PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN



K.H. Ahmad Dahlan
A. Biografi Ahmad Dahlan
Beliau dilahirkan di kauman (Yogyakarta) tahun 1868 dan meninggal pada tanggal 25 Pebruari 1923. Nama kecilnya Muhammad Darwis. Ayahnya bernama. K.H. Abu Bakar, seorang imam dan khatib masjid besar kraton Yogyakarta. Ibunya bernama Siti Aminah. Beliau berasal dari keluarga yang didaktis dan alim dalam ilmu agama. Sejak kecil beliau diasuh dan dididik sebagai putera kiyai. Pendidikan dasarnya dimulai dengan belajar membaca, menulis, mengaji Al-Qur’an, dan kmitab-kitab agama. Menejelang dewasa, ia mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu agama kepada beberapa ulama’ besar pada waktu itu. Diantaranya , K.H. Muhammad Saleh (ilmu fiqih), K.H.Mahfudz dan Syekh Khayyat Sattokh (ilmu hadis) ,Syekh Amin dan Sayyid Bakri (Qiraat Al-Qur’an). Dalam usia relatif muda, beliau telah mampu menguasai beberapa disiplin ilmu keislaman.
Setelah beliau lulus pendidikan dasar di madrasah dalam bidang nahwu, fiqih dan tafsir di Yogyakarta, beliau pergi ke makkah pada tahun 1890 untuk menuntut ilmu di sana selama satu tahun. Salah satu gurunya adalah Syekh Ahmad Khatib. Sekitar tahun 1903, beliau kembali ke makkah dan menetap di sana selama dua tahun. Sepulang dari makkah beliau berganti nama Haji Ahmad Dahlan. Kemudian beliau menikah dengan siti Waalidah putri Kyai Penghulu Haji Fadhil.
Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.

B. Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam
Beliau mengatakan, uapaya strategis untuk menyelamatkan umat islam dari berpikir statis menuju pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan.umat islam dididik agar cerdas, kritis, dan memiliki daya analisis yang tajan dalam membaca dinamika kehidupan yang akan datang. Adapun kunci bagi kemajuan umat islam adalah kemabali pada Al-Qur’an dan hadits, mengarahkan umat islam pada pemahaman ajaran islam yang komprehensif, dan menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Pendidikan islam hendaknya menjadi media dan mampu mengembangkanal-ruh dan al-akal.hal ini disebabkan di alam ini ada dua dimensi yaitu dimensi pisika dan metapisika. Manusia adalah integrasi dari dua dimensi yaitu dimensi ruh dan jasad. Maka aktivitas pendidikan harus mampu mengembangkan dimensi tersebut. Dan perlunya pengkajian ilmu pengetahuan secara langsung sesuai prinsip-prinsip Al-Qur’an dan Hadits.Ahmad Dahlan melihat bahwa problem epistemologi pendidikan islam tradisional disebabkan karena ideologi ilmiahnya terbatas pada dimensi religius yang membatasi pada pengkajian kitab-kitab  klasik, khususnya dalam madzhab syafi’i. Sikap ilmiah yang demikian mengakibatkan umat islam tidak mampu menganalisa ilmu pengetahuan secara kritis sehingga kurag mampu berkompetisi secara preoduktif dan kreatif terhadap perkembangan peradaban kekinian.
Menurut ahmad Dahlan pendidikan islam hendaknya diarahkan untuk membnetuk manusia muslim yang berbudi pakerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang demi kemajuan masyarakatnya. Untuk mencapai tujuan ini, hendaknya pendidikan islam hendaknya mengakomodasi berbagai ilmu pengetahuan, baik umum maupun agama, untuk mempertajam intelektualitas dan memperkokoh spiritualitas peserta didik. Upaya ini akan terwujud jika proses pendidikan bersifat integral dan epistemologi islam hendaknya dijadikn landasan metodologis dalam kurikulum dan bentuk pendidikan yang dilaksanakan. Menurut Ahmad Dahlan, Materi pendidikan adalah pengajaran Al-Qur’an dan hadits, membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi, dan menggambar. Sistem pemdidikan yang diapakai beliau adalah klasikal, beliau ingin menggabungkan sistem pendidkan belanda dengan sistem pendiidkan tradisional secara integral.
Materi Al-Qur’an dan hadits yaitu ibadah, persmaan derajat, fungsi perbuatan manusia dalam menentukan nasibnya, musyawarah, pembuktian kebenaran Al-Qur’an dan hadits menurut akal, kerjasama anatara agama-kebudayaan keamajuan peradaban, hukum kausalitas perubahan,,nafsu dan kehendak, demokratisasi, dan liberalisasi, kebebasan berpikir, dinamika kehidupan dan peranannya, dan akhlak.
Komitmen ahmad dahlan terhadap pendidikan agama adalah sanagat kuat, untuk itu beliau masuk orgnasisasi Budi Oetomo pada tahun 1909, untuk mendapatkan peluang mengajarkan pendidikan agama kepada para anggotanya. Komitmen terhadap pendidikan selanjutnya menjadi salah satu ciri khas organisasi yang didirikannya pada tahun 1912 yaitu Muhammadiyah.
Pandangan ahmad dahlan dalam pendidikan juga dapat dilihat dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah. Dalam bidang pendidikan muhammadiyah melanjutkan model sekolah yang digabungkan dengan sistem pendidikan gubernemen. Disamping itu , Muhammadiyah mendirikan sekolah yang agamis yaitu madrasah diniyah di minangkabau untuk memperbaiki pengajian Al-Qur’an yang tradisional. Pada tanggal 8 Desember 1921, Muhammadiyah  mendirikan pondok Muhammadiyah sebagai sekolah pendidikan guru agama. Dalam sekolah tersebut pelajaran umum diberikan oleh dua orang guru dari sekolah pendidikan guru (kweekschool), sedangkan ahmad dahlan dan beberapa orang lainnya memberikan pelajaran agama yang lebih mendalam.
Muhammadiyah  berhasil melanjutkan model pembaruan pendidikan dikarenakan lingkungan sosial yang dihadapi adalah terbatas pada pegawai, guru maupun pedagang. Kelompok ini banyak menguasai perusahaan percetakan yang secara ekonomis sangat penting di masyarakat. Oleh karena itu, muhammadiyah dengan model pendidikan barat ditambah dengan pendidikan agama, mendapatkan hasil yang baik dalam kalangan ini. Diantara sekolah-sekolah yang tertua dan besar yaitu :
a.       Kweekschool Muhammadiyah, di Yogyakarta
b.      Mu’allimin Muhammadiyah, di Solo, Yogyakarta dan Jakarta
c.       Zu’ama/Za’imat di Yogyakarta
d.      Kulliyah Muballigh/Muballigat di Padangpanjang Sumatera Tengah
e.       Tabligh School dan HIK School di Yogyakarta

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa ide-ide pendidikan menurut Ahmad Dahlan yaitu
a.  Pembaruan di bidang lembaga pendidikan, yang semula sistem pesantren menjadi sistem sekolah
b.      Beliau memasukkan pelajaran umum ke sekolah-sekolah agama atau madrasah
c.       Perubahan pada metode pengajaran sosrogan menjadi metode yang bervariasi
d. Dengan organisasi Muhammadiyah beliau berhasil mengembangkan lembaga pendidikan yang lebih bervariasi dan manajemen yang modern.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Ilmu Kalam ( Pemikiran Al- Asy'ari dan Al- Maturidi)

Makalah Sejarah Peradaban Islam di Afrika Selatan

UAS Media & Tekhnologi Pendidikan semeter 3