Makalah Sejarah Peradaban Islam di Afrika Selatan
MAKALAH
SEJARAH ISLMA DUNIA
Makalah ini Disusun untuk Menyelesaikan Tugas Sejarah
Islam Dunia
Mata Kuliah : Sejarah Islam Dunia
Dosen :
A. Adibudin Al-Halim, M.Pd
Disusun Oleh :
TAFRIKHATUL UNSA ( 1623211073)
FAKULTAS TARBIYAH PRODI PAI A
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM AL-GHAZALI CILACAP
TAHUN AJARAN 2017\2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelasaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah
Sejarah peradaban Islam yang berjudul
Sejarah Peradaban Islam Di Afrika Selatan .Tidak
lupa sholawat serta salam saya sanjungkan kepada beliau Nabiyullah Muhammad SAW
. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan
kepada Dosen Sejarah Islam yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
mengerjakan tugas ini, sehingga saya lebih mengerti dan memahami tantang
Sejarah Islam, khususnya Sejarah Masuknya Islam di Afrika Selatan.
Langkah-langkah yang saya susun dalam pembuatan makalah ini, saya mengambil
dari berbagai sumber yang saya temukan, kemudian membandingkannya antara sumber
yang satu dengan sumber lainnya. Saya sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan agar kedepannya bisa lebih baik
lagi. Meski begitu saya berharap makalah saya ini bisa menambah pengetahuan dan
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin...
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB
III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Makalah ini
membahas tentang sejarah islam di Afrika Selatan. Islam yang merupakan agama
pembebas bagi kalangan tertindas. Afrika adalah tempat bermacam-macam bangsa
dan kebudayaan yang banyak sekali. Afrika adalah Negeri dengan pertentangan
yang sangat mencolok.disana juga terdapat masalah perang, kelaparan, kemiskinan
dan masalah penyakit. Realitas Afrika merupakan daerah yang berada dibawah kekuasaan
kekaisaran romawi.
Dalam sejarah peradaban dunia, kekaisaran
Romawi dikenal sebagai kekaisaran yang kejam, lalim dan berdarah penjajah.
Namun dalam kenyataannya, justru islam dapat berkembang di Afrika Selatan,
bahkan populasi islam mencapai 75 juta dari 500 juta jumlah populasi umat
muslim di seluruh dunia. Berkaitan dengan hal diatas, makalah ni membahas
tentang bagaimana sejarah dan perkembangan
islam di Afrika Selatan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana
sejarah masuknya islam di Afrika Selatan?
2. Siapa
saja tokoh yang berperan dalam perkembangan islam di Arika Selatan?
3. Bagaimana
perkembanagn islam di Afrika Selatan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui secara jelas tentang sejarah masuknya islam di Afrka Selatan
2. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan islam di Afrika Selatan
3. Untuk
mengetahui secara jelas bagaimana perkembangan islam di Afrika Selatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH SINGKAT MASUKNYA ISLAM DI AFRIKA SELATAN
Sejarah mencatat bahwa Islam pertama
kali dikenalkan di wilayah Afrika Selatan pada abad ketujuh belas yang dibawa
oleh mujahidin asal Indonesia yang ditangkap dan dibuang oleh penjajah Belanda
ke wilayah selatan Benua Afrika untuk memberangus pergerakan jihad melawan
pendudukan. Antara sekitar tahun 1062 Hijriyah atau 1652 Masehi seorang raja di
tanah Jawa, Sheikh Yusuf Syaqiq beserta 49 mujahidin perjuangan dibawa oleh
Belanda ke Afrika Selatan sebagai tahanan. Dan berkat pengasingan tersebut, lebih dari 2 juta warga Afrika Selatan
kini memeluk agama Islam. Kedatangan umat Islam dari bumi Indonesia pertama
kali terjadi pada tahun 1658, dimana pemerintah penjajah Belanda mendatangkan
warga dari wilayah Ambon untuk di bawa ke Afsel yang digunakan untuk membantu penjajah Kulit Putih menghadapi
penduduk asli setempat. Membawa warga pribumi Indonesia ke Afsel pertama kali
dilakukan oleh penjajah Portugis, lalu kemudian di ikuti oleh Belanda
setelahnya.
Jan van Riebeeck adalah sosok pejabat kolonial
Belanda yang terkenal sebagai pendiri kota Cape Town, kota ketiga terbesar di
Afrika Selatan. Pejabat bengis ini meminta pihak Belanda di Indonesia untuk
mengirimkan warga Ambon ke Afsel yang akan digunakan sebagai pekerja paksa. Tidak
sampai disana, Jan van Riebeeck melarang warga Ambon yang datang untuk
menunjukan ataupun melakukan kegiatan ibadah secara terang-terangan. Mereka yang
melanggar segera dihukum mati oleh pejabat Belanda ini. Tahun 1667 gelombang
kedua warga Indonesia datang kembali ke Afsel. Mereka yang datang adalah para
pejuang dan orang buangan politik, diantaranya adalah penguasa Sumatera dan
Sheikh Abdul Rahman Matab Shah serta Sheikh Mahmoud. Keduanya dimakamkan di
Constantia di Cape Town. Sheikh Abdul Rahman Shah Matab adalah ulama yang
menyebarkan ajaran Islam di kalangan para budak di Cape Town. Pengasingan
politik Berikutnya adalah Syekh Yusuf dari wilayah Makasar yang tiba di Afsel
pada tanggal 2 April 1694 bersama dengan keluarganya dan para pengikutnya.
Mereka kemudian tinggal di sebuah peternakan di Zandflet, dekat muara Sungai
Aerst pinggiran kota Cape Town sejak tanggal 14 Juni 1694. Pihak penjajah
Belanda melakukan semua upaya untuk mengisolasi Syekh Yusuf di Zandflet. Akan
tetapi ini dimanfaatkan Syekh Yusuf untuk mendirikan masyarakat kohesif Muslim
pertama di Afrika Selatan, dimana Zandflet berubah menjadi titik kumpul bagi
budak pelarian dan buangan lain yang datang dari timur. Dan hingga saat ini
wilayah Zandvliet dikenal sebagai Makassar. Dan ditahun 1744 seorang ulama asal
Yaman yang bernama Saeed Alawi atau dikenal sebagai Tuan Said tiba di kota Cape
Town dan dipenjara di Pulau Robben. Setelah bebas Saeed Alawi bekerja sebagai
penyidik polisi, sebuah posisi yang memberinya peluang besar untuk
mengunjungi tempat-tempat budak di malam hari dan mengajari mereka tentang
Islam. Dan Tuan Said dianggap sebagai imam resmi pertama dari umat Islam di Cape
Town.
Sejarah Islam di Cape Town sangat
menarik untuk disimak. Peninggalannya dapat dilihat dari beberapa makam atau
karamat dan masjid yang ada di sana. Cape Town berada di sisi selatan Provinsi
Western Cape, Afrika Selatan. Islam pertama kali masuk di kota ini pada
pertengahan 1600-1700-an melalui para politikus maupun ulama yang dibuang oleh
Belanda dari Indonesia dan Malaysia. Tak heran jika tempat ini juga dikenal
sebagai Cape Malay. Walau umat Islam di Afrika Selatan hanya 1,5 persen dari
seluruh populasi, tapi Islam telah memberikan warna tersendiri bagi negeri ini.
Di Cape Town, komunitas Islam banyak tinggal di daerah Bokaap dan Kampung
Makassar. Di tempat ini terdapat
beberapa makam penting para ulama penyebar agama Islam yang disebut karamat.
Dan, ada sekitar 23 karamat di sekeliling Cape Town. Satu di antaranya yang
sangat terkenal adalah makam Syekh Yusuf, seorang ulama besar, keponakan Raja
Gowa yang di buang Belanda dan mendirikan Kampung Makassar. Ajaran yang disampaikan Syekh Yusuf bahkan
diakui oleh Nelson Mandela, sekaligus menginspirasinya untuk membebaskan Afrika
Selatan dari Politik apartheid.
Politi Apartheid yaitu politik yang
menyebabkan deskriminasi polotik dan ekonomi dengan membedakan antara warga
yang berkulit putih (campuran antara Afrika Selatan dengan India) dengan yang berkulit hitam (bantu).
Penyebabya yaitu ketika Afrika Selatan di bawah kendali inggris, pada tahun
1910, orang-orang Eropa di Afrika Selatan membentuk struktur politik negara
baru, yaitu politik Apartheid. Melalui itu, minoritas kulit putih menempatkan
berbagai batasan pada mayoritas kulit hitam. Akhirnya segregasi tersebut
mempengaruhi warga kulit berwarna hitam dan putih juga. Seiring waktu,
Apartheid terbagi menjadi 2, yaitu Apartheid kecil dan megah. Apartheid kecil
mengacu pada segregasi yang terlihat di Afrika Selatan, sementara Apartheid
grand atau megah digunakan untuk menggambarkan hilangnya hak politik bagi warga
berkulit hitam di Afrika Selatan.
Sebuah karya tulis bertajuk “Islamic History
and Civilisation in South Africa: The Impact of Colonialism, Apartheid, and
Democracy” yang dilansir di laman www.awqafsa.org.za juga menyebutkan soal
peran Syekh Yusuf dari Makassar atau Abidin Tadia Tjoessop yang datang pada
1694 sebagai tahanan politik. Ia bersama
keluarganya tinggal di sebuah lahan pertanian di Zandvliet, sekitar 50
kilometer dari Cape Town. Di sinilah, Syekh Yusuf pertama kali membangun sebuah
komunitas Muslim. Dalam perkembangannya, ada 12 imam dalam komunitas ini.
Kemudian pada 1697, datang Raja Tambora dari Jawa yang tiba di kota ini dalam
kondisi dibelenggu rantai. Raja Tambora adalah orang pertama yang menulis
Alquran di Cape Town. Alquran ini kemudian diberikan sebagai hadiah kepada
Gubernur Cape, Simon van der Stel.
Pada masa awal kedatangannya di Cape
Town, Islam adalah agama yang diawasi secara ketat oleh penguasa. Pemerintah
Hindia Belanda secara tegas melarang aktivitas Islam di tempat umum, meski
ibadah pribadi di perbolehkan. Tak ada komunitas Muslim yang diizinkan untuk
melakukan perkumpulan. Mengingat kondisi itu, ulama seperti Imam Abdullah,
Syekh Yusuf, dan juga lainnya menggunakan rumah mereka sebagai tempat untuk
belajar Islam. Mereka berusaha keras mempertahankan keberadaan Islam di Cape
Town. Beruntung, pembatasan ini kian
lama kian surut. Pada 1770, di rumah seorang budak yang dibebaskan bernama
Mohammodan, secara rutin diselenggarakan pertemuan. Dalam pertemuan itu, mereka
yang hadir membaca, shalat, dan mempelajari ayat-ayat Alquran. Pada 25 Juli
1804, Islam secara resmi tak lagi menjadi agama yang dilarang. Warga setempat
pun bebas memilih agama yang diyakininya. Sementara, para ulama bisa berdakwah
secara leluasa.
B. TOKOH YANG BERPERAN DALAM SEJARAH ISLAM DI AFRIKA SELATAN
1. Syekh
Yusuf Al-Makassari
Syekh
Yusuf Tajul Khalwati atau biasa dikenal dengan sebutan Syekh Yusuf Almaqassari
Al-Bantani lahir di Gowa, Sulawesi Selatan pada 3 Juli 1626. Dia merupakan anak
dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan Muhammad Yusuf,
nama yang diberikan oleh Sultan Alauddin, penguasa Kerajaan Gowa pertama yang
Muslim.
Sebelum
menapaki jejaknya di Afrika, Syekh Yusuf dibuang ke Sri Lanka oleh pemerintah
Belanda. Dia diasingkan dari bumi Nusantara karena perlawanannya yang gigih
terhadap Belanda saat berada di Gowa dan Banten. Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Sri Lanka
pada September 1684. Di Sri Lanka, Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama
Islam, sehingga memiliki ratusan murid, yang umumnya berasal dari India
Selatan. Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk yang
berguru pada Syekh Yusuf. Melalui jemaah haji yang singgah di Sri Lanka, Syekh
Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara.
Kabar
komunikasi Syekh Yusuf dengan para pengikutnya itu sampai ke telinga pemerintah
Belanda. Oleh Belanda, dia akhirnya diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh
yaitu ke Cape Town, Afrika Selatan, pada Juli 1693. Di Afrika Selatan, Syekh
Yusuf tetap berdakwah dan memiliki banyak pengikut. Dia bahkan ikut berjuang
bersama warga Afrika melawan imperialisme bangsa Eropa di Afrika.
Syekh Yusuf wafat pada 23 Mei 1699,
pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan. Di Tanah Air,
makam Syekh Yusuf terdapat di Gowa. Konon menurut cerita, Syekh Yusuf memang
meninggal dunia pada usia 73 tahun di Afrika Selatan. Namun, atas permintaan
Raja Gowa Abdul Jalil, kerangka jenazah ulama kebanggaan masyarakat Sulsel itu
dipindahkan ke Gowa pada 1795. Di tempat ia dimakamkan, kini juga terdapat
pusara kerabatnya dan bangsawan kerajaan Gowa.
Di kalangan masyarakat Muslim Afrika
Selatan, Syekh Yusuf dianggap berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam. Tak hanya
itu, dia juga dianggap sebagai pendiri komunitas Muslim dan budaya Melayu di
Afrika Selatan. Sebagai bukti, terdapat perumahan yang diberi nama Kramat
Makassar, yang berada tak jauh dari makam Syekh Yusuf. Lokasi itu dihuni
sedikitnya 40 kepala keluarga. Uniknya, sebagian besar warga di sana mengaku
memiliki nenek moyang dari Makassar. .
2. Imam
Hasan
Beliau
adalah seorang Anggota parlemen dari 1994 hingga kematiannya pada tahun 2009.
Selama perjuangannya dalam pembebasan, dirinya diminta oleh masyararakat banyak
untuk berkhotbah.Selama dipengasingan (Arab Saudi), Imam salomo mengambil
pendidikan islam, namun selalu tersedia untuk mencerahkan orang tentang situasi
di Afrika Selatan. Imam Salomo kembali ke Afrika Selatan pada tahun 1992, dan
mengambil kursi di Majelis Nasional DPR setelah pemilihan umum demokratis
pertama pada tahun 1994. Ia menjabat parlemen sampai kematiannya pada tahun
2009.
3. Abu
Bakar Effendi
Beliau
merupakan Osmanli kadi yang dikirim pada tahun 1862 oleh otonom sultan Abdul
Mecid atas permintaaan dari Inggris Queen Victoria ke Tanjung Harapan, untuk
mengajar dan membantu muslim dari masyarakat melayu Cape. Selama tinggal di
Melayu Cape, ia menghasilkan karya-karya pertama dalam sastra Afrikaans dengan kayanya dalam
bahasa Arab Afrikaaans.
4. Tuan
Guru Imam Abdullah Kadi Abdus Salaam
Yaitu
tahanan dari Malaysia yang datang pada 6 April 1780 menjadi Muslim pertama yang
mendorong pembangunan masjid pertama di Cape Town. Hal ini karena sejak pertama
kali kedatangan Muslim di kota ini belum ada satu masjid pun yang didirikan.
Setelah dibebaskan dari Pulau Robben, tak jauh dari Cape Town, pada tahun 1793,
Imam Abdullah membuat petisi pertamanya untuk pembangunan masjid. Saat itu, petisi tersebut sempat mendapat
penolakan meski akhirnya memperoleh izin dari Pemerintah Hindia Belanda untuk
mendirikan masjid. Ia pun menulis sebuah buku tentang yurisprudensi Islam pada
1781 dalam bahasa Melayu dan Arab. Judul buku itu adalah Ma’rifa Al-Islam wa
Al-Iman. Buku ini memberi pengaruh sosial dan keagamaan yang besar di kalangan
komunitas Muslim di Cape Town.
Pada
1793, Imam Abdullah membangun sekolah Muslim pertama. Lokasinya di Dorp Street,
Bokaap, yang akhirnya menjadi bagian dari Masjid Auwal, masjid pertama di Cape
Town. Pada 1825, sekolah ini memiliki
491 siswa, sebagian besar dari kalangan budak negro. Di kemudian hari, sekolah
inilah yang melahirkan orang-orang Afrika Arab yang memahami bahasa Arab.
Setelah Imam Abdullah wafat, kepemimpinan sekolah ini dilanjutkan oleh Imam
Achmat van Bengalen.
C. PERKEMBANGAN ISLAM DI AFRIKA SELATAN
Islam adalah negara yang mulia,
keberadaan islam memberikan cahaya kepada semua umat manusia. Islam di Afrika
Selatan mungkin tiba sebelum zaman kolonial dan terdiri dari perhubungan
terpencil dengan pedagang Arab dan Afrika Timur. Banyak orang muslim Afrika
Selatan dikelaskan sebagai orang Coloured, utamanya di Tanjung Barat, termasuk
nenek moyang yang datang sebagai budak dari kepulauan Indonesia (Melayu
Tanjung). Yang lainnya dijelaskan sebagai orang India, termasuk mereka yang
nenek moyangnya datang sebagai pedagang dan pegawai dari Asia Selatan. Mereka
telah bergabung dengan orang lain dari bagian Afrika serta mengkonversi Afrika
Selatan yang berkulit putih atau hitam. Namun, tradisi muslim saat ini berasal
dari kedatangan Syeikh Abdurahman Matebe Shah, seorang Syeikh Melayu dari
Sumatera, pada tahun 1668.
Menurut mereka islam itu menarik, karena
islam dirasakan sebagai jalan keluar dari ancaman gangsterisme dan problem
sosial lainnya, seperti obat terlarang, kekerasan seksual, wabah korupsi, dan
dekadensi moral masyarakat lainnya yang terus merebak di berbagai kawasan
Afrika Selatan. Perhatian islam atas nasib kaum miskin menarik hati mereka. Agama
islam masuk ke Afrika sejak abad ke-17. Salah satu penyebarnya adalah warga
keturunan indonesia, yakni Syekh Yusuf Al-Makassari. Hingga saat ini, umat
islam di Afrika Selatan mencapai 1,25 juta jiwa atau sekitar 3 % dari total
penduduknya yang berjumlah 49 juta jiwa. Masjid dan madrasah sangat mudah untuk
dijumpai, dan juga makin bertambahnya orang yang menjadi islam, terutama di
pusat-pusat permukiman penduduk berkulit hitam dan miskin. Selain itu, media
massa Muslim, baik elektronik maupun cetak sebagai indikasi yang mudah dilihat,
telah berkembang dan menempati posisi penting di mata publik. Di seluruh Afrika
Selatan, pada 2005, di perkirakan terdapat sekitar 455 masjid dan 408
lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari marasah, sekolah lanjutan, bahkan sampai
Universitas. Jumlah organisasi sosial dan kesejahteraan, lembaga budaya dan
perdagangan, serta media massa mencapai 465 lembaga. Sejak awal 2006,
organisasi sosial kemasyarakatan ini
telah meningkat menjadi 1.328 lembaga.
Pesatnya perkembangan islam di Afrika
selatan adalah lantaran kemiskinan. Islam memberikan jawaban atas kemiskinan lewat zakat, sedekah, wakaf
dan sejenisnya. Bagi masyarakat Afrika, islam memberikan jalan keluar untuk
masalah sosial. Afrika adalah negari dengan mayoritas kristen lantaran lama
dijajah Eropa dan kemudian menjadi koloni Inggris. Namun klausul tentang zakat
ternyata menarik perhatian penduduk asli Afrika untuk pindah Agama. Tahun 1976,
hanya ada sekitar 10 orang warga berkulit hitam yang beragama Islam di Soweto.
Mereka dekat dengan satu sama lain. Beberapa warga yang memeluk agama Islam
kemudian mengubah namanya menjadi nama islam. Hanya nama belakang saja yang
dibiarkan sebagai identitas pribadi. Mereka mengidentitaskan diri dengan bilal,
seorang budak yang dimerdekakan lantas kemudian menjadi muadzin pada zaman
Rasulullah SAW.
Sejak itu pertumbuhan islam di Afrika
Selatan sangat pesat. Sebagian besar memang kalangan muda. Mereka tertarik
masuk islam karena kehidupan islam bisa membuat mereka meninggalkan kehidupan
ala preman dan obat-obatan. Islam menjadi agama yang pertumbuhannya tercepat
ditanah hitam itu. Mereka percaya kembali ke Islam dapat memperbaiki dekadensi
moral yang melanda negerinya. Gerakan kembali ke Islam fundamental bukan Cuma
terjadi di negeri tapi menyusup ke belahan bumi Afrika lainnya. tak terkecuali
Afrika Selatan. Kemerosotan ekonomi adalah faktor utama yang mendukung
meruyaknya agama islam fundamental di Afrika. Para pemuda menjadi pelopor
kebangkitan islam di Mesir saat negeri itu dipimpin oleh Anwar Sadat dengan
munculnya gerakan Ikhwanul Muslimun.
Kaum muslimin di Afrika Selatan terpusat
di dua kota besar, yaitu Durban dan Cape Town, selain di Johannesburg, Port
Elizabeth, Pretoria, dan Soweto. Cape Town merupakan pusat keberadaan kaum
muslimin di Afrika Selatan. Di sini
jumlah Kaum muslim berjumlah sekitar 700
ribu orang atau 30 % dari jumlah penduduknya.
Jadi, suasana dibeberapa sudut Cape Town tak ubahnya seperti kota muslim
lain, dimana pun penuh orang berpakaian muslim berlalu lalang , banyak
restorant dan kedai halal, serta kubah dan menara masjid tampak menjulang di
seantero kota. Disini pula, anak keturunan Syekh Yusuf Al-Makasari dan
bangsawan ulama dari nusantara lainnya beserta para pengikutnya bermukim. Oleh
pemerintah kolonial belanda dulu dan diteruskan selama masa apartheid, mereka
disebut sebagai Cape Malay. Jumlahnya sekarang di perkirakan sekitar 170 ribuan
orang. Satu hal yang patut kita hargai adalah perhatian dan minat bangsa Afrika
Selatan pada Indonesia umumnya sangat besar. Begitu besarnya penghormatan
masyarakat Afrika Selatan kepada Syekh Yusuf hingga mereka menganugerahinya “
The Companions Of Oliver Tambo “ yang di serahkan saat menjelang ramadhan 1427
H /2005 M. Selain Syekh Yusuf, hanya ada satu orang yang pernah mendapat
penghargaan serupa, yaitu Ir. Soekarno. Artinya mereka telah menyetarakan Syekh
Yusuf sebagai pahlawan Nasional di Afrika Selatan. Ulama ini dipandang sebagai
salah satu inspirator bagi pembebasan bangsa Afrika Selatan dari belenggu
politik Apartheid.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa, Agama islam masuk ke Afrika sejak
abad ke-17. Salah satu penyebarnya adalah warga keturunan indonesia, yakni
Syekh Yusuf Al-Makassari. Pesatnya perkembangan islam di Afrika selatan adalah
lantaran kemiskinan. Islam memberikan jawaban
atas kemiskinan lewat zakat, sedekah, wakaf dan sejenisnya. Bagi
masyarakat Afrika, islam memberikan jalan keluar untuk masalah sosial. Afrika
adalah negeri dengan mayoritas kristen lantaran lama dijajah Eropa dan kemudian
menjadi koloni Inggris. Namun klausul tentang zakat ternyata menarik perhatian
penduduk asli Afrika untuk pindah Agama. Tahun 1976, hanya ada sekitar 10 orang
warga berkulit hitam yang beragama Islam di Soweto, Mereka dekat satu sama
lain. Beberapa warga yang memeluk agama Islam kemudian mengubah namanya menjadi
nama islam. Hanya nama belakang saja yang dibiarkan sebagai identitas pribadi.
Mereka mengidentitaskan diri dengan bilal, seorang budak yang dimerdekakan
lantas kemudian menjadi muadzin pada zaman Rasulullah SAW.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini saya
menyadari adanya banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar ke depannya bisa lebih baik lagi.
Disamping itu, saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
A.
Komentar
Posting Komentar