannya di masa
mendatang dengan cara mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill).[17]Pengembangan
KBK lebih memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa paduan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud
pemahaman terhadap konsep yang dipelajari.
c. Inovasi Kurikulum Berbasis Masyarakat
(KBM)
KBM adalah kurikulum yang
menekankan perpaduan antara masyarakat dan sekolah guna mencapai tujuan
pengajaran.Tujuan kurikulum ini adalah memberikan kemungkinan kepada siswa
untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal, mandiri, dan membekali
mereka dengan keterampilan.
d. Inovasi Kurikulum Berbasis
Keterpaduan
Kurikulum terpadu disebut
integrated curriculum merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas
antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk
unit. Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara
individu maupun secara klasikal aktif menggali dan menemukan konsep dan
prinsip-prinsip secara holistik bermakna dan otentik.[18]
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Inovasi Pendidikan adalah suatu yang baru dan
bersifat kualatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu
dalam pendidikan.
Inovasi pendidikan sebagai persepektif baru
dalam dunia pendidikan dirintis sebagai alternative untuk memecahkan
masalah-masalah yang belum dapat di atasi dengan tuntas secara
konvensional.Inovasi pendidikan dilakukan untuk menyongsong arah perkembangan
duania kependidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat.
DAFTAR PUSTAKA
Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Fuad Ikhsan, Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan: Komponen MKDK, Jakarta: :Rineka Cipta, 2008, cet.V,
hal.191
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan
(Umum dan Agama Islam), (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2005), Halaman
205-208).
H.A.R. Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi
Pendidikan Nasional, (Magelang: Tera Indonesia, 1999, cet.II, halm.350
[1]
Hasbulloh, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta:Rajawali Pers,2013), hlm 1.
[2]
Hasbulloh, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta:Rajawali Pers,2013), hlm 8.
[3]
Drs. H. Fuad Ihsan, dasar-dasar
pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hlm 57.
[4]
Hasbulloh, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta:Rajawali Pers,2013), hlm 39.
[5]http://nurhazanahaz.blogspot.co.id/2015/06/tanggung_jawab_masyarakat_terhadap.html.m=1
[6]
Prof. Dr. Made Pidarta, Landasan
Kependidikan, Rineka Cipta, hlm 177
[7]Fuad Ikhsan, Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan: Komponen MKDK, Jakarta: :Rineka Cipta, 2008, cet.V,
hal.191
[8] Udin Saefudin
Safudin Sa’ud, op.cit., hlm.2
[9] Hasbullah,
op.cit., hlm. 189
[10]Hasbullah,
op.cit. 193-199
[11]
H.A.R. Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, (Magelang:
Tera Indonesia, 1999, cet.II, halm.350
[12]Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam),
(Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2005), Halaman 205-208).
[13]Ibid., hlm.
209-211
[14] Fuad Ihsan,
op.cit., hlm. 206
[15]
Halbullah, op.cit., hlm.225-230
[16]
Fuad Ihsan, op.cit., hlm. 204-206
[17]
Udin Saefudin Saud, op.cit., hlm.94
[18]Ibid.,
hlm. 113
Komentar
Posting Komentar