Makalah Sejarah Peradaban Islam di Afrika Selatan



MAKALAH
SEJARAH ISLMA DUNIA








Makalah ini Disusun untuk Menyelesaikan Tugas Sejarah Islam Dunia
Mata Kuliah              : Sejarah Islam Dunia
Dosen              : A. Adibudin Al-Halim, M.Pd

Disusun Oleh :
TAFRIKHATUL UNSA ( 1623211073)



FAKULTAS TARBIYAH PRODI PAI A
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM AL-GHAZALI CILACAP
TAHUN AJARAN 2017\2018


KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelasaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Sejarah peradaban  Islam yang berjudul Sejarah Peradaban Islam Di Afrika Selatan .Tidak lupa sholawat serta salam saya sanjungkan kepada beliau Nabiyullah Muhammad SAW . Ucapan terimakasih juga saya  sampaikan kepada Dosen Sejarah Islam yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengerjakan tugas ini, sehingga saya lebih mengerti dan memahami tantang Sejarah Islam, khususnya Sejarah Masuknya Islam di Afrika Selatan. Langkah-langkah yang saya susun dalam pembuatan makalah ini, saya mengambil dari berbagai sumber yang saya temukan, kemudian membandingkannya antara sumber yang satu dengan sumber lainnya. Saya sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya  harapkan agar kedepannya bisa lebih baik lagi. Meski begitu saya berharap makalah saya ini bisa menambah pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi kita semua.


Aamiin...









DAFTAR ISI



BAB III PENUTUP. 14


 

BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar belakang

Makalah  ini membahas tentang sejarah islam di Afrika Selatan. Islam yang merupakan agama pembebas bagi kalangan tertindas. Afrika adalah tempat bermacam-macam bangsa dan kebudayaan yang banyak sekali. Afrika adalah Negeri dengan pertentangan yang sangat mencolok.disana juga terdapat masalah perang, kelaparan, kemiskinan dan masalah penyakit. Realitas Afrika merupakan daerah yang berada dibawah  kekuasaan  kekaisaran romawi.
Dalam sejarah peradaban dunia, kekaisaran Romawi dikenal sebagai kekaisaran yang kejam, lalim dan berdarah penjajah. Namun dalam kenyataannya, justru islam dapat berkembang di Afrika Selatan, bahkan populasi islam mencapai 75 juta dari 500 juta jumlah populasi umat muslim di seluruh dunia. Berkaitan dengan hal diatas, makalah ni membahas tentang bagaimana sejarah dan perkembangan  islam di Afrika Selatan. 

B.     Rumusan masalah

1.      Bagaimana sejarah masuknya islam di Afrika Selatan?
2.      Siapa saja tokoh yang berperan dalam perkembangan islam di Arika Selatan?
3.      Bagaimana perkembanagn islam di Afrika Selatan?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui secara jelas tentang sejarah masuknya islam di Afrka Selatan
2.      Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan islam di Afrika Selatan
3.      Untuk mengetahui secara jelas bagaimana perkembangan islam di Afrika Selatan

BAB II

PEMBAHASAN


A.    SEJARAH SINGKAT MASUKNYA ISLAM DI AFRIKA SELATAN


Sejarah mencatat bahwa Islam pertama kali dikenalkan di wilayah Afrika Selatan pada abad ketujuh belas yang dibawa oleh mujahidin asal Indonesia yang ditangkap dan dibuang oleh penjajah Belanda ke wilayah selatan Benua Afrika untuk memberangus pergerakan jihad melawan pendudukan. Antara sekitar tahun 1062 Hijriyah atau 1652 Masehi seorang raja di tanah Jawa, Sheikh Yusuf Syaqiq beserta 49 mujahidin perjuangan dibawa oleh Belanda ke Afrika Selatan sebagai tahanan. Dan berkat pengasingan  tersebut, lebih dari 2 juta warga Afrika Selatan kini memeluk agama Islam. Kedatangan umat Islam dari bumi Indonesia pertama kali terjadi pada tahun 1658, dimana pemerintah penjajah Belanda mendatangkan warga dari wilayah Ambon untuk di bawa ke Afsel yang digunakan untuk  membantu penjajah Kulit Putih menghadapi penduduk asli setempat. Membawa warga pribumi Indonesia ke Afsel pertama kali dilakukan oleh penjajah Portugis, lalu kemudian di ikuti oleh Belanda setelahnya.
 Jan van Riebeeck adalah sosok pejabat kolonial Belanda yang terkenal sebagai pendiri kota Cape Town, kota ketiga terbesar di Afrika Selatan. Pejabat bengis ini meminta pihak Belanda di Indonesia untuk mengirimkan warga Ambon ke Afsel yang akan digunakan sebagai pekerja paksa. Tidak sampai disana, Jan van Riebeeck melarang warga Ambon yang datang untuk menunjukan ataupun melakukan kegiatan ibadah secara terang-terangan. Mereka yang melanggar segera dihukum mati oleh pejabat Belanda ini. Tahun 1667 gelombang kedua warga Indonesia datang kembali ke Afsel. Mereka yang datang adalah para pejuang dan orang buangan politik, diantaranya adalah penguasa Sumatera dan Sheikh Abdul Rahman Matab Shah serta Sheikh Mahmoud. Keduanya dimakamkan di Constantia di Cape Town. Sheikh Abdul Rahman Shah Matab adalah ulama yang menyebarkan ajaran Islam di kalangan para budak di Cape Town. Pengasingan politik Berikutnya adalah Syekh Yusuf dari wilayah Makasar yang tiba di Afsel pada tanggal 2 April 1694 bersama dengan keluarganya dan para pengikutnya. Mereka kemudian tinggal di sebuah peternakan di Zandflet, dekat muara Sungai Aerst pinggiran kota Cape Town sejak tanggal 14 Juni 1694. Pihak penjajah Belanda melakukan semua upaya untuk mengisolasi Syekh Yusuf di Zandflet. Akan tetapi ini dimanfaatkan Syekh Yusuf untuk mendirikan masyarakat kohesif Muslim pertama di Afrika Selatan, dimana Zandflet berubah menjadi titik kumpul bagi budak pelarian dan buangan lain yang datang dari timur. Dan hingga saat ini wilayah Zandvliet dikenal sebagai Makassar. Dan ditahun 1744 seorang ulama asal Yaman yang bernama Saeed Alawi atau dikenal sebagai Tuan Said tiba di kota Cape Town dan dipenjara di Pulau Robben. Setelah bebas Saeed Alawi bekerja sebagai penyidik ​​polisi, sebuah posisi yang memberinya peluang besar untuk mengunjungi tempat-tempat budak di malam hari dan mengajari mereka tentang Islam. Dan Tuan Said dianggap sebagai imam resmi pertama dari umat Islam di Cape Town.
Sejarah Islam di Cape Town sangat menarik untuk disimak. Peninggalannya dapat dilihat dari beberapa makam atau karamat dan masjid yang ada di sana. Cape Town berada di sisi selatan Provinsi Western Cape, Afrika Selatan. Islam pertama kali masuk di kota ini pada pertengahan 1600-1700-an melalui para politikus maupun ulama yang dibuang oleh Belanda dari Indonesia dan Malaysia. Tak heran jika tempat ini juga dikenal sebagai Cape Malay. Walau umat Islam di Afrika Selatan hanya 1,5 persen dari seluruh populasi, tapi Islam telah memberikan warna tersendiri bagi negeri ini. Di Cape Town, komunitas Islam banyak tinggal di daerah Bokaap dan Kampung Makassar.  Di tempat ini terdapat beberapa makam penting para ulama penyebar agama Islam yang disebut karamat. Dan, ada sekitar 23 karamat di sekeliling Cape Town. Satu di antaranya yang sangat terkenal adalah makam Syekh Yusuf, seorang ulama besar, keponakan Raja Gowa yang di buang Belanda dan mendirikan Kampung Makassar.  Ajaran yang disampaikan Syekh Yusuf bahkan diakui oleh Nelson Mandela, sekaligus menginspirasinya untuk membebaskan Afrika Selatan dari Politik apartheid.
Politi Apartheid yaitu politik yang menyebabkan deskriminasi polotik dan ekonomi dengan membedakan antara warga yang berkulit putih (campuran antara Afrika Selatan dengan India)  dengan yang berkulit hitam (bantu). Penyebabya yaitu ketika Afrika Selatan di bawah kendali inggris, pada tahun 1910, orang-orang Eropa di Afrika Selatan membentuk struktur politik negara baru, yaitu politik Apartheid. Melalui itu, minoritas kulit putih menempatkan berbagai batasan pada mayoritas kulit hitam. Akhirnya segregasi tersebut mempengaruhi warga kulit berwarna hitam dan putih juga. Seiring waktu, Apartheid terbagi menjadi 2, yaitu Apartheid kecil dan megah. Apartheid kecil mengacu pada segregasi yang terlihat di Afrika Selatan, sementara Apartheid grand atau megah digunakan untuk menggambarkan hilangnya hak politik bagi warga berkulit hitam di Afrika Selatan.

 Sebuah karya tulis bertajuk “Islamic History and Civilisation in South Africa: The Impact of Colonialism, Apartheid, and Democracy” yang dilansir di laman www.awqafsa.org.za juga menyebutkan soal peran Syekh Yusuf dari Makassar atau Abidin Tadia Tjoessop yang datang pada 1694 sebagai tahanan politik.  Ia bersama keluarganya tinggal di sebuah lahan pertanian di Zandvliet, sekitar 50 kilometer dari Cape Town. Di sinilah, Syekh Yusuf pertama kali membangun sebuah komunitas Muslim. Dalam perkembangannya, ada 12 imam dalam komunitas ini. Kemudian pada 1697, datang Raja Tambora dari Jawa yang tiba di kota ini dalam kondisi dibelenggu rantai. Raja Tambora adalah orang pertama yang menulis Alquran di Cape Town. Alquran ini kemudian diberikan sebagai hadiah kepada Gubernur Cape, Simon van der Stel.
Pada masa awal kedatangannya di Cape Town, Islam adalah agama yang diawasi secara ketat oleh penguasa. Pemerintah Hindia Belanda secara tegas melarang aktivitas Islam di tempat umum, meski ibadah pribadi di perbolehkan. Tak ada komunitas Muslim yang diizinkan untuk melakukan perkumpulan. Mengingat kondisi itu, ulama seperti Imam Abdullah, Syekh Yusuf, dan juga lainnya menggunakan rumah mereka sebagai tempat untuk belajar Islam. Mereka berusaha keras mempertahankan keberadaan Islam di Cape Town.  Beruntung, pembatasan ini kian lama kian surut. Pada 1770, di rumah seorang budak yang dibebaskan bernama Mohammodan, secara rutin diselenggarakan pertemuan. Dalam pertemuan itu, mereka yang hadir membaca, shalat, dan mempelajari ayat-ayat Alquran. Pada 25 Juli 1804, Islam secara resmi tak lagi menjadi agama yang dilarang. Warga setempat pun bebas memilih agama yang diyakininya. Sementara, para ulama bisa berdakwah secara leluasa.

B.     TOKOH YANG BERPERAN DALAM SEJARAH ISLAM DI AFRIKA SELATAN


1.      Syekh Yusuf Al-Makassari
Syekh Yusuf Tajul Khalwati atau biasa dikenal dengan sebutan Syekh Yusuf Almaqassari Al-Bantani lahir di Gowa, Sulawesi Selatan pada 3 Juli 1626. Dia merupakan anak dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan Muhammad Yusuf, nama yang diberikan oleh Sultan Alauddin, penguasa Kerajaan Gowa pertama yang Muslim.

Sebelum menapaki jejaknya di Afrika, Syekh Yusuf dibuang ke Sri Lanka oleh pemerintah Belanda. Dia diasingkan dari bumi Nusantara karena perlawanannya yang gigih terhadap Belanda saat berada di Gowa dan Banten.  Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Sri Lanka pada September 1684. Di Sri Lanka, Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam, sehingga memiliki ratusan murid, yang umumnya berasal dari India Selatan. Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk yang berguru pada Syekh Yusuf. Melalui jemaah haji yang singgah di Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara.

Kabar komunikasi Syekh Yusuf dengan para pengikutnya itu sampai ke telinga pemerintah Belanda. Oleh Belanda, dia akhirnya diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh yaitu ke Cape Town, Afrika Selatan, pada Juli 1693. Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah dan memiliki banyak pengikut. Dia bahkan ikut berjuang bersama warga Afrika melawan imperialisme bangsa Eropa di Afrika.
Syekh Yusuf wafat pada 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan. Di Tanah Air, makam Syekh Yusuf terdapat di Gowa. Konon menurut cerita, Syekh Yusuf memang meninggal dunia pada usia 73 tahun di Afrika Selatan. Namun, atas permintaan Raja Gowa Abdul Jalil, kerangka jenazah ulama kebanggaan masyarakat Sulsel itu dipindahkan ke Gowa pada 1795. Di tempat ia dimakamkan, kini juga terdapat pusara kerabatnya dan bangsawan kerajaan Gowa.  
Di kalangan masyarakat Muslim Afrika Selatan, Syekh Yusuf dianggap berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam. Tak hanya itu, dia juga dianggap sebagai pendiri komunitas Muslim dan budaya Melayu di Afrika Selatan. Sebagai bukti, terdapat perumahan yang diberi nama Kramat Makassar, yang berada tak jauh dari makam Syekh Yusuf. Lokasi itu dihuni sedikitnya 40 kepala keluarga. Uniknya, sebagian besar warga di sana mengaku memiliki nenek moyang dari Makassar. .
2.      Imam Hasan
Beliau adalah seorang Anggota parlemen dari 1994 hingga kematiannya pada tahun 2009. Selama perjuangannya dalam pembebasan, dirinya diminta oleh masyararakat banyak untuk berkhotbah.Selama dipengasingan (Arab Saudi), Imam salomo mengambil pendidikan islam, namun selalu tersedia untuk mencerahkan orang tentang situasi di Afrika Selatan. Imam Salomo kembali ke Afrika Selatan pada tahun 1992, dan mengambil kursi di Majelis Nasional DPR setelah pemilihan umum demokratis pertama pada tahun 1994. Ia menjabat parlemen sampai kematiannya pada tahun 2009.

3.      Abu Bakar Effendi
Beliau merupakan Osmanli kadi yang dikirim pada tahun 1862 oleh otonom sultan Abdul Mecid atas permintaaan dari Inggris Queen Victoria ke Tanjung Harapan, untuk mengajar dan membantu muslim dari masyarakat melayu Cape. Selama tinggal di Melayu Cape, ia menghasilkan karya-karya pertama  dalam sastra Afrikaans dengan kayanya dalam bahasa Arab Afrikaaans.

4.      Tuan Guru Imam Abdullah Kadi Abdus Salaam
Yaitu tahanan dari Malaysia yang datang pada 6 April 1780 menjadi Muslim pertama yang mendorong pembangunan masjid pertama di Cape Town. Hal ini karena sejak pertama kali kedatangan Muslim di kota ini belum ada satu masjid pun yang didirikan. Setelah dibebaskan dari Pulau Robben, tak jauh dari Cape Town, pada tahun 1793, Imam Abdullah membuat petisi pertamanya untuk pembangunan masjid.  Saat itu, petisi tersebut sempat mendapat penolakan meski akhirnya memperoleh izin dari Pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan masjid. Ia pun menulis sebuah buku tentang yurisprudensi Islam pada 1781 dalam bahasa Melayu dan Arab. Judul buku itu adalah Ma’rifa Al-Islam wa Al-Iman. Buku ini memberi pengaruh sosial dan keagamaan yang besar di kalangan komunitas Muslim di Cape Town.

Pada 1793, Imam Abdullah membangun sekolah Muslim pertama. Lokasinya di Dorp Street, Bokaap, yang akhirnya menjadi bagian dari Masjid Auwal, masjid pertama di Cape Town.  Pada 1825, sekolah ini memiliki 491 siswa, sebagian besar dari kalangan budak negro. Di kemudian hari, sekolah inilah yang melahirkan orang-orang Afrika Arab yang memahami bahasa Arab. Setelah Imam Abdullah wafat, kepemimpinan sekolah ini dilanjutkan oleh Imam Achmat van Bengalen.



















C.    PERKEMBANGAN ISLAM DI AFRIKA SELATAN


Islam adalah negara yang mulia, keberadaan islam memberikan cahaya kepada semua umat manusia. Islam di Afrika Selatan mungkin tiba sebelum zaman kolonial dan terdiri dari perhubungan terpencil dengan pedagang Arab dan Afrika Timur. Banyak orang muslim Afrika Selatan dikelaskan sebagai orang Coloured, utamanya di Tanjung Barat, termasuk nenek moyang yang datang sebagai budak dari kepulauan Indonesia (Melayu Tanjung). Yang lainnya dijelaskan sebagai orang India, termasuk mereka yang nenek moyangnya datang sebagai pedagang dan pegawai dari Asia Selatan. Mereka telah bergabung dengan orang lain dari bagian Afrika serta mengkonversi Afrika Selatan yang berkulit putih atau hitam. Namun, tradisi muslim saat ini berasal dari kedatangan Syeikh Abdurahman Matebe Shah, seorang Syeikh Melayu dari Sumatera, pada tahun 1668.

Menurut mereka islam itu menarik, karena islam dirasakan sebagai jalan keluar dari ancaman gangsterisme dan problem sosial lainnya, seperti obat terlarang, kekerasan seksual, wabah korupsi, dan dekadensi moral masyarakat lainnya yang terus merebak di berbagai kawasan Afrika Selatan. Perhatian islam atas nasib kaum miskin menarik hati mereka. Agama islam masuk ke Afrika sejak abad ke-17. Salah satu penyebarnya adalah warga keturunan indonesia, yakni Syekh Yusuf Al-Makassari. Hingga saat ini, umat islam di Afrika Selatan mencapai 1,25 juta jiwa atau sekitar 3 % dari total penduduknya yang berjumlah 49 juta jiwa. Masjid dan madrasah sangat mudah untuk dijumpai, dan juga makin bertambahnya orang yang menjadi islam, terutama di pusat-pusat permukiman penduduk berkulit hitam dan miskin. Selain itu, media massa Muslim, baik elektronik maupun cetak sebagai indikasi yang mudah dilihat, telah berkembang dan menempati posisi penting di mata publik. Di seluruh Afrika Selatan, pada 2005, di perkirakan terdapat sekitar 455 masjid dan 408 lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari marasah, sekolah lanjutan, bahkan sampai Universitas. Jumlah organisasi sosial dan kesejahteraan, lembaga budaya dan perdagangan, serta media massa mencapai 465 lembaga. Sejak awal 2006, organisasi sosial kemasyarakatan ini  telah meningkat menjadi 1.328 lembaga.


Pesatnya perkembangan islam di Afrika selatan adalah lantaran kemiskinan. Islam memberikan jawaban  atas kemiskinan lewat zakat, sedekah, wakaf dan sejenisnya. Bagi masyarakat Afrika, islam memberikan jalan keluar untuk masalah sosial. Afrika adalah negari dengan mayoritas kristen lantaran lama dijajah Eropa dan kemudian menjadi koloni Inggris. Namun klausul tentang zakat ternyata menarik perhatian penduduk asli Afrika untuk pindah Agama. Tahun 1976, hanya ada sekitar 10 orang warga berkulit hitam yang beragama Islam di Soweto. Mereka dekat dengan satu sama lain. Beberapa warga yang memeluk agama Islam kemudian mengubah namanya menjadi nama islam. Hanya nama belakang saja yang dibiarkan sebagai identitas pribadi. Mereka mengidentitaskan diri dengan bilal, seorang budak yang dimerdekakan lantas kemudian menjadi muadzin pada zaman Rasulullah SAW.

Sejak itu pertumbuhan islam di Afrika Selatan sangat pesat. Sebagian besar memang kalangan muda. Mereka tertarik masuk islam karena kehidupan islam bisa membuat mereka meninggalkan kehidupan ala preman dan obat-obatan. Islam menjadi agama yang pertumbuhannya tercepat ditanah hitam itu. Mereka percaya kembali ke Islam dapat memperbaiki dekadensi moral yang melanda negerinya. Gerakan kembali ke Islam fundamental bukan Cuma terjadi di negeri tapi menyusup ke belahan bumi Afrika lainnya. tak terkecuali Afrika Selatan. Kemerosotan ekonomi adalah faktor utama yang mendukung meruyaknya agama islam fundamental di Afrika. Para pemuda menjadi pelopor kebangkitan islam di Mesir saat negeri itu dipimpin oleh Anwar Sadat dengan munculnya gerakan Ikhwanul Muslimun.

Kaum muslimin di Afrika Selatan terpusat di dua kota besar, yaitu Durban dan Cape Town, selain di Johannesburg, Port Elizabeth, Pretoria, dan Soweto. Cape Town merupakan pusat keberadaan kaum muslimin di  Afrika Selatan. Di sini jumlah Kaum muslim berjumlah sekitar  700 ribu orang atau 30 % dari jumlah penduduknya.  Jadi, suasana dibeberapa sudut Cape Town tak ubahnya seperti kota muslim lain, dimana pun penuh orang berpakaian muslim berlalu lalang , banyak restorant dan kedai halal, serta kubah dan menara masjid tampak menjulang di seantero kota. Disini pula, anak keturunan Syekh Yusuf Al-Makasari dan bangsawan ulama dari nusantara lainnya beserta para pengikutnya bermukim. Oleh pemerintah kolonial belanda dulu dan diteruskan selama masa apartheid, mereka disebut sebagai Cape Malay. Jumlahnya sekarang di perkirakan sekitar 170 ribuan orang. Satu hal yang patut kita hargai adalah perhatian dan minat bangsa Afrika Selatan pada Indonesia umumnya sangat besar. Begitu besarnya penghormatan masyarakat Afrika Selatan kepada Syekh Yusuf hingga mereka menganugerahinya “ The Companions Of Oliver Tambo “ yang di serahkan saat menjelang ramadhan 1427 H /2005 M. Selain Syekh Yusuf, hanya ada satu orang yang pernah mendapat penghargaan serupa, yaitu Ir. Soekarno. Artinya mereka telah menyetarakan Syekh Yusuf sebagai pahlawan Nasional di Afrika Selatan. Ulama ini dipandang sebagai salah satu inspirator bagi pembebasan bangsa Afrika Selatan dari belenggu politik Apartheid.



BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan


Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa,  Agama islam masuk ke Afrika sejak abad ke-17. Salah satu penyebarnya adalah warga keturunan indonesia, yakni Syekh Yusuf Al-Makassari. Pesatnya perkembangan islam di Afrika selatan adalah lantaran kemiskinan. Islam memberikan jawaban  atas kemiskinan lewat zakat, sedekah, wakaf dan sejenisnya. Bagi masyarakat Afrika, islam memberikan jalan keluar untuk masalah sosial. Afrika adalah negeri dengan mayoritas kristen lantaran lama dijajah Eropa dan kemudian menjadi koloni Inggris. Namun klausul tentang zakat ternyata menarik perhatian penduduk asli Afrika untuk pindah Agama. Tahun 1976, hanya ada sekitar 10 orang warga berkulit hitam yang beragama Islam di Soweto, Mereka dekat satu sama lain. Beberapa warga yang memeluk agama Islam kemudian mengubah namanya menjadi nama islam. Hanya nama belakang saja yang dibiarkan sebagai identitas pribadi. Mereka mengidentitaskan diri dengan bilal, seorang budak yang dimerdekakan lantas kemudian menjadi muadzin pada zaman Rasulullah SAW.

B.     Saran


Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari adanya banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar ke depannya bisa lebih baik lagi. Disamping itu, saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.


A.     

DAFTAR PUSTAKA













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Ilmu Kalam ( Pemikiran Al- Asy'ari dan Al- Maturidi)

UAS Media & Tekhnologi Pendidikan semeter 3